Sabtu, 27 Juli 2013

Rangkaian TV

Rangkaian TV adalah rangkaian elektronika yang berfungsi sebagai sistem pengendali dalam perangkat televisi. Cara kerja rangkaian tv berawal dari antena yang menerima input frekuensi berupa VHF dan UHF. Frekuensi yang masuk nantinya diatur oleh tuner dan pencari gelombang, kemudian sinyal akan diproses dan dipisahkan antara gambar dan suara. Nantinya, gambar akan diolah oleh tabung katoda dan diteruskan ke layar, sinyal suara diproses untuk dipecah menjadi stereo dan kemudian dikirim ke penguat akhir dan speaker.

Prinsip kerja pesawat televisi yang terdapat pada rangkaian ialah mengubah sinyal listrik menjadi objek gambar sesuai dengan objek yang telah di transmisikan. Pada pesawat televisi hitam putih, gambar yang diproduksi akan berbentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Sedangkan pada pesawat televisi berwarna, semua warna yang sudah dipisah ke dalam warna dasar merah, hijau dan biru akan dicampur kembali pada rangkaian matriks agar dapat menghasilkan sinyal luminasi.

Rangkaian TV

Selain dapat menghasilkan gambar, pada rangkaian tv juga akan membawa sinyal suara yang ditransmisikan bersama sinyal gambar. Siaran televisi yang kita tonton sebenarnya hampir sama dengan sistem suara radio, yang beda hanya mencakup gambar dan suara. Sinyal suara yang dipancarkan oleh modulasi frekuensi pada suatu gelombang terpisah kedalam satu saluran yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar hampir mirip dengan sistem pemancar radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua pengujian ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.

Jenis-jenis rangkaian tv yang paling sering kita kenal adalah NTSC (National Television System Committee), PAL (Phases Alternating Line), SECAM (Sequential Couleur a Memorie) dan PALB. Di negara Amerika Serikat yang sering digunakan adalah jenis NTSC, sedangkan untuk PAL di gunakan oleh Negara Inggris, Untuk jenis SECAM di gunakan oleh negara Perancis. Di negara Indonesia sendiri, jenis yang digunakan adalah PALB. Yang membedakan dari keempat jenis tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa arus.

Untuk pengelompokan frekuensi yang sudah ditetapkan sebagai stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut dengan saluran (chenel). Masing-masing dari rangkaian tv mempunyai sebuah saluran 6 mHz dalam salah satu bidang frekuensi yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial. Berikut ini jenis-jenis saluran yang sudah ada :

  • VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.

  • VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.

  • UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.


Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian tv, semoga rangkaian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca setia www.rangkaianelektronika.org. Baca juga artikel rangkaian elektronika lainnya, seperti Rangkaian Sensor dan Rangkaian Relay.

Kamis, 25 Juli 2013

Rangkaian Sensor

Rangkaian Sensor adalah rangkaian tranduser yang dapat digunakan untuk mengubah besaran mekanis, panas dan kimia menjadi sebuah arus listrik atau tegangan. Sensor sendiri pada umumnya digunakan untuk mendeteksi sesuatu dan juga melakukan pengukuran. Pada saat ini, sensor telah banyak digunakan dan dibuat dengan ukuran sangat kecil dengan orde nanometer. Dengan ukuran yang sangat kecil dapat mempermudah pemakaian dan juga menghemat energi.

Gambar Skema Rangkaian Sensor


Rangkaian Sensor

Dalam dunia elektronika, jenis-jenis rangkaian sensor yang paling sering digunakan adalah sensor cahaya, sensor suhu dan sensor tekanan. Sensor cahaya adalah sensor yang digunakan untuk mengubah besaran cahaya menjadi listrik. Prinsip kerja dari rangkaian sensor cahaya sebenarnya adalah mengubah energi dari foton menjadi elektron. Sensor cahaya terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

  • Fotovoltaic atau sel solar adalah sensor sinar yang dapat mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik. Pada jaman modern, sel solar adalah sambungan PN dengan lapisan P yang transparan. Jika nantinya ada cahaya pada lapisan transparan P maka akan menyebabkan gerakan elektron antara bagian P dan N. Jadi dapat menghasilkan tegangan DC kecil sekitar 0,5 Volt per sel.

  • Fotokonduktif merupakan energi yang dapat menyebabkan perubahan tahanan sel. Apabila permukaan alat ini gelap, maka tahanan akan menjadi tinggi. Ketika menyala dengan terang maka tahanan turun pada tingkat harga yang rendah.


Sensor suhu adalah alat yang biasanya digunakan untuk mengubah besaran panas menjadi besaran listrik. Dengan rangkaian sensor suhu, kita juga dapat menganalisa besaran dengan mudah. Untuk membuat sensor suhu, ada beberapa metode yang kita gunakan. Salah satunya dengan cara menggunakan material yang berupa hambatan terhadap arus listrik. Ada 4 jenis sensor suhu yang biasa digunakan, yaitu :

  • Thermocouple terdiri dari sepasang pengantar yang berbeda disambung las dilebur bersama satu susu membentuk hot atau sambungan pengukuran yang pada setiap ujungnya disambung referensi.

  • Detektor Suhu Tahanan mendasari pengukuran suhu dengan detektor suhu tahanan. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dan dapat diulang lagi sehingga memungkinkan pengukuran suhu yang konsisten melelui pendeteksi tahanan. Bahan yang sering digunakan pada jenis ini adalah RTD.

  • Thermistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif. Ini bisa terjadi karena suhu meningkat, tahanan menurun dan sebaliknya. Thermistor sangat peka (perubahan tahanan sebesar 5 % per ³C) oleh karena itu mampu mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu.

  • Sensor Suhu Rangkaian Terpadu yang menggunakan chip silikon untuk elemen yang merasakan. Rangkaian sensor suhu ini juga memiliki konfigurasi output tegangan dan arus. Meskipun suhu yang dihasilkan terbatas, tetapi dapat menghasilkan output yang sangat linier.


Sensor tekanan adalah rangkaian sensor yang digunakan untuk mengubah tekanan menjadi induktansi. Prinsip kerja dari rangkaian sensor tekonan ialah mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik yang didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar berubah dengan panjang dan luas penampang. Daya yang diberikan pada kawat akan menyebabkan kawat tersebut bengkok.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian sensor, semoga rangkaian kali ini berguna dan dapat bermanfaat bagi pembaca setia www.rangkaianelektronika.org. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Relay dan Rangkaian Op Amp.

Rabu, 24 Juli 2013

Rangkaian Relay

Rangkaian Relay adalah rangkaian elektronika yang dapat kita gunakan untuk mengendalikan sesuatu dari jarak jauh. Relay sendiri merupakan saklar magnetis yang paling sering digunakan pada setiap rangkaian elektronika. Dalam dunia elektronika, relay sangat berperan penting dalam suatu rangkaian karena dapat mengontrol rangkaian beban arus tinggi dengan arus yang rendah.

Dengan menggunakan rangkaian relay, kita juga tidak perlu capek untuk mengontrol ataupun mengoperasikan suatu perangkat karena dapat kita lakukan dari jarak jauh sehingga nantinya dapat mempermudah dan memperlancar pekerjaan. Biasanya, rangkaian relay terdapat pada televisi, transmitter, sound system, rangkaian bel, lampu taman otomatis, pengendali peralatan listrik dan perangkat elektronika lainnya.

Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas sebuah rangkaian relay dengan menggunakan beberapa komponen elektronika. Sebelum membuat rangkaian menggunakan relay, kita harus mengumpulkan beberapa komponen yang nantinya akan dipergunakan, diantaranya :

  • Relay 5 Volt

  • Baterai 9 Volt

  • Saklar Toggle

  • Lampu


Berikut ini gambar skema rangkaian relay


Rangkaian Relay

Cara kerja rangkaian relay diatas nantinya terdiri dari satu kontak Normally Open (NO) dan satu kontak Normally Close (NC) juga tidak ketinggalan kontak diam yang dihubungkan dengan pluger. Yang dimaksud dengan NO disini adalah dalam keadaan tidak aktif terbuka, sedangkan yang dimaksud dengan NC adalah dalam keadaan tidak aktif tertutup.

Pada gambar di atas juga dapat kita lihat, rangkaian beban nantinya akan dihubungkan dengan kontak diam dan kontak NO. Selanjutnya, Saklar Toggle SW5 pada kondisi awal dalam keadaan terbuka. Ini dimaksudkan agar arus dari baterai 9 volt tidak mengalir dan relay tidak aktif sehingga rangkaian beban juga ikut tidak aktif. Ketika saklar SW5 kita tutup maka relay secara otomatis akan aktif, posisi kontak NO akan tertutup dan rangkaian beban akan aktif, lampu yang kita hubungkan juga akan menyala dan seterusnya.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian relay, semoga apa yang kami bahas kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Baca juga artikel elektronika lainnya, seperti Rangkaian Op Amp dan Rangkaian Timer.

Rangkaian Op Amp

Rangkaian Op Amp (Operational Amplifier) adalah komponen elektronika analog yang paling banyak digunakan pada setiap rangkaian elektronika. Contoh dari pemakaian op amp adalah rangkaian inverter, rangkaian non-inverter, rangkaian integrator dan rangkaian differensiator. Jenis rangkaian op amp terbagi menjadi 2 rangkaian feedback, yaitu rangkaian feedback negatif dan rangkaian feedback positif. Feedback negatif memiliki peran penting dimana umpan balik negatif menghasilkan penguatan yang dapat diukur.

Op amp sendiri merupakan penguat diferensial yang memiliki dua masukan. Input op amp sering dinamakan sebagai input inverting dan non-inverting. Op amp ideal memiliki open loop gain yang tak terhingga besarannya. Seperti halnya op amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktifi elektronika, memiliki karakter tipikal open loop gain sebesar 104 -105. Dengan gain sebesar itu membuat op amp menjadi tidak stabil dan penguatan menjadi tidak terukur. Disinilah pentingnya rangkaian negative feedback, sehingga op amp yang sudah dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur.

Gambar Skema Rangkaian Op Amp


Rangkaian Op Amp


Dalam melakukan analisa rangkaian op amp berdasarkan karakteristik op amp ideal kita harus mengetahui aturan yang penting, yaitu

  • Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol.

  • Arus pada input op amp adalah nol.


Op amp juga bisa digunakan untuk membuat rangkaian dengan respon frekuensi, contohnya adalah rangkaian penapis (filter) yang terdapat pada rangkaian integrator. Rangkaian dasar sebuah integrator adalah rangkaian op amp inverting, hanya saja rangkaian feedbacknya bukan merupakan resistor melainkan menggunakan kapasitor. Dari sinilah kita mengetahui tegangan keluaran rangkaian ini merupakan fungsi integral dari tegangan input. Sesuai dengan nama penemunya, rangkaian ini dinamakan rangkaian Miller Integral. Aplikasi yang paling populer menggunakan rangkaian integrator adalah rangkaian pembangkit sinyal segitiga dari inputnya yang berupa sinyal kotak.

Uraian diatas merupakan penguat op amp ideal. Beberapa hal yang mesti kita perhatikan pada rangkaian op amp adalah Tegangan Ofset (Ofset Voltage), Arus Offset (Offset Current), Arus Bias (Bias Current) dan lain sebagainya. Pada umumnya tidak ideal op amp dan bagaimana cara mengatasinya sudah diterangkan pada datasheet op amp dan hal ini spesifik untuk masing-masing pabrikan.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian op amp, semoga rangkaian kali ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca setia. Baca juga artikel rangkaian menarik lainnya, seperti Rangkaian Timer dan Rangkaian Remote Control.

