Selasa, 31 Desember 2013

Rangkaian Multivibrator

Rangkaian Multivibrator memiliki pengertian rangkaian yang akan mengeluarkan tegangan berupa blok. Rangkaian Multivibrator atau MV ini merupakan penguat untuk komponen elektronika transistor yang dibantu dengan kondensator. Output dari rangakaian tersebut akan membuat kedua transistor saling menyumbat. Ada 3 jenis Multivibrator yang bisa anda ketahui :

Contoh Gambar Rangkaian Multivibrator


Rangkaian Multivibrator

Astabil Multivibrator
Rangkaian ini tidak mempunyai kondisi yang stabil. Dan akan selalu berpindah ke kondisi lain. Rangkaian ini disebut rangkaian multivibrator astable disebabkan tingkat tegangan quasistable, dimana rangkaian ini membentuk pulsa tegangan output sebelum terjadi peralihan di dalam rangkaian tersebut. Pulsa dari tegangan tersebut akan terjadi selama 1 periode atau T1, yang lama waktu akan ditentukan oleh komponen penyusun di dalam rangkaian multivibrator ini.

Monostabil Multivibrator
Rangkaian Monostabil Multivibrator adalah rangkaian yang memiliki 1 kondisi stabil dan kondisi yang idak stabil di dalam rangkaian ini. Rangkaian ini disebut dengan rangkaian multivibrator monostable disebabkan tingkat tegangan output adalah stabil dan tegangan lainnya adalah quasistable. Rangkaian monostabil multivibrator ini akan beristirahat ketika tegangan outputnya dalam keadaan stabil

Bistabil Multivibrator
Rangkaian Bistabil Multivibrator mempunyai 2 keadaan yang stabil. Rangkaian ini disebut sebagai rangkaian multivibrator bistable ketika kedua tingkat tegangan output atau keluaran di yang diproduksi atau di hasilkan oleh rangkaian multivibrator bistabil tersebut merupakan output stabil dan juga rangkaian ini hanya akan mengubah kondisi pada tingkat tegangan output pada saat dipicu. Dasar utama dari rangkaian tersebut adalah komparator yang mempunyai nilai hysterisis, dimana nilai tersebut akan dibatasi oleh UTP dan juga LTP.

Rangkaian bistabil multivibrator ini biasanya dipakai pada perangkat elektronik yang biasa di temui di lingkungan anda seperti saklar elektronik dan juga pembangkit gelombang asimetris. Rangkaian ini juga biasa disebut Flip-flop, dimana multivibrator yang output atau hasil tegangan keluarannya merupakan tegangan rendah atau tinggi yaitu 0 atau juga 1. Keluaran ini untuk mengubah rangkaian tersebut apakah harus didrive oleh input yang bisa dijadikan trigger atau pemicu.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian multivibrator, semoga artikel kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian AVR, Rangkaian Mesin Motor, Rangkaian Lampu Blitz dan Rangkaian Mesin Cuci.

Senin, 30 Desember 2013

Rangkaian AVR

Rangkaian AVR berfungsi untuk mengatur arus penguatan atau eksitasi pada perangkat exciter. Sistem pengoperasian pada rangkaian AVR atau biasa disebut Automatic Voltage Regulator berfungsi guna menjaga tegangan generator tetap stabil. Jika tegangan output pada genset di bawah besaran genset, maka rangkaian AVR bertugas memperbesar arus eksitasi di exciter. Begitu juga dengan keadaan sebaliknya, apabila tegangan Generator melebihi besaran, maka rangkaian AVR akan mengurangi arus di exciter. Dan rangkaian AVR ini akan menstabilkan tegangan.

Rangkaian AVR sendiri dioperasikan dengan mendapat 1 daya secara permanen dari magnet generator atau PMG Dan rangkaian AVR ini juga mendapat sensor dari komponen potencial transformer atau biasa disebut PT dan juga current transformer atau biasa disebut CT.

Gambar Skema Rangkaian AVR


Rangkaian AVR

Dan berikut bagian penting pada rangkaian AVR :

SENSING CIRCUIT
Sensing circuit memiliki respon yang sangat cepat kepada tegangan dari perangkat genset atau generator. Output dari tegangan ini memiliki perbandingan lurus dengan output dari Generator.

COMPARATIVE AMPLIFIER
Sementara rangkaian ini berfunsi untuk pembanding antara komponen sensing circuit dan juga voltage. Besaran dari sensing voltage tidak memiliki nilai yang sama, sehingga selisih disebut error voltage.