Selasa, 23 Juli 2013

Rangkaian Remote Control

Rangkaian Remote Control adalah rangkaian yang terdiri dari dua bagian, yaitu pemancar dan penerima. Remote control skematik adalah diagram yang paling sederhana. IC pemancar yang terdapat pada rangkaian pemancar nantinya dikendalikan oleh NE555. Sedangkan untuk rangkaian penerima dapat kita kendalikan dengan frekuensi sinyal yang dipancarkan oleh rangkaian pemancar. Frekuensi sinyal yang dikirimkan harus sama dengan decorder dari rangkaian penerima.

Kali ini saya akan membahas rangkaian remote control lampu. Berikut ini gambar skema rangkaian dan daftar komponen yang diperlukan :

Rangkaian Remote Control

Daftar Komponen Rangkaian Remote Control


R1 = 220K
R2 = 470K
R3 = 33K
R4 = 180K
R5 = 47K
R6 = 22K
R7 = 180K
R8 = 470 ohm
R9 = 47K
R10 = 560 ohm
R11 = 6,8K
C1 = 4,7KpF
C2 = 10KpF
C3 = 33KpF
C4 = 10mF
C5 = 1mF
C6 = 100mF
PT = Photo Transistor PT-500
T1 - T4 = CS9014
T5 = CS9013
D1 = 1N4148
D2 = 1N4002
IC = SN7473
RELAY = 6 Volt DC
Lampu Pijar AC 220 Volt

Cara membuat rangkaian remote control di atas, yaitu siapkan semua kompoen yang sudah ditentukan dan sebuah papan PCB baru dapat anda beli di toko elektronika. Setelah semuanya sudah lengkap, pasanglah komponen resistor terlebih dahulu kemudian kapasitor. Ingat pemasangan komponen Elco jangan sampai terbalik polarisasinya. Setelah semua komponen telah disolder dengan baik, pasang komponen Dioda, Transistor, Photo Transistor dan IC. Jangan sampai semua kaki pin transistor dan IC dipasang terbalik, apabila terjadi maka akan berakibat fatal.

Solderlah semua komponen tadi dan satukan. Setiap kaki komponen dengan menggunakan kabel kecil dan terakhir pasanglah relay 6 Volt DC. Pada kaki pin 1 dan pin 2 SW output dari relay kita sambungkan ke lampu TL AC 220 Volt dan ingat jangan sampau salah dalam pemasangan. Ikuti petunjuk yang sudah ada pada gambar rangkaian diatas.

Setelah semua komponen telah di pasang dengan benar, alirilah tegangan supply DC 12 Volt untuk rangkaian yang baru kita buat untuk menguji apakah rangkaian bekerja dengan baik gunakanlah remote control apa saja, seperti remote tv, dvd dan remote lainnya. Jika rangkaian terpasang dengan benar, maka akan terdengar suara saklar relay yang aktif. Setelah semuanya aktif, sambungkan stop kontak kabel lampu TL AC 220 Volt pada jala-jala PLN dan tekan salah satu remote control kemudian lihat hasilnya. Jika benar, lampu TL akan menyala sesuai dengan intruksi dari remote control, bila ingin memadamkan lampu tekanlah sekali lagi tombol yang ada pada remote control maka otomatis lampu akan padam.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai rangkaian remote control, semoga rangkaian kali ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat bagi pengunjung setia www.rangkaianelektronika.org. Baca juga artikel elektronika lainnya, seperti Rangkaian Penyearah dan Rangkaian Lampu Berjalan.

Rangkaian Penyearah

Rangkaian Penyearah adalah rangkaian yang berfungsi sebagai penyearah gelombang arus listrik. Arus listrik yang berasal dari jala-jala PLN awalnya berupa arus bolak-balik (AC), nah jika kita menggunakan rangkaian penyearah ini, maka arus yang dulunya AC akan dirubah menjadi arus searah (DC). Contohnya adalah sinyal yang pada umumnya berbentuk sinusoidal dan mempunyai dua arah gelombang, yaitu positif dan negatif. Dengan menggunakan rangkaian penyearah, kita dapat menjadikan sinyal yang awalnya dua arah menjadi satu arah.

Di dalam rangkaian penyearah terdapat dua metode penyearah, yaitu penyearah setengah gelombang (Half-Wave Rectifier) dan penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier).


  • Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang




Rangkaian Penyearah

Pada rangkaian diatas, rangkaian penyearah hanya menggunakan satu buah dioda. Dioda akan berfungsi sebagai kawat pada saat diberi bias maju maka akan berfungsi sebagai saklar terbuka. Maksud dari bias maju adalah pada terminal anodanya diberi catu daya positif kemudian terminal katodanya diberi catu negative. Intinya arus listrik bisa mengalir apabila searah dengan arah panah, apabila kita pasang berlawanan maka arus tidak bisa mengalir.

Gelombang masukan yang terdapat pada rangkaian setengah gelombang adalah gelombang yang berada dibagian bawah, sedangkan gelombang keluaran adalah yang pada bagian atas. Pada saat siklus positif tegangan yana jatuh pada terminal output idealnya adalah sama dengan tegangan supply, atau tegangan supply – 0,7 V (Dioda silicon) serta tegangan supply – 0,3 V (Dioda germanium). Hal ini terjadi karena dioda diberi bias maju sehingga arus listrik akan melewati dioda bagaikan seutas kawat. Sedangkan pada saat siklus negative, tegangan output hampir sama dengan 0 volt dikarenakan dioda diberi bias mundur (bias reverse) sehingga dioda bekerja bagaikan kawat yang terputus atau saklar yang terbuka.


  • Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh




Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh

Rangkaian ini sangat berbeda dengan rangkaian penyearah setengah gelombang. Bedanya adalah siklus yang terdapat dalam rangkaian akan dimanfatkan sebagai gelombang keluaran. Pada rangkaian setengah gelombang ini juga, siklus negative dari tegangan AC input tidak dimanfaatkan sama sekali. Sedangkan pada rangkaian penyearah gelombang penuh, siklus negative dari sinyal input akan tetap lewat dengan mengguankan dioda yang lain. Prinsip kerja rangkaian gelombang penuh hampir sama dengan rangkaian setengah gelombang, bedanya adalah penambahan 3 buah dioda untuk bisa melewatkan arus listrik dari kedua siklus.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian penyearah, semoga pembahasan rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca setia www.rangkaianelektronika.org. Baca juga artikel rangkaian lainnya, seperti Rangkaian Lampu Berjalan, Rangkaian Bel dan Rangkaian PCB.

Senin, 22 Juli 2013

Rangkaian Lampu Berjalan

Rangkaian Lampu Berjalan adalah rangkaian elektronika yang berfungsi sebagai lampu hias. Rangkaian ini juga banyak digunakan sebagai hiasan rumah pribadi ataupun tempat-tempat istimewa seperti restaurant, taman dan juga cafe. Saat ini, lampu berjalan juga sudah di jadikan sebagai hiasan kota pada malam hari, sehingga menjadikan kota tersebut terlihat menarik dan indah.

Prinsip kerja rangkaian lampu berjalan pada dasarnya hampir sama dengan rangkaian lampu hias, yakni sama-sama memanfaatkan kondisi keluaran yang bergantian sehingga dalam kondisi tersebut bisa kita buat kombinasi yang bervariasi antara lampu yang satu dengan lampu lainnya. Apalagi kombinasi yang sudah kita buat cocok dengan penataan warna yang sesuai maka akan terciptalah keindahan yang sedap untuk dipandang mata.

Lampu berjalan merupakan rangkaian elektronika sederhana yang dapat mengontrol nyala lampu. Rangkaian lampu juga dapat digunakan untuk menyalakan lampu LED maupun lampu DC. Lampu berjalan dapat dijalankan dengan sumber tegangan DC 12 Volt hingga tegangan 24 Volt sesuai dengan beban yang kita gunakan. Untuk membuat rangkaian ini sebenarnya cukup dibilang mudah, karena kita tidak perlu menguras pikiran untuk melakukan analisis kerja agar dapat memperoleh hasil yang maksimal.

Yang kita butuhkan hanyalah rangkaian yang dapat menghasilkan sinyal clock dan rangkaian shift register atau rangkaian penghasil keluaran. Contoh untuk rangkaian yang dapat menghasilkan sinyal clock adalah rangkaian osillator atau rangkaian astable IC. Kemudian untuk mendapatkan rangkaian keluaran yang mempunyai logika bergilir bisa menggunakan IC 4017 atau biasa dikenal sebagai Jhonson Counter yang digunakan pada lampu berjalan.

Gambar Skema Rangkaian Lampu Berjalan


Rangkaian Lampu Berjalan

Daftar komponen yang kita perlukan untuk dapat membuat rangkaian lampu berjalan :

Resistor : R1 (1 Kohm), R2 – R11 (220 ohm) dan VR1 (4K7)
Kapasitor : 10 uF
Led : 10 buah
Integrated circuit : IC1 (NE555) dan IC2 (4017)
Supply 9 volt

Pada gambar skema rangkaian lampu berjalan diatas menggunakan 10 buah lampu LED sebagai indikator keluaran. Untuk kecepatan kedipan lampu sendiri ditentukan oleh nilai R1, C1 dan VR1. Semakin besar nilai dari ketoga komponen tersebut, maka jangka waktu akan semakin lama. Keluaran dari IC 4017 memmpunyai supply arus yang sangat terbatas sehingga kita harus menambahkan rangkaian driver sebagai switching pada arus beban yang lebih besar.

Rangkaian driver bisa menggunakan transistor, SCR ataupun relay. Dengan rangkaian diatas, anda juga dapat menggerakan lampu tegangan tinggi seperti lampu jala-jala PLN yang memiliki tegangan 220 Volt dengan menggunakan SCR sebagai driver. Hanya saja kita harus menyearahkan terlebih dahulu supply PLN 220 volt dengan rangkaian penyearah apabila kita ingin menggunakan SCR. Anda juga bisa menggunakan empat buah dioda 4007 untuk merangkai penyearah tersebut.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian lampu berjalan, semoga rangkaian kali ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca www.rangkaianelektronika.org. Baca juga artikel elektronika lainnya, seperti Rangkaian Bel, Rangkaian PCB dan Rangkaian Jembatan Wheatstone.

Minggu, 21 Juli 2013

Rangkaian Bel

Rangkaian Bel adalah rangkaian yang berguna sebagai isyarat pada saat ditekan. Rangkaian bel memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah bel yang sering dipasang pada bagian pintu rumah, disekolah, kantor dan pabrik-pabrik besar. Bel yang sering di pasang pada bagian pintu bertujuan untuk mengetahui adanya tamu, sedangkan bel yang terdapat di sekolah bertujuan untuk penanda dimulainya jam pelajaran atau bisa sebagai penanda kegiatan berakhir.

Perkembangan bel saat ini telah banyak mengalami peningkatan, tapi yang paling sering digunakan ada dua, yaitu bel listrik dan bel digital. Yang dimaksud bel listrik adalah bel yang menggunakan elektromagnetik. Cara menghubungkan rangkaian bel dengan metode elektromagnetik adalah dengan menjadikan besi yang terdapat dalam bel menjadi magnet sementara yang nantinya berguna sebagai pemukul berulang kali secara cepat sehingga dapat menghasilkan bunyi yang keras. Bel listrik juga merupakan bel yang paling sederhana di antara bel lainnya.