AMPLIFIER CIRCUIT
Besaran arus pada komponen diode dan juga resistor merupakan rangkaian penguat utama atau juga penguatan pada titik terendah di dalam rangkaian tersebut.

AUTOMATIC MANUAL CHANGE OVER AND MIXER CIRCUIT
Rangkaian Auto manual ini utnuk melakukan pemindahan hubungan dan juga untuk melakukan kontrol tegangan pada perangakt generator. Auto manual change over and mixer circuit beroperasi secara manual yang membuat rangkaian AVR (automatic voltage Rregulator) akan bekerja.

LIMITED CIRCUIT
Limited circuit berfungsi untuk melakukan pembatasan pada sistem excitacy.

PHASE SYNCRONIZING CIRCUIT
Komponen tyristor berfungsi untuk melakukan kontrol tegangan output yang menggunakan sinyal kontrol di bagian gerbang tyristor.

THYRISTOR FIRING CIRCUIT
Komponen ini bertugas untuk melengkapi tyristor guna memberikan sinyal kontrol di bagian gerbang tyristor.

DUMPING CIRCUIT
Dumping circuit berfungsi untuk memberikan sensor dari AC exciter yang akan dialirkan ke amplifier circuit.

MEL (MINIMUM EXCITACY LIMITER)
Komponen ini bisa mencegah terjadinya besara keluaran yang berlebihan di perangkat generator.

AUTOMATIC FOLLOWER
Rangkaian Automatic Follower biasa berfungsi untuk melakukan deteksi output regulator dari sinyal tegangan error yang berfungsi melakukan pengoperasian otomatis manual adjuster.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian AVR, semoga rangkaian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Mesin Motor, Rangkaian Lampu Blitz dan Rangkaian Mesin Cuci.

Rangkaian Mesin Motor

Rangkaian Mesin Motor tentu sudah sering anda dengar bahkan sering anda kendarai. Sepeda motor memang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari untuk transportasi. Keunggulan dari sepeda motor tentu sangat banyak dan juga bisa membuat para pengendara lebih cepat sampai.

Tentunya ada banyak merk dari produsen otomotif mulai dari Jepang, Eropa, Amerika, hingga ke produsen di India menghasilkan produk yang sebenarnya menggunakan prinsip yang sama. Prinsip dan juga system kerja dari rangkaian mesin motor sendiri memiliki 2 cara, yaitu 2 stroke dan juga 4 stroke. Kedua jenis mesin ini bisa menghasilkan tenaga yang berbeda.

Gambar Skema Rangkaian Mesin Motor


Rangkaian Mesin Motor

Berikut sediki penjelasan secara sederhana mengenai kontruksi mesin sepeda motor.

Kepala Silinder
Bagian yang berada di paling atas dari kontruksi mesin adalah kepala silinder. Bagian ini memiliki fungsi sebagai penutup atau pelindung dari lubang silinder di bagian blok silinder yang juga bertugas untuk menjaga komponen lainnya yang pastinya memiliki peranan tidak kalah penting di dalam mesin sepeda motor tersebut.

Kepala silinder biasanya menggunakan bahan aluminium. Bagian kepala Silinder akan bertumpu di blok silinder yang digabungkan dengan baut. Diantara kedua bagian ini akan dipasang paking atau gasket yang bertujuan untuk menutup ruang bakar saat melakukan kompresi. Dan biasanya terdapat perbedaan untuk mesin 2 tak dan 4 tak. Bagian kepala silinder 2 tak memiliki bentuk kontruksi lebih sederhana disbanding mesin 4 tak.

Blok silinder
Blok silinder terletak diantara kepala silinder dan juga bak engkol. Di bagian tengah blok silinder ada lubang piston untuk melakukan kerja pada mesin. Dan biasanya akan diletakkan pelapis logam khusus yang berfunsi untuk mengurangi tingkat keausan yang disebabkan gesekan dengan bagian piston serta piston ring.

Poros engkol
Bagian poros engkol sendiri berada di bagian paling bawah di kontruksi mesin. Di bagian bak engkol tersebut ada rangkaian mesin yang dibuat secara komplit. Rangkaian mesin yang terdapat didalam bak engkol adalah :

  • Poros engkol

  • Bagian kopling

  • Perseneling

  • Generator atau genset mesin

  • Pompa oli

  • Tabung oli


Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian mesin motor, semoga rangkaian kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik kami lainnya, seperti Rangkaian Lampu Blitz, Rangkaian Mesin Cuci dan Rangkaian Kiprok Motor.

Jumat, 27 Desember 2013

Rangkaian Lampu Blitz

Rangkaian Lampu Blitz atau biasa disebut lampu kilat ini merupakan rangkaian yang digunakan untuk beberapa keperluan pekerjaan yang memang membutuhkan atau menggunakan pengaturan cahaya seperti ketika sedang memotret atau mengambil foto yang membutuhkan penerangan yang lebih. Apalagi jika anda sedang mengambiol foto dengan momen-momen yang sangat spesial atau juga momen yang penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan juga akan terlihat menarik ketika dicetak sebagai dokumentasi momen tersebut.

Dan guna menghasilkan foto yang bagus dan menarik, memang dibutuhkan alat atau rangkaian yang bisa membantu dan menunjang beberapa peralatan standar seperti kamera yang tentunya memiliki hasil yang berbeda-beda dan kadang masih kurang memuaskan. Memotret object tentu mebutuh tehnik khusus dan juga cara tersendiri. Apalahi jika obyek tersebut berada di dalam ruangan yang kurang mendapatkan pencahayaan yang cukup dan bisa membuat kesan yang kurang menarik.

Gambar Skema Rangkaian Lampu Blitz


Rangkaian Lampu Blitz

Dan jika menggunakan alat bantu seperti rangkaian lampu flasher atau rangkaian lampu blitz tersebut, bisa jadi akan bisa menyempurnakan hasil foto yang anda ambil. Apalagi jika ruangan tersebut memang memiliki pencahayaan yang kurang. Dan untuk membuat rangkaian lampu blitz tersebut, anda bisa menggunakan komponen sebagai berikut.

- R 1 : 100 K
- R 2 : 47 K
- R 3 : 10 K 5 W
- R 4 : 1 K
- R 5 : 10 OHM
- C 1 : 10 UF
- C 2 : 220 UF
- D 1 : BZ 148
- D 2 : 1N 4007
- IC1 : NE555
- Q 1 : BC 548
- T1 : BT136
- L1 : lampu 230 V ac
- F1 : fuse / sekering 1 A

Skema rangkaian lampu blitz menggunakan listirk jika ingin melakukan flash hingga 200 watt dimana besaran tersebut bisa diatur sesuai keinginan. Komponen IC NE555 berfungsi untuk multivibrator astabil yang menghasilkan pulsa untuk lampu. Frekuensi blitz diatur dengan nilai dari R2 dan R3. Sementara dioda D1 dan D2 menyediakan gelombang untuk IC. Sedangkan transistor T1 untuk menggerakkan komponen triac BT136 guna mengendalikan beban.

Demikian penjelasan singkat mengenai Rangkaian Lampu Blitz, semoga rangkaian di atas dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, tentang Rangkaian Mesin Cuci, Rangkaian Kiprok Motor dan Rangkaian CDI Mobil.

Rangkaian Mesin Cuci

Rangkaian Mesin Cuci tentu sudah sangat sering anda temukan. Pasalnya mesin cuci sudah termasuk ke dalam rangkaian atau perangkat elektronik yang memenuhi kebutuhan sehari-hari di dalam rumah tangga. Apalagi jika anda memiliki usaha di bidang laundry. Cara kerja dari perangkan mesin cuci tersebut sebenarnya sangat sederhana dan tentu juga sangat mudah untuk dipahami. Dan di era teknologi yang saling bersaing ini, sudah banyak merk atau brand mesin cuci yang bisa dibeli dengan harga murah hingga ke harga yang mahal. Dan pastinya mesin cuci tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.

Rangkaian mesin cuci ini pada dasarnya mempunyi kerja dan juga fungsi serta kegunaan yang serupa. Rangkaian mesin cuci akan bertugas sebagai mesin cuci dan juga pengering. Bagian yang biasanya sering rusak ada pada komponen di pengering serta timer. Timer di rangkaian mesin cuci ini yaitu komponen yang tentunya bertugas untuk mengatur waktu untuk proses mencuci dan juga mengeringkan pakaian. Biasanya penggunaan yang salah dan juga faktor usia menjadi penyebab utama.