Sedangkan bel digital adalah bel yang sedikit mengalami perkembangan dari bel listrik yang dibuat dengan chip berbentuk microchip yang dapat dimasukan sejumlah data. Namun dalam bel digital, kita harus membutuhkan komponen tambahan, seperti speaker dan amplifier yang digunakna untuk pengeras suara. Kelebihan dari penggunaan bel digital adalah dapat mengeluarkan suara sesuai pengaturan yang kita buat, seperti suara binatang, suara manusia hingga suara bel yang biasa digunakan.

Gambar Skema Rangkaian Bel


Rangkaian Bel

Daftar komponen yang diperlukan :

R1 = 27 k
R2 = 68 k
C1 = 100 mikro F/12 Volt
C2 = 0,02 mikro F
C3 = 50 mikro F/12 Volt
TR1 = BD136, 2SB243, 2SB493, 2SB474
TR2 = BD135
Speaker = 2 inchi

Rangkaian bel yang kini banyak di kembangkan oleh masyarakat luas adalah bel digital yang banyak di gunakan di sekolah, kantor, pabrik, terminal, stasiun, tempat wisata dan bandara. Itu karena perkembangan teknologi digital yang lebih luas, sehingga memungkinkan orang untuk membuat bel listrik konvensional atau bel otomatis.

Rangkaian bel yang satu ini hanya menggunakan software yang ada di dalam chip untuk menjalankan bel digital. Sehingga dapat di setel sesuai keinginan waktu jam menit dan detik untuk membunyikan bel secara otomatis. Bahkan kita juga bisa merekam sesuai narasi dan dapat di jadikan suara untuk bunyi bel.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian bel, semoga rangkaian kali ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca seti www.rangkaianelektronika.org. Baca juga artikel rangkaian lainnya, seperti Rangkaian PCB, Rangkaian Jembatan Wheatstone dan Rangkaian Low Pass Filter.

Rangkaian Audio Mixer

Rangkaian Audio Mixer adalah rangkaian yang digunakan untuk mengukur sinyal elektrik dari microphone studio, sinyal processor dan tape recorder. Audio mixer sendir berfungsi sebagai alat pencampur dari beberapa audio yang kemudian dikeluarkan menjadi satu audio. Dari beberapa jenis rangkaian audio mixer yang sering dijual di pasaran, beberapa hanya menggunakan op amp. Op amp befungsi untuk menggerakan knob atau tombol dan kemudian mengarahkan kembali sinyal ke tape recorder, monitor power amplifier dan sinyal processor.

Rangkaian audio mixer terdiri dari beberapa bagian penting, yaitu tone control, pre amp dan adder. Selain berfungsi sebagai pencampur beberapa unit audio, audio mixer juga dapat kita gunakna sebagai pemroses data. Audio micer juga dibedakan menjadi dua bagian, yaitu audio mixer analog dan audio mixer digital. Dari kedua audio mixer tadi memiliki fungsi yang hampir sama, yaitu untuk mencampur getaran suara yang dikirim oleh input atau oleh microphone. Input dari audio mixer ada dua jenis, salah satunya input balance (600 ohm) dan input unbalance (1,2 k ohm sampai 47 k ohm).

Gambar Skema Rangkaian Audio Mixer


Rangkaian Audio Mixer


Apabila kita ingin mengartikan rangkaian audio mixer secara luas dapat digunakan untuk berbagai keperluan, sebagai studio rekaman, sistem panggilana publik, sistem penguatan bunyi, dunia penyiaran seperti radio maupun televisi dan juga prosuksi pembuatan film.

Contoh yang paling sederhana adalah suatu pertunjukan musik. Sangat tidak efisien apabila kita hanya menggunakan masing-masing amplifier untuk menguatkan setiap bagian, baik suara vocal penyanyi dan alat-alat musik yang dimainkan oleh band penggiring.
Dari peranan tersebut, mengapa audio mixer menjadi sangat penting karena sebagai titik pengumpul dari masing-masing microphone yang terpasang, mengatur besarnya level suara sehingga keseimbangan level bunyi dari vokal maupun musim akan di capai sebelum kita menggunakan amplifier.

Rangkaian Mixer merupakan salah satu perangkat yang paling populer setelah microphone. Mungkin kebanyakan dari kita menyebutnya dengan mixer karena fungsinya yang memang mencampur segala suara yang masuk, kemudian menyeimbangkannya, menjadikannya dua stereo, kemudian mengirimkannya ke cross-over baru ke power amplifier dan akhitnya ke speaker. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian audio mixer, semoga rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca setia. Baca juga artikel rangkaian elektronika lainnya, seperti Rangkaian LDR, Rangkaian Sound System dan Rangkaian Thevenin.

Rangkaian LDR

Rangkaian LDR (Light Dependent Resistor) adalah rangkaian yang sebagian besar komponennya menggunakan resistor yang besar resistansi nilai tahanannya bergantung padaintensitas cahaya yang menutupi permukaan. Biasanya rangkaian ldr kita kenal dengan nama foto resistor, foto konduktor, sel foto konduktif atau komponen lain yang sering digunakan dalam literatur suatu rangkaian.

Apabila intensitas cahaya yang dihasilkan semakin kuat maka nilai tahanannya akan semakin kecil dan makin lemah intensitas cahaya yang dihasilkan. Komponen yang terdapat dalam rangkaian ldr terbuat dari Cadmium Sulphide (CdS). Pada umumnya LDR digunakan sebagai rangkaian sensor cahaya. Fungsi LDR akan tidak bekerja apabila tidak mendapat cahaya yang cukup terang karena komponen yang lain tidak akan menyala.

Pada saat ini telah banyak orang yang menggunakan LDR foto resistor. Komponen yang satu ini tercipta pada abad ke-19 ketika konduktivitas akan selenium ditemukan oleh Smith pada tahun 1873. Sejak saat itu lah di mulai pembuatan beberapa perangkat mulai berkembang. Zat lain yang terdapat pada komponen ini adalah PbS, PbSe dan PbTe yang di pelajari di tahun 1930 dan 1940. Kemudia pada tahun 1952, Rollin dan Simmons mengembangkan LDR menggunakan silikon dan germanuim.

Gambar Skema Rangkaian LDR


Rangkaian LDR

Simbol dari rangkaian ldr adalah penggabungan resistor dan menunjukan bahwa resistor tersebut sensitif terhadap cahaya. Simbol dasar LDR memiliki persegi panjang yang di gunakan untuk menunjukan fungsi resistansinya dan kemudian memiliki dua anak panah masuk yang di gunakan untuk menunjukan sesitivitasnya terhadap cahaya. Sebagian dari LDR menggunakan lingkaran pada resistornya dan sebagian lagi tidak.

Mekanisme rangkaian LDR menggunakan komponen konduktor di antara dua pin. Dan pada saat permukaan terkena cahaya maka akan terjadi perubahan resistansi dari komponen tersebut. Mekanisme dalam ldr yaitu suatu pristiwa perubahan nilai konduktansi bahan semikonduktor pada saat energi foton di serap oleh cahaya. Bahan semikonduktor hanya di gunakan sebagai elemen resistif dan tidak ada koneksi PN-nya.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian LDR, semoga rangkaian tersebut nantinya berguna dan bermanfaat bagi pembaca setia www.rangkaianelektronika.org. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Sound System, Rangkaian Thevenin dan Rangkaian Tone Control.

Sabtu, 20 Juli 2013

Rangkaian Sound System

Rangkaian Sound System adalah seperangkat rangkaian produksi yang terdiri dari microphone, radio, mixer, amplifier dan speaker monitor. Berdasarkan jenis komponennya, sound system terbagi atas beberapa komponen yang kemudian di rangkai menjadi satu dan digunakan untuk dapat melakukan kegiatan yang berkaitan dengan suara atau bunyi (auditif).

Alat sound system yang bagus dan memiliki kualitas yang baik harus mampu memproduksi audio sebesar 20 Hz sampai dengan 20.000 Hz. Dengan begitu, semua alat lighting seperti microphone, radio, mixer, amplfieri serta speaker monitor dan komponen sound system lainnya harus mampu merespon seluruh bidang frekuensi audio seperti halnya alat yang sudah saya jelaskan tadi. Selain itu, perangkat sound system juga digunakan untuk tujuan-tujuan komersial, seperti stasiun radio, stasiun tv, public address dan masih banyak lagi.

Penggunaan rangkaian sound system terbagi menjadi 2 macam dan masing – masing dapat di gunakan di dalam (indorr) dan di luar (outdorr). Keduaanya sudah jelas sangat berbeda fungsi dan jenisnya. Untuk penggunaan indorr, misalnya power amplifier cukup 50 watt, sedangkan untuk penggunaan outdorr di perlukan power amplifier sekitar 1 – 5 kw yang biasa di berikan oleh Sewa Lighting dan Sewa Musik.

Gambar Skema Rangkaian Sound System


Rangkaian Sound System

Untuk sound system yang menggunakan indorr 5 buah microphone sudah memadi, tetapi untuk penggunaan outdorr nya sekitar 10 – 20 buah microphone. Mengapa untuk penggunaan di luar begitu banyak ? Sebagai contoh , untuk drum saja yang harus membutuhkan minimal 5 buah microphone, itu belum termasuk untuk instrumen lainnya.

Dalam rangkaian sound system sederhana, power amplifier kadang terdapat dalam satu kemasan dengan mixer yang di sebut power mixer atau juga bisa di bilang power amplifier yang tercakup dalam dalam kotak speaker yang lebih kita kenal dengan speaker aktif. Namun betapa rumitnya sebuah sound system tetap akan berada pada prinsip yang stabil.

Pencampuran suara (mixer) untuk indoor 8 trak sudah bisa memadai tetapi untuk outdoor yang menggunakan minimal 24 trak. Tuntutan di atas tentu saja harus tidak mutlak namun bila kita bicara soal kualitas maka tuntutan di atas harus dipandang sebagai tuntutan profesionalitas yang luas. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian sound system, semoga rangkaian kali ini berguna dan dapat bermanfaat. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Thevenin, Rangkaian Tone Control dan Rangkaian Sirine.

Rangkaian Thevenin

Rangkaian Thevenin merupakan rangkaian teorama yang di gunakan untuk menganalisa sirkuit listrik. Teorama di dalam rangkaian thevenin berguna untuk menunjukan adanya keseluruhan listrik tertentu, kecuali beban yang dapat di ganti dengan sirkuit ekuivalen yang hanya mengandung sumber tegangan listrik independent dengan sebuah resistor yang di hubungkan secara seri, sehingga hubungan antara arus listrik dan tegangan tidak dapat berubah.

Sirkuit skema rangkaian thevenin yang terdapat pada aplikasi teorama di sebut dengan skema ekuivalen thevenin. Dalam skema teorama thevenin di namakan sesuai dengan penemunya, yaitu seorang insinyur yang berkebangsaan Prancis, M. L. Thevenin. Di dalam skema thevenin juga terdapat rangkaian pengganti thevenin, di mana arus yang mengalir serta tegangan yang jatuh pada beban dalam suatu rangkaian elektronika bisa di peroleh.