Rangkaian Mesin Cuci

Gambar Skema Rangkaian Mesin Cuci


Rangkaian mesin cuci menggunakan motor listrik satu fasa untuk menggerakkan mesin. Komponen motor listrik tersebut akan bergerak 2 arah untuk mengucek pakain ketika mencuci. Komponen motor ini akan dihubungkan ke bak cuci atau juga agitator dengan menggunakan belt dan juga roda pemutar. Mesin cuci yang pengisiannya di daerah depan, biasanya menggunakan system otomatis dimana pencucian dan pengeringan menjadi 1. Dan rangkaian mesin cuci yang memasukkan pakaian dari atas, ada yang menggunakan system otomatis dan juga tidak.

Sistem timer dari rangkaian mesin cuci biasannya sering dijumpai di pasaran dengan menggunakan 2 sistem yaitu manual dan juga elektronik. Untuk rangkaian mesin cuci elektronik, tentu harus berhati-hati jika ingin memperbaiki ketika rusak. Minimal harus mengerti dasar-dasar ilmu elektronik. Sementara untuk yang manual jelas lebih mudah. Komponen mesin cuci yang sering di gunakan adalah :

  • Leveling Feet - Komponen ini memiliki kegunaan untuk mengatur kedataran dari rangkaian mesin cuci agar tidak terjadi getaran.

  • Motor – memiliki fungsi untuk memutar agitator yang bertugas akan mencuci pakaian.

  • Water Inlet Valve - Komponen ini bertugas untuk mengatur air yang masuk ke dalamrangkaian mesin cuci tersebut.

  • Agitator – Merupakan komponen yang dapat bergerak bolak balik dan bertugas menciptakan pusaran air guna mengucek pakaian.


Demikian penjelasan singkat mengenai Rangkaian Mesin Cuci, semoga artikel diatas dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya. Seperti Rangkaian Kiprok Motor, Rangkaian CDI Mobil dan Rangkaian Anti Maling.

Kamis, 19 Desember 2013

Rangkaian Kiprok Motor

Rangkaian Kiprok Motor merupakan rangkaian yang memiliki fungsi untuk menyalurkan tegangan dan juga penyearah arus dari sumber arus AC atau juga arus bolak balik ke arus DC atau arus searah di kendaraan bermotor. Aki menjadi komponen atau rangkaian yang berfungsi guna menjaga kestabilan rangkaian kiprok kendaraan bermotor. Fungsi dari Kiprok sendiri digunakan untuk mengatur dan juga menjaga kestabilan arus listrik yang akan menyalakan dari rangkaian sistem perapian kendaraan bermotor. Biasanya letak dari kiprok berada di bagian bawah dari tangki bensin atau juga di rangka motor.

Seringkali kegunaan kiprok tidak dipakai. Biasanya juga akan dilepas dari rangka mesin kendaraan tersebut. Hal ini konon bisa memberikan efek respon dari tarikan mesin yang lebih cepat. Namun and ajuga bisa melakukan modifikasi dari rangkaian kiprok tersebut yang sesuai dengan kebutuhan. Ada berbagai macam cara yang bisa dilakukan untuk melakukan modifikasi tersebut yang tentunya harus disertai dengan pengetahuan mengenai rangkaian dari kiprok tersebut. Fungsi dari rangkaian kiprok tersebut adalah :

- Kabel yang berwarna hitam akan bertugas sebagai masa.
- Kabel yang berwarna merah digunakan untuk klakson dan lampu sen.
- Kabel yang berwarna putih untuk melakukan pengisian dari aki.
- Kabel yang berwarna kuning dengan menggunakan strip merah untuk menstabilkan arus ke rangkaian pengapian.

Rangkaian Kiprok Motor

Contoh Gambar Rangkaian Kiprok Motor


Untuk melakukan modifikasi, cukup memutuskan kabel kuning dengan strip merah pada rangkaian kiprok motor jika anda ingin mencari tenaga yang cukup besar dari tarikan mesin. Sementara untuk membuat lampu motor anda menjadi lebih terang, anda bisa memodifikasi kabel berwarna putih dan juga dengan mengganti lampu motor anda dengan lampu dengan watt yang tinggi. Di kiprok ini bisa juga dipasang saklar aktif guna mengaktifkan fungsi dari pengisian aki. Disarankan untuk memasang lampu halogen 50 watt yang membuat sinar lampu bisa menyala lebih terang. Rangkaian kiprok motor ini bisa dipraktekkan sendiri untuk memodifikasi rangkaian tersebut.