Rangkaian pengganti yang ada di dalam teorama thevenin berupa tahanan pengganti thevenin (Rth) yang terhubung secara seri dengan tegangan pengganti thevenin (Eth) serta juga di peroleh dari pelepasan beban rangkaian dan melakukan pengukuran pada terminal yang terbuka. Seperti apapun bentuk dari rangkaian elektronika dengan seri atau paralel bisa di gantikan dengan satu buah tahanan.

Gambar Skema Rangkaian Thevenin


Rangkaian Thevenin


Fungsi utama dari rangkaian thevenin adalah menyederhanakan sebagian besar dari sirkuit ekuivalen yang sederhana. Teorama Norton adalah suatu rangkaian listrik yang dapat di sederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber arus yang di hubungkan secara paralel dengan sebuah tahanan ekuivalen pada dua terminal.

Dalam rangkaian thevenin juga terdapat transfer daya maksimum. Transfer daya maksimum terjadi apabila nilai resistansi pada beban sama dengan nilai resistansi sumber, baik di pasang seri dengan sumber tegangan ataupun di pasang paralel dengan sumber arus. Di sini kamu menyarankan supaya anda menggunakan protoboard pada percobaan rangkaian thevenin sehingga anda memahami cara kerja dari rangkaian tersebut.

Untuk dapat memperoleh resistansi pengganti adalah dengan memasukan impedansi dari ujung ujung rangkaian di mana semua sumber tegangan atau sumber arus adi matikan atau di non aktifkan, sumber tegangan itu di gantikan dengan rangkaian short circuit dan rangkaian open circuit.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian thevenin, semoga rangkaian kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Baca juga artikel rangkaian lainnya seperti Rangkaian Tone Control, Rangkaian Sirine dan Rangkaian Hambatan Listrik.

Rangkaian Tone Control

Rangkaian Tone Control adalah jenis rangkaian pengatur suara atau nada aktif pada sistem audio. Tone control pada dasarnya berfungsi sebagai pengatur penguatan level nada bass dan level nada treble. Nada bass adalah sinyal audio pada frekuensi rendah sedangkan nada treble adalah sinyal audio pada frekuensi tinggi.

Rangkaian Tone Control sederhana memiliki sinyal suara yang dihasilkan sudah diatur oleh potensiometer dan kemudian dikuatkan oleh bagian op amp menggunakan transistor yang nantinya di kopling oleh kapasitor yang outputnya akan diatur pada bagian control. Komponen yang terdapat pada bagian output yang bisa di bilang cukup bagus dan bersih.

Prinsip kerja rangkaian tone control yaitu pada frekuensi rendah atau bass dan frekuensi tinggi atau treble. Dari pengaturan di atas kemudian di kuatkan lagi pada bagian pengatur akhir menggunakan transistor yang sama. Tegangan yang di hasilkan dari tone control ini adalah mulai dari 9 volt DC sampai dengan 18 volt DC.

Skema Rangkaian Tone Control


Rangkaian Tone Control

Tone Control yang memiliki 4 transistor terbagi dalam 3 bagian utama yaitu bagian penguat depan, bagian pengatur nada (tone control) dan bagian penguat akhir. Pada bagian depan dapat di bangun menggunakan 2 transistor yang di susun dalam penguat 2 tingkat. Kemudian bagian pengatur nada di bangun menggunakan sistem pengatur nada baxandal yang dapat mengontrol nada rendah atau nada tinggi. Kemudian bagian akhir di gunakan penguat 2 tingkat yang di bangun menggunakan transistor.

Rangkaian tone control baxandal merupakan rangkaian penguat dengan jaringan umpan balik (feedback) dan rangkaian filter aktif. Rangkaian baxandal hanya tergantung dari pengaturan potensiometer bass. Batas pengaturan maksimum potensiometer bass merupakan maksimum boost (penguatan maksimal bass) dan batas pengaturan minimum potensiometer bass merupakan maksimum cut (pelemahan maksimum).

Pada saat frekuensi nada bass meningkat, maka akan memberikan efek pada resistor samapai kapasitor sehingga tidak lagi memberikan efek atau respon pada rangkaian. Sehingga frekuensi di atas tidak di pengaruhi oleh posisi potensiometer bass pada maksimum boos dan cut atau di biarkan flat. Untuk nada treble, pada akhir frekuensi tinggi audio kapasitor bertindak seakan short circuit. Maka penguatan akan di atur oleh potensiometer treble.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian tone control, semoga rangkaian kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca setia www.rangkaianelektronika.org. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Sirine, Rangkaian Hambatan Listrik dan Rangkaian Tachometer.

Jumat, 19 Juli 2013

Rangkaian Sirine

Rangkaian Sirine adalah rangkaian yang dapat menandakan telah terjadi sesuatu bencana seperti datangnya tsunami ataupun gempa bumi, rangkaian ini juga sangat diperlukan bagi setiap orang. Sirine sendiri merupakan alat yang dapat menghasilkan suara atau bunyi yang nyaring dan hampir terdengar walaupun dalam keadaan jauh, sehingga setiap orang pasti akan mengetahui bahwa ada bahaya atau petanda khusus sebuah pristiwa.

Rangkaian sirine mobil polisi pada prinsipnya menggunakan rangkaian elektronika yang di hubungkan langsung dengan arus DC. Pada saat saklar di tekan, maka akan mengeluarkan suara bunyi. Sirine mobil polisi biasa di letakan di bagian atas dan lampu dari sirine dapat berkedip. Sehingga pada saat sirine di bunyikan lampu yang terdapat di atas akan menyala dan berkedip.

Prinsip kerja rangkaian sirine adalah ketika ada sinyal yang masuk melalui telephone, maka lampu sirine akan secara otomatis menyala sehingga meskipun suara yang dihasilkan tidak terdengar oleh manusia, tapi kita bisa melihat lampu yang menyala sebagai indikator adanya suatu kejadian. Pada saat ini ada banyak rangkaian sirine yang di kembangkan dengan model yang berbeda, salah satunya adalah rangkaian lampu sirine menggunakan indikator bunyi handphone.

Skema Rangkaian Sirine


Rangkaian Sirine

Berikut ini daftar komponen yang diperlukan apabila kita ingin membuat rangkaian sirine :

IC NEE555 = 2 buah
Resistor 2,2 KOhm = 2 buah
Resistor 47KOhm = 1 buah
Kapasitor 0,01 uF = 1 buah
Kapsitor 47 uF = 1 buah
Kapsitor 0,1 uF = 1 buah
Kapasitor 1 uF/16V = 1 buah
Potensiometer 47 KOhm = 1 buah
Potensiometer 100 KOhm = 1 buah
Speaker = 1 buah
Micro Switch = 1 buah
Power Supply 5V – 15V

Rangkaian di atas dapat di gunakan untuk sirine yang di tempatkan di motor ataupun mobil. Komponen yang di gunakan dalam rangkaian tersebut adalah 2 buah IC sebagai astable multivibrators. Frekuensi dari sirine di atas dikontrol oleh IC NE555. Sirine memiliki berbagai macam bentuk dan daya bunyi atau output yang berbeda. Ada sirine yang bersuara kecil, sedang dan yang berdaya tinggi. Klakson merupakan salah satu sirine yang menggunakan banyak transistor dan lampu. Begitu saklar yang terdapat dalam klakson di bunyikan, suara sirine bergelombang maka lampu pun berkedip mengelilinginnya.

Sirine yang tidak menggunakan trafo dan potensiometer, suara yang di hasilkan tidak bernada tinggi dan gelombang sirine tidak teratur. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian sirine, semoga rangkaian kali ini beguna dan bermanfaat bagi pembaca setia Rangkaianelektronika.biz. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Hambatan Listrik, Rangkaian Tachometer dan Rangkaian Sensor Gas.

Rangkaian Sensor Gas

Rangkaian Sensor Gas adalah rangkaian yang memiliki peran sangat penting karena mempengaruhi kriteria untuk mendeteksi gas LPG. Rangkaian sensor digunakan untuk mendeteksi kadar gas LPG secara terus menerus dan selalu mengetahui setiap keluaran tegangan analog yang kemudian diolah atau diproses oleh mikrokontroler.

Sensor gas secara umum akan mendeteksi adanya perubahan kimiawi yang terjadi dalam ruangan sensor gas tersebut, sehingga biasanya akan ditempatkan pada ruangan yang tertutup. Rangkaian sensor gas akan terbentuk dari permukaan luar kristal. Tegangan yang terebntuk akan menghambat laju aliran elektron dalam suatu rangkaian.

Di dalam sensor gas, arus elektrik akan mengalir melewati daerah sambungan yang terdapat dari kristal SnO2. Pada daerah sambungan tersebut, penyerapan oksigen mencegah muatan untuk bergerak bebas. Jika konsentrasi dalam sensor gas menurun, proses deoksidasi akan terjadi, sehingga muatan negative oksigen akan berkurang dan mengakibatkan menurunnya ketinggian penghalang dari daerah sambungan.

Rangkaian Sensor Gas



Gambar Skema Rangkaian Sensor Gas


Spesifikasi dari Rangkaian Sensor Gas dapat mendeteksi gas butana dan LPG dalam range 500 sampai 10.000 ppm. Sensor ini akan bekerja berdasarkan perubahan gas terhadap resistansi dari sensor tersebut. Semakin besar kandungan gas dalam LPG, maka semakin kecil resistansinya dan semakin kecil kandungan dari gas LPG yang di terimanya maka resistansinya akan semakin besar.

Sensor gas LPG TGS2610 merupakan salah satu sensor utama yang terdapat kandungan kimia. Sensor ini memiliki niali resistansi yang akan berubah bila terkena gas yang mewakili gas LPS di udara yaitu gas metana dan ethanol. Sensor LPG ini mempunyai tingkat sensitifitas yang tinggi terhadap dua jenis gas tersebut. Jika sensor gas mendeteksi keberadaan gas dengan tingkat konsentrasi tertentu, maka sensor akan menganggap gas LPG di udara.

Prinsip kerja Rangkaian Sensor Gas hanya terdiri dari sebuah lapisan silikon dan dua buah elektroda pada masing-masing sisi silikon. Hal ini akan menghasilkan perbedaan tegangan pada outputnya ketika lapisan silikon di aliri arus listrik. Tanpa adanya gas LPG yang terdeteksi, arus yang mengalir pada silikon akan tepat berada di tengah-tengah silikon dan menghasilkan tegangan yang sama antara elektroda sebelah kiri dan elektroda sebelah kanan.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian sensor gas, semoga rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca setia Rangkaianelektronika.biz. Baca juga artikel rangkaian lainnya, seperti Rangkaian Campuran, Rangkaian Pompa Air dan Rangkaian Pengisi Accu.

Rangkaian Pompa Air

Rangkaian Pompa Air merupakan rangkaian yang memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena hampir setiap rumah memiliki pompa air masing-masing. Apabila pompa air yang kita punya mengalami kerusakan, tentu akan mengakibatkan terganggunya pasokan air yang kita miliki sehingga dapat mengganggu kegiatan harian yang ada di rumah.

Dalam rangkaian pompa air, terdapat salah satu rangkaian yang bernama rangkaian level air. Yang di maksud rangkaian level air adalah rangkaian yang nantinya dapat menghidupkan pompa air secara otomatis dan juga untuk mendeteksi tingkat ketinggian air. Dengan adanya rangkaian tersebut, kita tidak perlu repot lagi untuk menghidupkan atau mematikan pompa air pada saat bak mandi sudah penuh.

Rangkaian level air juga bisa digunakan untuk anda yang membutuhkan tenaga skala besar, seperti halnya industri rumah tangga dan pabrik-pabrik yang sudah pasti menggunakan tenaga dengan skala besar. Dengan begitu, alat ini akan menjamin ketersediaan suply air kapanpun kita butuhkan.

Prinsip kerja rangkaian pompa air sangat sederhana, kita hanya perlu mengkondisikan air yang ada di dalam penampungan selalu tersedia dengan menyalakan pompa pada saat air akan habis dan mematikan pompa pada saat bak penampungan telah penuh.

Gambar Skema Rangkaian Pompa Air


Rangkaian Pompa Air

Di dalam gambar skema rangkaian pompa air di atas, terdapat beberapa bagian diantarnaya :

  • Box Terminal berfungsi untuk melindungi rangkaian listrik atau sambungan kabel dari air atau benda lainnya. Didalam box terminal terdapat sambungan kabel dari dinamo, kapasitor dan kabel dari steker listrik.

  • Kapasitor berfungsi untuk starting pertama pada saat pompai air di hidupkan. Setelah pompa air berputar penuh, maka aliran listrik ke kapasitor akan terputus dengan sendirinya. Jika kapasitor terlalu lama di alirkan listrik, akan menyebabkan panas dan kerusakan. Besar ukuran kapasitor dalam sebuah pompa air umumnya 8mF, 12mF dan 16mF.

  • Kabel berfungsi untuk meneruskan arus listrik ke motor penggerak. Kabel yang terdapat dalam pompa air biasanya terdiri dari tiga buah, karena sambungan dibuat di dalam lilitan kawat pompa air. Kabel biasanya berwarna merah, putih dan hitam. Kabel warna merah berguna untuk menghubungkan kapasitor dengan lilitan sub coil, kabel hitam menghubungkan sub coil dan main coil. Dan kabel warna putih berguna untuk menghubungkan kapasitor dan main coil.


Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian pompa air, semoga rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca setia Rangkaianelektronika.biz. Baca juga artikel rangkaian menarik lainnya, seperti Rangkaian Pengisi Accu, Rangkaian RC dan Rangkaian Sensor Cahaya.

Rangkaian Pengisi Accu

Rangkaian Pengisi Accu Adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengaktifkan mesin dan menghidupkan kembali sistem kerja pengapian. Rangkaian accu juga merupakan rangkaian yang paling sering digunakan disetiap kendaraan, khususnya kendaraan bermotor. Dengan bergitu, perang aki tidak bisa diragukan lagi bahkan ini sangat penting. Itu sebabnya rangkaian pengisi accu menjadi salah satu bagian yang harus menjadi perhatian dan memiliki perawatan secara khusus.

Aki atau accu yang paling sering di gunakan untuk mobil dan motor adalah jenis accu basah. Accu basah yang saya maksud adalah Lead Acid Battery. Paling tidak kita perlu melihat ketinggian air accu sebulan sekali yang dapat kita lihat dari body samping accu tersebut. Jangan sampai air yang terdapat di dalam accu berada di bawah level minimumnya karena akan merusak sel accu itu sendiri.

Ciri-ciri accu yang sudah rusak adalah ketika tidak bisa menyimpan arus listrik dengan baik atau tegangannya turun dari yang seharusnya. Biasanya di tandai dengan bunyi klakson yang tidak seperti biasanya, lampu utama tidak seterang biasanya, waktu akan starter mesin jadi lebih panjang bahkan bisa lebih parah sehingga tidak bisa starter sama sekali.

Untuk mengisi aki otomatis di butuhkan rangkaian automatic lead acid baterry charger. Rangkaian pengisi accu akan memberikan arus pengisian ke aki secara konstan, kemudian setelah muatan terisi penuh maka rangkaian pendeteksi tegangan penuh akan secara otomatis memutus arus pengisian secara otomatis.

Gambar Skema Rangkaian Pengisi Accu


Rangkaian Pengisi Accu

Rangkaian automatic charger ini dapat di gunakan untuk mengisi aki 6, 12 dan 24 volt, tergantung dari setting pada trimpot VR. Kapasitas accu yang bisa di isi maksimal adalah 60Ah, jika anda menginginkan kapasitas yang lebih besar maka komponen SCR dapat di ganti dengan tipe yang lebih besar. Rangkaian ini tidak menggunakan relay untuk sebagai pemutus arusnya, tetapi menggunakan SCR sehingga memiliki tahanan yang lebih baik.

Gambar skema rangkaian di atas merupakan rangkaian accu yang dapat mengisi secara otomatis pada arus 4 ampere, penggunaan dioda pun harus mempunyai daya kerja pada 4A atau 40 Volt. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian pengisi accu, semoga rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat. Baca juga artikel rangkaian lainnya, seperti Rangkaian RC, Rangkaian Sensor Cahaya dan Rangkaian Pengusir Nyamuk.

Rangkaian RC

Rangkaian RC atau biasa kita kenal dengan rangkaian RC Filter dan RC Network adalah rangkaian yang terdiri dari resistor dan kapasitor. Rangkaian yang satu ini sering kita jumpai dalam suatu rangkaian elektronika. Rangkaian RC juga dibilang rangkaian sederhana karena hanya terdapat satu resistor dan satu kapasitor.

Rangkaian Resistor-Kapsitor dapat kita gunakan sebagai penyaring sinyal yang masuk dengan cara memblok atau menahan sinyal frekuensi tertentu dan meneruskan sinyal yang lainnya. Penyaring RC sendiri terdiri dari 4 bagian, diantaranya high – pass filter, low – pass filter, band – pass filter dan band – stop filter.

Rangkaian RC sederhana biasanya dirangkaian dengan rangkaian seri resistor dan rangkaian seri kapasitor. Ketika rangkaian yang hanya terdiri dari kapasitor bermuatan resistor, selanjutnya kapasitor tersebut akan melepaskan energy yang tersimpan didalam resistor. Beda potensial kapasitor tergantung pada waktu yang dihasilkan kemudian di hitung menggunakan hukum kirchhoff. Dalam hukum kirchhoff juga menyatakan arus yang nantinya melewati kapasitor harus sama dengan arus yang melewati resistor. Hasil dari kedua arus ini disebut persamaan diferensial linier.

Gambar Skema Rangkaian RC


Rangkaian RC


Rangkaian RC Seri dan Paralel kurang menarik jika kita membandingkannya dengan rangkaian seri dan rangkaian paralel. Hal ini terjadi karena tegangan arus yang keluar sama dengan arus yang masuk. Jadi, didalam rangkaian tidak terjadi penyaringan (filter) kecuali salah satu rangkaian tersebut diberi sumber arus.

Bentuk matematika dalam rangkaian ini dapat di turunkan dengan menggunakan hukum kekekalan energi. Gaya gerak listrik baterai akan sama dengan jumlah tegangan jatuh dari resistor dan kapasitor. Tahanan ini meliputi seluruh tahanan dalam rangkaian termasuk tahanan dalam baterai. Rangkaian i merupakan arus dalam rangkaian pada suatu saat dan Q muatan pada kapasitor pada saat yang sama. Keduanya merupakan fungsi waktu. Besar muatan yang mengalir melalui resistor sama dengan jumlah muatan yang terkumpul pada kapasitor.

Persamaan dari suatu rangkaian ini dapat dilihat dalam muatan Q pada kapasitor bertambah dari Q=0 pada t=0, hingga mencapai harga maksimum Q=C setelah jangka waktu yang sangat lama. Besarnya RC di sebut konstanta waktu ( time constant ) rangkaian. Hal ini menunjukan bahwa waktu yang di perlukan kapasitor untuk mencapai (1- e-1) atau 63 % dari muatan maksimum. Demikian penjelasan singkat tentang rangkaian rc. Baca juga artikel rangkaian lainnya, seperti Rangkaian Sensor Cahaya, Rangkaian Pengusir Nyamuk dan Rangkaian Pengusir Tikus.

Rabu, 17 Juli 2013

Rangkaian Sensor Cahaya

Rangkaian Sensor Cahaya adalah rangkaian yang digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi tegangan listrik. Dengan begitu, apabila sudah menjadi tegangan listrik dapat dipakai dalam rangkaian yang memakai cahaya sebagai penggeraknya. Komponen yang biasnaya digunakan pada rangkaian sensor cahaya adalah LDR (Light Dependent Resistor), Dioda Foto (Photo Diode) dan Transistor Foto (Photo Transistor).

Prinsip kerja dari rangkaian sensor cahaya adalah mengubah energi foton menjadi elektron. Kalau kita uraikan lagi, 1 foton dapat membangkitkan 1 elektron. Penggunaan sensor cahaya sangat luas, yang paling populer dan sering digunakan adalah kamrea digital. Pada saat ini juga sudah ada alat yang digunakan untuk mengukur cahaya yang mempunyai 1 buah foton saja.

Di bawah ini jenis-jenis sensor cahaya :

  • Fotoresistor digunakan untuk mengubah resistansi ketika mengenai cahaya.

  • Sel Matahari berguna untuk menghasilkan tegangna dan memberikan arus listrik ketika mengenai cahaya.

  • Fotodiode dapat digunakan pada mode fotovoltaik maupun fotokonduktif.

  • Fototransistor digunakan untuk menggabungkan salah satu metode penyensoran di atas.

  • Tabung Cahaya dapat memancarkan elektron ketika mengenai cahaya dan umumnya bersifat sebagai fotoresistor.


Berikut ini gambar skema rangkaian sensor cahaya dengan menggunakan LDR.

Rangkaian Sensor Cahaya



Gambar Skema Rangkaian Sensor Cahaya


Dari rangkaian diatas, hambatan LDR akan berkurang seiring dengan besarnya intensitas cahaya yang mengenai permukaan. Besarnya hambatan LDR sendiri yang dihasilkan berbeda tergantung dari ukuran dan bentuknya. Apabila semakin rapat pola garis pada permukaan rangkaian, maka perubahan hambatan akan semakin besar atau lebih sensitif terhadap cahaya.

Pada gambar diatas, sensor cahaya LDR dipasang seri dengan variable resistor 20 K. VR (Variable Resistor) nantinya berfungsi untuk menyesuaikan tingkat sensitifitas rangkaian ini sendiri. Selain juga sebagai penyeimbang dalam hambatan LDR yang digunakan.

Jika anda ingin menggunakan beban dengan tegangan yang lebih tinggi, maka anda harus memutuskan total pin atau kaki saklar secara total. Jangan ada satupun yang terhubung ke rangkaian. Pada intinya saklar relay tersebut bisa digunakan untuk mensaklar rangkaian/perangkat apapun. Anda tinggal mengganti dengan Relay yang sesuai. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian sensor cahaya, semoga rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Anda dapat juga baca artikel rangkaian lainnya, seperti Rangkaian Pengusir Nyamuk, Rangkaian Pengusir Tikus dan Rangkaian LED Sederhana.

Rangkaian Pengusir Nyamuk

Rangkaian Pengusir Nyamuk adalah rangkaian elektronika yang tersusun dari beberapa rangkaian flip flop. Rangkaian ini hanya menggunakan flip flop dengan bentuk gelombang yang tidak simetri sehingga di peroleh frekuensi dasar 5 KHz dengan komponen harmoniknya. Komponen osilator yang terdapat pada rangkaian buzzer juga harus di hilangkan, sehingga bunyi yang nantinya di hasilkan sama seperti rangkaian fli flop pada umumnya.