Demikian penjelasan singkat mengenai Rangkaian Kiprok Motor, semoga rangkaian ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat. Baca juga artikel rangkaian lainnya, Seperti Rangkaian CDI Mobil, Rangkaian Voltmeter Digital, Fungsi Resistor dan Rangkaian LDR Sederhana.

Rangkaian CDI Mobil

Rangkaian CDI Mobil termasuk ke dalam salah satu Rangkaian CDI yang bisa anda temui. Dan rangkaian CDI ini memiliki arti dan juga kepanjangan dari Capasitive Discharge Ignition yang memiliki fungsi yaitu rangkaian elektronik pada kendaraan bermotor yang memiliki tugas guna mengatur system perapian dengan cara mengosongkan kapasitor di dalam rangkaian CDI tersebut. Tentu saja nama CDI sudah sangat familiar bagi para pecinta dunia otomotif dan juga sudah sangat dihafal. Fungsi dan juga kegunaan dari rangkaian CDI tersebut memang cukup vital. Keunggulan dari rangkaian CDI tersebut diantara lain :

- Rangkaian ini bisa mengefisiensikan BBM atau Bahan Bakar Minyak pada kendaraan bermotor termasuk mobil.
- Rangkaian CDI ini bisa menyeragamkan besaran tegangan yang keluar sama halnya dengan muatan kapasitor di dalam mobil tersebut
- Rangkaian CDI bisa juga untuk meningkatkan tenaga mesin dari mobil.

Dan di setiap kendaraan bermotor termasuk mobil, mempunyai bentuk dari rangkaian CDI yang berbeda-beda. CDI bisa menggunakan satu bunga api atau juga menggunakan bunga api yang cukup banyak yang menjadi salah satu rangkaian yang bisa anda buat. Dan tentu saja rangkaian CDI bisa anda rangkai sendiri.

Gambar Skema Rangkaian CDI Mobil


Rangkaian CDI Mobil


Di dalam skema rangkaian CDI mobil tersebut, rangkaian ini akan menggunakan komponen IC IR 2155 sekitar 2 buah. Kedua komponen tersebut, mempunyai tugas dan juga kegunaan yang berbeda-beda. Kegunaan pertama untuk switch. Sedangkan kegunaan lain berfungsi untuk inverter. Untuk switch sendiri, di dalam skema rangkaian tersebut akan menggunakan mosFET IRF 822 yang mempunyai frekuensi yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan transistor atau komponan SCR yang melebihi 20 kHz. Sementara inverternya akan menggunakan mosFET MTP 3055 SE.

Sedangkan prinsip dan cara kerja dari rangkaian CDI adalah :

- Rangkaian tersebut akan mengambil penguapan hasil pembakaran BBM dari Karburator
- Lalu rangkaian ini akan memberikan tekanan uap kepada Bahan Bakar Minyak yang terdapat di dalam motor.
- Rangkaian CDI ini akan melakukan pembakaran uap kembali setelah dikompres
- Setelah selesai, CDI akan membuang gas dari pembakaran.

Demikian penjelsan singkat tentang Rangkaian CDI Mobil, semoga rangkaian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik rangkaian lainnya, seperti Rangkaian Anti Maling, Rangkaian Generator, Rangkaian Sensor LDR dan Rangkaian Lampu Disco.

Rabu, 18 Desember 2013

Rangkaian Equalizer

Rangkaian Equalizer biasanya digunakan untuk mengatur suara pada audio-audio mulai dari tape, CD player hingga ke beberapa peralatan musik. Dan salah satu rangkaian equalizer yang sering digunakan adalah Equalizer 10 Chanel IC LA3600. Rangkaian equalizer ini merupakan salah satu equalizer dengan tipe bar 10 band frekuensi untuk pengaturan nada audio. Rangkaian Equalizer ini dibangun dengan menggunakan 2 unit komponen IC LA3600 dengan disusun secara bertingkat atau paralel. Komponen IC LA3600 ini adalah chip IC yang dibuat untuk equalizer 5 band frekuensi yang memiliki konfigurasi secara bertingkat.

Gambar Skema Rangkaian Equalizer


Rangkaian Equalizer


Pada gambar skema rangkaian diatas, terlihat bahwa rangkaian ini menggunakan komponan IC LA3600 dimana dibuat menjadi lebih sederhana untuk mendapatkan biaya yang lebih murah. Untuk membuat Rangkaian Equalizer ini, pada skema gambar tersebut terlihat bahwa komponen ini dirakit dengan PCB yang memiliki desain khusus yang bisa anda lihat di bawah.

Perhatikan susunan dan juga tata letak komponen-komponen yang terpasang seperti pada gambar diatas. PCB ini terdiri dari 2 bagian. Komponen potensiometer dan juga bagian dari komponen lainnya. Untuk melakukan penggabungan dari dua buah PCB Rangkaian Equalizer 10 Chanel IC LA3600 ini, anda dapat melakukannya dengan cara menghubungkan kedua PCB seperti huruf T yang direkatkan dengan menggunakan solder timah dimana hal ini bisa memberikan fungsi sekaligus sebagai hubungan sistem kelistrikan di kedua PCB tersebut.

Pada rangkaian Equalizer 10 Chanel IC LA3600 tersebut, anda bisa melihat bahwa rangkaian Equalizer ini bisa beroperasi dengan hanya mendapatkan tegangan sebesar 10 volt DC dengan menggunakan power supply atau adaptor yang memiliki tegangan yang baik dan stabil. Rangkaian equalizer ini hanya menghasilkan suara mono. Dan anda juga bisa membuat rangkaian equalizer yang mengeluarkan suara stereo dengan membuat serta menggabungkan Rangkaian Equalizer dengan 10 Chanel IC LA3600 ini menjadi 2 unit equalizer yang kemudian dihubungkan satu sama lain dengan solder.

Demikian sedikit info mengenai rangkaian equalizer yang bisa anda buat sendiri. Baca juga artikel kami yang menarik lainnya, seperti Rangkaian Anti Maling, Rangkaian Transistor dan Pengertian Resistor.

Selasa, 17 Desember 2013

Rangkaian Anti Maling

Rangkaian Anti Maling ini menggunakan radio FM kontrol yang bisa digunakan juga sebagai anti pencurian yang bisa dipasang di kendaraan apapun yang pastinya mempunyai sistem suplai DC sebesar 6 hingga 12 volt. Rangkaian ini tentu saja bisa dipasang di kendaraan seperti atau juga motor yang akan memberikan peringatan dini saat mobil atau motor anda diparkir di teras dan juga tempat umum akiabt tindakan pencurian tersebut.

Pencurian mobil dan motor memang sudah sering terjadi di lingkungan anda. Apalagi jika anda tinggal di kota besar. Data kepolisian sendiri mengatakan bahkan mengungkap bahwa angka pencurian mulai meningkat drastis. Hal ini menjadi bukti bahwa maling mobil saat ini semakin hebat dan juga lihai serta pintar. Untuk mencegah pencurian mobil yang bisa saja menimpa anda, para pemakai mobil tentunya tidak boleh kalah dari para maling. Untuk melakukan antisipasi, para pemakai mobil disarankan mengunakan atau memasang perangkat keamanan di mobil berupa rangkaian alarm anti maling yang bisa membantu anda.

Rangkaian Anti Maling

Gambar Skema Rangkaian Anti Maling


Di dalam rangkaian anti maling ini, menggunakan komponen unit receiver CXA1019 dimana komponen IC tunggal menggunakan modul radio FM yang pastinya bisa anda temukan di took-toko elektronika tersebut. Tentu saja rangkaian tersebut disetting ke frekuensi transmitter. Ketika pemancar dan juga sinyal yang diterima oleh rangkaian radio FM, pastinya aka nada suara mendesis di output penerima. Sementara di rangkaian transistor T2 atau BC548 tidak aktif. Tentu saja ini bisa membuat komponen transistor T3 relay driver mendapatkan basis maju yang akan dibiaskan melalui komponen resistor 10k R5 dan juga komponen relay akan memperoleh energi.

Ketika mobil anda didatangi oleh pencuri yang mencoba untuk mencuri mobil anda selama beberapa meter, hubungan antara rangkaian radio dan juga mobil dimana merupakan system pemancar dan juga alarm rusak. Desis sinyal AC tersebut akan digabungkan agar relay beralih ke rangkaian dengan melalui audio transformator. Sinyal AC yang telah diperbaiki dan juga disaring oleh komponen dioda D1 dan juga komponen kapasitor C8 serta komponen tegangan DC positif, akan membias ke arah komponen transistor T2. Jika transistor T2 aktif, hal itu bisa menarik basis transistor relay T3 ke permukaan. Relay tentu saja akan aktif dan alarm akan terhubung melalui komponen relay N / C. Dan alarm akan langsung berbunyi meskipun pencuri merusak kabel tersebut.