Rangkaian pengusir nyamuk sederhana hanya membutuhkan komponen utama sebagia ini dari rangkaian tersebut adalah dua resistor. Prinsip kerja rangkaian nyamuk ialah menghasilkan suara dengan frekuensi tinggi yang hampir mirip dengan suara nyamuk jantan. Itu di karenakan nyamuk yang sering menggigit manusia adalah nyamuk betina.

Gambar Skema Rangkaian Pengusir Nyamuk


Rangkaian Pengusir Nyamuk

Daftar komponen yang diperlukan :

R1 = 10K
R2 = 680 ohm 1/4watt
R3 = 1oo ohm 1/4watt
D1 = IN4001
P1 = potensio lineir
C1 = 0,01mf
Tr1 = UJT2646
Tr2 = BC548
Ls = tweeter

Rangkaian Pengusir Nyamuk di dasarkan pada teori bahwa serangga seperti nyamuk dapat di hilangkan dengan menggunakan frekuensi suara delam rentang 20 KHz ultrasonik. Komponen lainnya adalah PLL IC CMOS 4047 yaitu kabel sebagai osilator yang bekerja di 22 KHz. Sebuah penguat simetri pelengkap yang terdiri dari empat transistor digunakan untuk memperkuat suara.

IC CD4047B mampu beroperasi baik dalam modus monostable atau astabil. Hal ini membutuhkan sebuah kapasitor eksternal (antara pin 1 dan 3) dan resistor eksternal (antara pin 2 dan 3) untuk menentukan lebar keluaran dalam modus monostable dan frekuensi output dalam modus astabil.

Operasi astabil diaktifkan secara tingkat tinggi pada input astabil atau tingkat rendah pada input astabil. Frekuensi output (pada siklus kerja 50%) di Q dan output Q ditentukan oleh komponen waktu. Sebuah frekuensi dua kali lipat dari Q tersedia di Output Oscillator; siklus kerja 50% tidak dijamin.

Operasi monostable diperoleh bila perangkat dipicu oleh rendah ke tinggi transisi pada masukan pemicu atau tinggi tolow transisi pada input memicu b. Perangkat dapat retriggered dengan menerapkan transisi rendah ke tinggi simultan untuk baik pemicu dan masukan retrigger. Demikian penjelasan singkat dari rangkaian pengusir nyamuk, semoga rangkaian kali ini berguna dan dapat membasmi nyamuk yang ada di rumah kita. Baca juga artikel elektronika lainnya, seperti Rangkaian Pengusir Tikus, Rangkaian LED Sederhana dan Rangkaian Speaker Aktif.

Rangkaian Pengusir Tikus

Rangkaian Pengusir Tikus adalah rangkaian oscilator yang dapat mengeluarkan gelombang ultrasonik berkekuatan frekuensi 20 – 40 KHz. Gelombang yang di hasilkan dari rangkaian pengusir tikus tidak akan terdengar oleh telinga kita, tetapi suara dari rangkaian tersebut akan mengganggu sekali bagi telinga tikus.

Tikus adalah salah satu binatang peretas yang sangat mengganggu dan juga menjengkelkan, sebab tikus kadangkala sering merusak barang-barang yang kita simpan, seperti arsip yang masih berharga, termasuk buku atau majalah elektronika dan juga biasanya terdapat skema koleksi yang bagus dan itu semua di rusak oleh tikus.

Tikus memang sering mengganggu, mulai dari bunyi yang dihasilkan membuat berisik di atas rumah, bau yang tidak sedap, sampai sisa makanan yang di buangnya. Yang paling berbahaya lagi adalah kotoran dan penyakit yang di sebarkan oleh hewan yang aktif di malam hari ini. Itu sebabnya kami menciptakan rangkaian yang dapat mengusir tikus yang sangat ampuh dan handal untuk membasmi tikus di rumah anda masing-masing.

Gambar Skema Rangkaian Pengusir Tikus


Rangkaian Pengusir Tikus

Di bawah ini daftar komponen yang diperlukan :

R1 : 1K8
R2 : 1K
R3 : 5K6
R4 : 480R
C1 : 2,2nF
C2 : 0,022uF/6V
IC : 555
Q : SC1162
Speaker : 4 ohm

Untuk dapat menghindari tikus memakan kabel dari rangkaian pengusir tikus elektronika yang kita buat tadi, maka Base Frekuensi di modulir dengan sinya cukup besar yang di dapat dari frekuensi tegangan jala jala PLN melalui kapasitor sehingga akan menghasilkan ayunan frekuensi antara 20 – 40 KHz secara sistem priodik.

Efek yang di hasilkan dari rangkaian ini terhadap seekor tikus terasa sangat dahsyat, getaran bunyinya seperti kita yang berada pada sebuah konser musik yang sangat amburadul dengan irama yang acak acakan dan sangat tidak bisa di nikmati sama sekali. Membasmi seekor tikus memang agak sulit, pasalnya hewan ini cukup cerdik dan bisa membedakan antara racun dan jebakan yang kita buat. Di tambah lagi dengan reproduksinya yang bisa membuat jumlahnya berlipas ganda dengan cepat.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian pengusir tikus, semoga rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat bagi anda yang membacanya. Baca juga artikel menarik rangkaian elektornika lainnya, seperti Rangkaian LED Sederhana, Rangkaian Speaker Aktif dan Rangkaian Subwoofer.

Rangkaian LED Sederhana

Rangkaian LED Sederhana adalah sebuah rangkaian lampu yang paling sering ditemukan di sekitar kita, contohnya seperti lampu hias dan lampu indikator. Rangkaian LED atau biasa di sebut dengan rangkaian running LED akan di pasang pada setiap rangkaian sehingga akan membuat rangkaian yang lainnya menyala secara bergantian dari LED satu berganti ke LED lainnya.

Apabila kita ingin membuat rangkaian led sederhana, pertama yang harus kita butuhkan adalah beberapa komponen elektronika sederhana, yaitu rangkaian multivibroter astabil, rangkaian pencacah 4 bit dan rangkaian dekoder 4 ke 16. Kecepatan gerak dari rangkaian lampu led di pengaruhi oleh besarnya setiap frekuensi detak.

Setiap detak yang dihasilkan akan di cacah oleh IC dengan mode pencacahan oleh keluaran NAND latch. Keluaran ini akan berlogika tinggi apabila pin 17 dari IC tersebut berlogika rendah. Demikian sebaliknya keluaran NAND latch akan berlogika rendah apabila pin 1 dari IC berlogika rendah pula.

Membuat sebuah rangkaian led sederhana sebernanya sangat mudah, kita hanya memerlukan IC Counter untuk melakukan pencacahan dan juga dapat bertindak sebagai timer. Selain IC, kita juga membutuhkan gerbang yang dapat di rangkai sebagai sebuah rangkaian logika flip flop.

Di sini saya akan membahas led sederhana dengan menggunakan sebuah IC555 yang merupakan IC counter dan sekaligus timer yang dapat di gunakan untuk berbagai keperluan. Rangkaian ini pun ada yang bersifat Monostable dan Astable. Pada kesempatan kali ini saya akan membuat rangkaian Astable dan di kombinasikan dengan IC counter yang memiliki 10 output.

Gambar Skema Rangkaian LED Sederhana


Rangkaian LED Sederhana

Komponen pendukung yang di perlukan untuk membuat rangkaian di atas :

- Supply tegangan 9 volt
- resistor 1KOhm dan juga 220Ohm secukupnya
- Led 8 buah
- Variabel resistor 10 Kohm
- Kapasitor Tipe Elco 100uF
- IC555
- IC4017

Rangkaian LED di atas terdiri dari dua buah rangkaian. Yang pertama adalah rangkaian counter dan yang kedua adalah rangkaian logika sekuensial. Rangkaian counter IC555 merupakan sumber utama clock yang akan mencacah IC4017. Jika IC 4017 tercacah, makaled mulai berjalan yang paling atas dan di ikuti oleh led di bawahnya dan seterusnya.

Demikian penjelasan singkat dari rangkaian led sederhana, semoga rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Baca juga artikel rangkaian lainnya, seperti Rangkaian Speaker Aktif, Rangkaian Subwoofer dan Rangkaian Power Amplifier.

Selasa, 16 Juli 2013

Rangkaian Speaker Aktif

Rangkaian Speaker Aktif merupakan jenis transduser yang banyak di gunakan untuk mengubah sinyal elektrik menjadi frekuensi audio dengan cara menggetarkan komponen yang berbentuk selaput. Untuk membuat rangkaian ini tidak perlu bingung, karena komponen yang digunakan paling banyak di jual dipasaran, namun harga sebuah rangkaian ini tidak bisa di bilang murah sehingga akan akan berfikir ulang untuk membelinya.

Cara membuat speaker aktif sebenarnya cukup sederhana, karena inti dari pembuatan rangkaian ini hanyalah sebuah amplifier yang sudah di packing menjadi satu bagian dengan speaker yang akan kita pakai dan di tempatkan di dalam sebuah tabung speaker. Setelah semua rangkaian sudah siap, sekarang anda hanya tinggal menyiapkan speaker dan box speakernya.

Rangkaian Speaker Aktif

Gambar Skema Rangkaian Speaker Aktif


Dalam dunia elektronika terdapat berbagai macam jenis-jenis speaker aktif. Barikut ini kami jelaskan satu persatu dari speaker aktif tersebut :

Speaker Dual Cone
Desain dari speaker ini paling efisien dan berharga murah, biasa dilihat distandar mobil baru. Dentuman suara yg dihasilkan rata2 nyaris sama, walaupundari berbagai merk. Terdiri dari 2 buah cone ( konus ).

Speaker Split (Terpisah)
Jenis speaker ini adalah jenis terpisah. Woofer, Midrange dan tweeter terpisah.Crossover digunakan untuk membagi frekuensi suara.

Speaker Coaxcial (Terpusat)
Speaker ini terdiri dari woofer, midrange dan tweeter dalam satu poros dan berdekatan. Peranti ini sengaja di desain menghasilkan frekuensi lebih rata.

Sistem dari rangkaian speaker aktif adalah gabungan satu kesatuan komponen yang membawa sinyal elektronik, kemudian menyimpannya dalam CD dan DVD, lalu diproses lagi ke dalam bentuk suara aktual yang dapat kita dengar. Speaker adalah sebuah teknologi yang bisa kita bilang menakjubkan dan juga memberikan dampak yang sangat besar terhadap budaya kita di dunia. Namun, sebenarnya speaker hanyalah sebuah alat yang sangat sederhana.

Cara kerja rangkaian speaker aktif hanyalah membawa sinyal elektrik yang dipancarkan dan mengubahnya kembali menjadi getaran untuk membuat gelombang suara. Speaker menghasilkan getaran yang hampir sama dengan yang dihasilkan oleh mikrofon kemudian direkam dan dikodekan pada perangkat elektronik, seperti radio, CD, LP, dan lain-lain. Speaker tradisional melakukan proses ini dengan menggunakan satu drivers atau lebih. Dari situ dapat kita lihat cara kerja speaker aktif sendiri merupakan kebalikan dari mikrofon.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian speaker aktif, semoga rangkaian yang kita bahas kali ini berguna dan bisa memberikan masukan bagi yang membacanya. Baca juga artikel elektronika menarik lainnya, seperti Rangkaian Power Amplifier, Rangkaian Jam Digital dan Rangkaian Subwoofer.

Rangkaian Subwoofer

Rangkaian Subwoofer merupakan rangkaian elektronika yang cara kerjanya hampir sama dengan speaker atau pengeras suara. Rangkaian subwoofer adalah speaker khusus yang banyak orang gunakan untuk mengalirkan low frekuensi atau pun suara. Subwoofer sangat penting dalam kehidupan sehari hari, itu pun tergantung dari kegunaan subwofer dalam cara pemakaiannya.

Subwoofer adalah sejenis perangkat pengeras suara yang berbentuk kerucut dan di gunakan untuk mendengarkan suara musik baik frekuensi rendah maupun frekuensi tinggi. Biasanya kebanyakan dari subwoofer di gunakan untuk frekuensi audio bernada rendah atau bass. Batas frekuensi yang biasa di gunakan dalam subwoofer berkisar antara 20-200 Hz. Jadi tidak semua gelombang frekuensi bisa di dengar oleh manusia.

Rangkaian Subwoofer



Gambar Skema Rangkaian Subwoofer


Suara yang di hasilkan dari sebuah subwoofer harus dapat memenuhi standar kemampuan pendengar jangan sampai terlalu keras ataupun nyaring, untuk itu di perlukan adanya sebuah speaker yang di gunakan untuk mengalirkan frekuensi suara. Namun speaker juga memiliki kemampuan yang sangat terbatas untuk dapat menghasilkan sebuah frekuensi yang standard.

Pembuatan rangkaian subwoofer adalah untuk menambahkan rentan sebuah frekuensi pengeras suara yang mencakup pita frekuensi yang lebih tinggi. Di dalam subwoofer terdapat satu ataupun lebih transduser pengeras suara yang mampu menghentikan tekanan udara pada saat melawan deformasi.

Speaker yang akan di gunakan dalam rangkaian subwoofer sangat bermacam-macam, pertama di kenal dengan speaker yang mempunyai kemampuan kerja di kisaran 3500 Hz sampai dengan 20 KHz. Yang kedua di kenal dengan Midrange berada di kisaran frekuensi 350 Hz sampai 4500 Hz. Ketiga adalah Midwoofer yang mampu menggunakan frekuensi sebesar 80 – 350 Hz, dan yang terakhir adalah jenis subwoofer yang mampu memproduksi suara di bawah 40 Hz.

Bentuk desain dari rangkaian subwoofer sangat banyak sekali, yang paling banyak di gunakan diantara desain yang lain adalah reflek bass (dengan radiator pasif). Dalam desain ini tanpa batas penyekat, klakson, desain brandpass, pita lebar, ukuran yang sedang atau tidak terlalu besar dan umumnya adalah biaya yang sangat murah. Subwoofer ini juga memiliki transduser yang di dukung langsung oleh perangkat luar.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian subwoofer, semoga rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat bagi anda yang mambaca. Kami juga menyediakan artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Power Amplifier, Rangkaian Jam Digital dan Rangkaian Adaptor.

Rangkaian Power Amplifier

Rangkaian Power Amplifier adalah penguat amplifier yang tidak dilengkapi dengan pengaturan nada. Amplifier sendiri terdiri dari pengatur nada dan power amplifier. Untuk membuat rangkaian power amplifier tidak memerlukan banyak komponen eksternal, karena power amplifier ini hanya menggunakan sistem power supply otomatis.

Rangkaian Power Amplifier

Gambar Skema Rangkaian Power Amplifier


Power Amplifier merupakan penguat akhir bagian sistem tata suara yang dapat berfungsi sebagai penguat sinyal audio yang pada dasarnya merupakan penguat tegangan dan arus dari sinyal audio yang bertujuan untuk menggerakan pengeras suara (loud speaker). Rangkaian Power Amplifier di bagi dalam berbagai jenis, di antarannya adalah Power Amplifier OT (Output Transformer), Power Amplifier OTL (Output Transformer Less), Power Amplifier OCL (Output Capasitor Less) dan Power Amplifier BTL (Bridge Transformer Less).

Power Amplifier OT
Rangkaian ini merupakan jenis amplifier yang menggunakan kopling pada sebuah transformer OT yang di gunakan untuk menghubungkan rangkaian penguat akhir dengan beban pengeras suara (loud speaker). Power Amplifier jenis OT memiliki keunggulan terhadap terjadinya short circuit penguat akhir, sehingga tidak merusak penguat suara.

Power Amplifier OTL
Power Amplifier ini tidak menggunakan transformer sebagai kopling rangkaian power amplifier dengan pengeras suara.

Power Amplifier BTL
Rangkaian BTL merupakan pengabungan dari 2 unit rangkaian OTL dan OCl, yang bertujuan untuk menguatkan sinyal audio dengan frasa yang berbeda secara terpisah, sehingga di proleh suatu penguat tegangan yang lebih besar. Pada Power Amplifier BTL, penguat suara sebagai beban di hubungkan dengan rangkaian amplifier secara bridge, yaitu setiap kutup pada pengeras suara masing-masing di hubungkan dengan rangkaian amplifier yang terpisah.

Power Amplifier OCL
Rangkaian OCL merupakan jenis amplifier tanpa kopling tambahan antara rangkaian penguat dengan pengeras suara. Power ini langsung menghubungkan output ke loud speaker. Rangkaian ini memiliki respon frekuensi lebar, sehingga semua range frekuensi dapat di produksi dengan baik. Kelemahan dari Power Amplifier ini adalah apabila terjadi short circuit pada bagian akhir amplifier maka pengeras suara akan rusak.

Power Amplifier BTL
Rangkaian BTL merupakan pengabungan dari 2 unit rangkaian OTL dan OCl, yang bertujuan untuk menguatkan sinyal audio dengan frasa yang berbeda secara terpisah, sehingga di proleh suatu penguat tegangan yang lebih besar. Pada Power Amplifier BTL, penguat suara sebagai beban di hubungkan dengan rangkaian amplifier secara bridge, yaitu setiap kutup pada pengeras suara masing-masing di hubungkan dengan rangkaian amplifier yang terpisah.

Demikian penjelasan singkat mengenai Rangkaian Power Amplifier, semoga artikel kali ini dapat membantu anda yang kebingungan untuk mencari pengertian dan arti dari power amplifier itu sendiri. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Jam Digital, Rangkaian Adaptor dan Rangkaian Star Delta.

Rangkaian Jam Digital

Rangkaian Jam Digital adalah rangkaian yang dirancang sedemikian rupa sehingga mirip sebuah jam yang memiliki penunjukan lebih teliti terhadap bilangan detik, menit hingga jam dengan memakai sistem dua puluh empat jam. Rangkaian ini juga bekerja dengan cara asinkron berupa pencacah naik. Untuk menampilkan waktu, rangkaian ini dilengkapi dengan empat buah penampil dan tujuah buah ruas lampu LED.

Untuk dapat menghasilkan satu getaran per detik atau 1 Hz maka di perlukan rangkaian dengan sebuah sumber detak. Hal ini nantinya berguna dalam penunjukan waktu bilangan second yang maksimumnya 0 serta untuk memulai cacah pada pemicu pecacahnya. Semua pencacah tersebut nantinya akan di gunakan dalam penunjukan bilangan menit yang memiliki prinsip kerja yang juga sama. Selain itu, pencacah juga dipakai dalam penunjukan bilangan waktu jam yang maksimal adalah 23 jam.

Dari pengertian diatas, dapat kita simpulkan rangkaian jam digital adalah rangkaian yang sangat sederhana dan hanya memakai prinsip kerja dari pencacah naik yang daya kerjanya dengan cara asinkron. Pencacah yang berada paling ujung nantinya digunakan untuk menunjukan bilangan satu dari detik yang asalnya dari sumber detak kemudian di picu oleh pencacah yang ada sebelumnya.

Gambar Skema Rangkaian Jam Digital


Rangkaian Jam Digital


Spesifikasi yang di gunakan dalam rangkaian jam digital adalah :

Catu daya
Semua yang membutuhkan masukan “high” pada IC dihubungkandengan positif catu daya dan sebaliknya semua yang membutuhkan masukan“low” dan input NC dihubungkan pada negative catu daya dan bukannyadiambangkan untuk menghindari hasil yang tidak dapat diprediksikan.

Indikator
Indikator yang digunakan adalah enam buah seven segment, yangdigunakan untuk menampilkan angka-angka cacahan dalam bentuk bilangandesimal.

IC 7490
IC ini adalah sebuah decade counter yang mencacah empat bit dari0000 (desimal 0) sampai 1001 (desimal 9). Rangkaian dalamnya terdiri dariempat buah flip-flop berderet dan gerbang-gerbang khusus yang digunakanuntuk mereset flip-flop. Gambar rangkaian dalam, tabel kebenaran, tabelfungsi reset / count dan spesifikasi lain dari IC 7490 dapat dilihat padalampiran datasheet.

Sumber detak
Sumber detak yang digunakan adalah sebuah pembangkit pulsa yangmenghasilkan detak 1 getaran per detik (1 Hz) untuk memperoleh hitungandetik.

Indikator
Indikator yang digunakan adalah enam buah seven segment, yangdigunakan untuk menampilkan angka-angka cacahan dalam bentuk bilangandesimal.

Gerbang AND
Pada simulasi EWB digunakan gerbang AND biasa untuk menyederhanakan rangkaian simulasi, namun pada prakteknya dapatdigunakan IC 7408 yaitu empat rangkap gerbang AND dengan dua input.

Demikian penjelasan singkat mengenai Rangkaian Jam Digital, semoga rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat bagi yang membaca artikel tersebut. Baca juga artikel rangkaian elektronika lainnya, seperti Rangkaian Adaptor, Rangkaian Star Delta dan Rangkaian Digital.

Rangkaian Adaptor

Rangkaian Adaptor adalah rangkaian yang berguna untuk mengubah tegangan AC menjadi DC. Rangkaian ini bisa menjadi alternatif penganti dari tegangan DC, contohnya adalah baterai dan accumulator. Adaptor juga banyak di gunakan dalam alat sebagai catu daya, layaknya amplifier, radio, pesawat televisi mini dan perangkat elektronik lainnya. Bila dibandingkan dengan tipe rangkaian yang lain, rangkaian adaptor jauh lebih praktis dan tidak terlampu besar sehingga bisa dengan mudah dipakai oleh seluruh orang.

Kelebihan dari menggunakan Rangkaian Adaptor dibanding dengan menggunakan baru baterai atau accumulator adalah sangat praktis dihubungkan dengan tegangan karena adaptor dapat diambil dari sumber tegangan AC yang ada di rumah kita masing-masing dimana setiap rumah pada saat ini sudah menggunakan listrik. Selain kelebihan tersebut, rangkaian adaptor juga memiliki jangka waktu yang lebih lama asalkan ada tegangan AC, tegangan AC inilah yang merupakan kubutuhan primer dalam kehidupan manusia.

Gambar Skema Rangkaian Adaptor


Rangkaian Adaptor

Rangkaian Adaptor juga dibedakan beberapa bagian, berikut ini kami jelaskan bagian-bagian dari adaptor :

  1. Bagian Input adalah bagian yang berfungsi sebagai penghubung sumber tegangan AC dari stop kontak yang ada di dalam rumah. Bagian ini terdiri dari jack dan kabel input. Stop kontak adalah konektor sumber tegangan AC dari listrik PLN yang digunakan untuk menyalurkan tegangan dari adaptor melalui kabel input tegangan.

  2. Bagian Penurun Tegangan adalah bagian yang berfungsi untuk menurunkan tegangan AC 220V menjadi tegangan yang lebih kecil, contohnya 3V, 4,5V, 6V, 7,5V, 9v dan 12V. Untuk dapat memilih output tegangan, kita harus menggunakan rotary switch atau saklar puter. Trafo yang digunakan untuk rangkaian ini adalah jenis step down, dapat juga menggunakan trafo dengan arus 550 mA (mili Amepere).

  3. Bagian Penyearah adalah bagian yang berfungsi untuk mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC. Komponen utama dari bagian ini adalah dioda. Dioda yang digunakan harus berjumlah 4 dan kemudian dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk jembatan dioda atau biasa disebut bridge dioda. Bridge dioda yang sudah dirangkai akan dapat menghasilkan tegangan DC (-) dan (+).

  4. Bagian Filter atau Penyaring adalah bagian yang berfungsi untuk menghilangkan tegangan AC yang masih lewat. Efek dari munculnya tegangan AC adalah suara dengung. Komponen yang dibutuhkan antara lain IC penstabil tegangan dan elco.

  5. Bagian Output Tegangan adalah bagian yang berfungsi sebagai keluaran tegangan berupa DC. Besar keluaran tegangan DC ini sesuai dengan tegangan output pada trafo step down yang diatur oleh rotary switch sesuai yang diinginkan.


Rangkaian Adaptor juga sangat mudah untuk dibuat karena PCB untuk pembuatannya sangat mudah dicari di pasaran. Komponen pelengkap yang harus kita sediakan adalah Lampu Pilot yang digunakan sebagai lampu indikator yang mana nantinya sebagai pengontrol apakah tegangan input sudah masuk atau belum dan juga sekering yang berfungsi sebagai keamanan apabila ada hubungan singkat. Demikian penjelasan singkat tentang rangkaian adaptor dan bagian-bagian terpentingnya. Baca juga artikel elektronika lainnya, seperti Rangkaian Digital, Rangkaian Star Delta dan Rangkaian RLC.

Senin, 15 Juli 2013

Rangkaian Star Delta

Rangkaian Star Delta adalah aplikasi yang paling sering digunakan untuk mengendalikan starting awal motor liartik karena memiliki memiliki daya yang cukup besar. Memang diperlukan daya yang cukup besar apabila kita ingin menggerakan sebuah aplikasi motor, rangkaian star ini juga dipakai untuk membuat semuanya menjadi stabil karena sudah dirubah menjadi rangkaian delta.

Untuk merakit rangkaian star delta, kita membutuhkan banyak komponen konektor dan timer. Gunanya komponen timer adalah untuk mengatur waktu perubahan dari sebelumnya rangkaian star menjadi rangkaian delta. Perubahnnay membutuhkan waktu sekitar 5 sampai 10 detik. Kemudian, nantinya kita akan menemukan Termal Over Load Relay atau biasa disingkat dengan nama TOL. TOL ini berguna untuk memotong rangkaian motor menjadi berhenti apabila terjadi kelebihan beban.

Fungsi rangkaian star delta adalah untuk mengurangi arus start pada saat pertama kali motor di hidupkan. Karena perbedaan fungsi inilah, star delta paling banyak digunakan pada system starting motor listrik. Dengan fungsi ini tersebut sehingga dapat mengurangi lonjakan arus listrik pada saat motor di starter. Saat saat awal inilah motor tidak dikenakan tegangan penuh. Dengan menggunakan timer, rangkaian lilitan motor dipindahkan menjadi segitiga/delta sehingga tegangan dan arus yang mengalir menjadi penuh.

Cara kerja rangkaian star delta adalah membuat star yang dilakukan pada saat awal tidak dikenakan tegangan secara penuh dengan cara menghubungkan dengan star. Kemudian saat motor telah bekerja serta arus menjadi turun, timer akan secara otomatis memindahkan rangkaian menjadi delta. Dengan begitu arus arus yang mengalir menjadi penuh.

Gambar Skema Rangkaian Star Delta


Rangkaian Star Delta


Pada gambar skema di atas, kita lihat komponen yang digunakan untuk menghidupkan rangkaian adalah PB ON. Sedangkan PB1 digunakan untuk membuat rangkaian menjadi mati. Prinsip kerja dari gambar di atas, apabila kita menekan tombol PB ON, maka akan menghidupkan K1, K3 dan T1. Tombol K1 berfungsi untuk mengunci, jadi walupun tomol PB ON dimatikan tombol K3 dan T1 akan tetap hidup. Itu disebut dengan konfigurasi star.

Setelah konfigurasi star berfungsi, tombol T1 akan secara otomatis menghitung nilai timer yang mencapai target. Disaat tombol T1 mencapai target, akan menyebabkan tombol K1 menjadi hidup. Bila semuanya berjalan sesuai yang di anjurkan, tombol K3 akan menjadi mati kemudian tombol K2 menjadi hidup. Demikian penjelasan singkat tentang rangkaian star delta, semoga rangkaian ini berguna bagi pembaca.  Baca juga artikel elektronika lainnya, seperti Rangkaian Digital, Rangkaian RLC dan Rangkaian Amplifier.

Rangkaian Digital

Rangkaian Digital adalah rangkaian yang menggunakan signal digital sebagai nilai diskrit. Signal digital merupakan signal yang terputus-putus. Dalam sebuah sirkuit digital, biasanya dilambangkan dengan satu atau dua macam kondisi yaitu 1 (high, aktive, true) dan 0 (low, nonactive, false). Notasi 1 melambangkan terjadinya hubungan sedangkan notasi 0 melambangkan tidak terjadinya hubungan. Jika digambarkan dalam tegangan 1 berarti tegangan maksimum (umumnya 5 volt atau 3 volt) dan tegangan 0 minimum (umumnya 0 volt, tapi ada juga yang 2,5 volt).

Sebagai contoh yang paling gampang adalah saklar lampu. Pada saat ditekan tombol ON maka langsung terjadi hubungan sehingga dinotasikan sebagai angka 1. Ketikan kita menekan tombol OFF maka akan berlaku sebaliknya atau tidak terjadi hubungan. Contoh lainnya yang akan kita bahas adalah rangkaian BCD yang merupakan rangkaian logika kombinasional. Rangkaian ini digunakan untuk mengkonversi suatu bilangan desimal terkode biner ke pola segmen yang sesuai.

Rangkaian Digital



Gambar Skema Rangkaian Digital


BCD (Binary Coded Decimal) adalah penulisan angka desimal yang pada setiap digitnya akan di presentasikan dengan bilangan biner. BCD juga biasanya dipresentasikan oleh 4 digit bilangan biner antara angka 0 sampai 9. COntoh dari penulisan BCD adalah
15 = 0001 0101
347 = 0011 0100 0111

Rangkaian Digital merupakan sebuah aplikasi yang banyak digunakan pada berbagai bidang seperti handphone, komputer dan perangkat elektronik lainnya. Mengapa Rangkaian Digital banyak digunakan pada perangkat elektronik?? Karena digital mempunyai beberapa keuntungan.

Salah satu keuntungan dari penggunaan rangkaian digital adalah sistem yang digunakan mempunyai perangkat antar muka yang mudah untuk dikendalikan dengan komputer maupun perangkat lunak. Itu sebabnya penyimpanan informasi yang dilakukan jauh lebih mudah dilakukan dalam sistem digital dibandingkan dengan analog.

Namun, dibalik keuntungan tersebut, rangkaian ini juga memiliki kekurangan antara lain energi yang digunakan setiap menggunakan rangkaian ini cukup banyak, selain itu komponen yang digunakan lebih mahal dan sangat mudah sekali rapuh. Demikian penjelasan singkat tentang rangkaian digital dan beberapa jenis rangkaian elektronika digital. Semoga rangkaian kali ini beguna dan bemanfaat bagi pembaca. Baca juga artikel elektronika lainnya, seperti Rangkaian Amplifier, Rangkaian RLC dan Rangkaian Elektronika Sederhana.

Rangkaian RLC

Rangkaian RLC adalah sebuah rangkaian elektronika yang menggunakan komponen resistor, kapasitor dan induktor yang nantinya akan di hubungkan dengan rangkaian seri ataupun rangkaian paralel. Rangkaian rlc sendiri merupakan simbol listrik yang biasa dipakai untuk ketahan, induktansi dan kapasitansi dari masing-masing komponen. Rangkaian ini nantinya juga akan membentuk sebuah osilator harmonik dan secara otomatis beresonansi sehingga disebut juga Rangkaian LC.

Perbedaan dari rangkaian rlc dengan rangkaian lc dapat kita lihat resistor yang digunakan, dimana tiap-tiap osilasi yang timbul di papan sirkuit akan mati dari waktu ke waktu bila tidak berjalan sesuai dengan sumber yang di hasilkan. Problem seperti ini biasanya dampak dari resistor yang biasa kita sebut peredam. Resistansi yang berbeda dari setiap resistor tidak bisa di hilangkan di papan sirkuit, apalagi resistor yang terdapat tidak dimasukan sebagai komponen. Sirkuit LC merupakan salah satu hal ideal yang betul-betul cuma ada didalam teori.

Contoh untuk rangkaian rlc yang dirangkai secara seri harus menggunakan arus ac, nantinya arus listrik akan mendapatkan hambatan berupa R, L dan C. Hambatan tersebut dinamakan dengan impedansi (Z). Impedansi adalah kombinasi yang dirangkai secara vektor dari XL, XC dan XR yang besarannya dapat diukur dengan satuan Z. Berikut ini kami tampilkan gambar dari rangkaian rlc seri :

Gambar Skema Rangkaian RLC


Rangkaian RLC

Ada berbagai macam tipe dari rlc yang banyak dijual di pasaran, sehingga rangkaian ini sangat banyak digunakan dalam berbagai tipe rangkaian osilator sederhana. Bagian terpenting dari rangkaian ini adalah digunakan untuk tuning, contohnya penerima radio atau televisi. Dalam penggunanan tersebut, rangkaian ini berfungsi untuk memilih rentang frekuensi yang sempit dari gelombang radio ambien.

Rangkaian rlc juga sering kita sebut sebagai rangkaian yang disetel, karena rangkaian ini juga bisa digunakan sebagai band-pass filter atau band-stop filter dan tuning aplikasi. Contoh dari band-pass filter adalah filter yang digambarkan sebagai sirkuit order kedua, sehingga nantinya tiap tegangan atau arus pada rangkaian bisa digambarkan dengan persamaan diferensial orde kedua didalam analisis rangkaian.

Elemen terpenting dalam rangkaian ini bisa digabungkan dengan sejumlah cara yang disusun dengan cara seri atau dengan cara paralel. Nantinya akan menghasilkan rangkaian yang simpel dan yang mudah untuk di analisa. Demikian penjelasan singkat tentang rangkaian rlc. Semoga bermanfaat dan berguna bagi pembaca. Jangan lupa baca juga artikel elektronika menarik lainnya, seperti Rangkaian Amplifier, Rangkaian Elektronika Sederhana dan Rangkaian Komparator.