Demikian penjelasan singkat tentang rangkaian anti maling, semoga rangkaian kali ini nantinya dapat bermanfaat dan juga berguna bagi anda semua. Baca juga artikel rangkaian menarik lainnya, seperti Rangkaian Generator, Rangkaian Sensor LDR, Rangkaian Line Follower dan Rangkaian Lampu Seri.

Rangkaian Transistor

Rangkaian Transistor adalah rangkaian komponen elektronika yang terbuat serta tersusun oleh bahan semi konduktor yang mempunyai 3 kaki yang biasa disimbolkan Basis (B), Emitor (E), dan juga Collector (C). Transistor sendiri dibagi menjadi 2 jenis tipe, yaitu transistor PNP dan juga transistor NPN. Apa yang membedakan dari kedua jenis transistor tersebut ? Anda bisa melihat dari tanda panah pada area Emitor (E). Jika anak panah mengarah ke bagian dalam, maka transistor tersebut adalah transistor PNP. Sementara jika anak panah mengarah ke arah luar, maka transistor tersebut adalah transistor NPN.

Rangkaian transistor ini memerlukan bias tegangan pada area basis untuk bekerja secara maksimal. Besaran tegangan sendiri berdasarkan jenis dna bahan smei konduktor yang digunakan oleh rangkaian transistor itu sendiri. Namun biasanya besaran tegangan 0.5 hingga 0.7 V sering digunakan di sini. Perbedaan bias tegangan pada 2 jenis transistor tersebut adalah jika transistor PNP tegangan pada sumbu atau kaki basis harus lebih negatif dibandingkan dengan area emitor. Sementara untuk transistor NPN memiliki kinerja sebaliknya. Area atau kaki basis harus mendapatkan tegangan lebih positif dibandingkan dengan area emitor. Semakin besar bias tegangan, maka transistor akan semakin jenuh dan tegangan kolektor – emitor akan makin rendah.

Gambar Skema Rangkaian Transistor


Rangkaian Transistor

Fungsi transistor sendiri bermacam-macam. Salah satunya adalah bisa digunakan sebagai saklar. Untuk menjadikan transistor sebagai saklar elektronik, bisa dengan cara mengatur bias tegangan pada transistor tersebut. Dengan mengatur bias tegangan, maka akan terjadi hubungan yang singkat antara kolektor (C) dan juga emitor (E) pada kaki transistor. Sehingga transistor bisa difungsikan sebagai saklar elektronik. Selain sebagai saklar elektronik, transsistor juga bisa digunakan sebagai penguat arus pada power supply. Untuk mengubahnya, bias tegangan pada area basis harus konstan sehingga bias pada emitor juga dihasilkan arus yang juga konstan. Dan dibutuhkan dioda zener untuk membantu transistor. Fungsi lain bagi transistor adalah untuk penguat tegangan pada sinyal AC.

Demikian sedikit pengetahuan dan informasi mengenai rangkaian transistor yang bisa anda pelajari. Baca juga artikel menarik yang kami miliki lainnya, seperti Pengertian Transistor, Pengertian Resistor dan Rangkaian Genset.

Rangkaian Generator

Rangkaian Generator tentu sudah anda kenal sebagai pengganti sumber tegangan PLN yang mengalami pemutusan atau mati listrik. Dan salah satu rangkaian generator adalah Generator DC yang merupakan perangkat elektronik atau Motor listrik yang bisa mengubah energi dari energy mekanis menuju ke energi listrik. Generator DC ini akan menghasilkan arus DC atau arus searah. Rangkaian Generator DC ini tentu saja bisa dibedakan beberapa jenis yang didasarkan dari rangkaian lilitan magnet atau juga penguat eksitasinya terhadap jangkar. Jenis dari rangkaian generator DC tersebut adalah :

- Rangkaian Generator penguat terpisah
- Rangkaian Generator shunt, dan
- Rangkaian Generator kompon

Biasanya rangkaian generator DC akan dibuat dengan memakai magnet permanent dengan 4 kutub rotor dan juga regulator tegangan digital, serta proteksi di bagian beban lebih. Selain itu di rangkaian generator DC ini juga memiliki starter eksitasi dan penyearah, bearing serta rumah generator. Rangkaian generator DC sendiri memiliki 2 bagian yaitu stator yang merupakan bagian dari mesin DC diam, dan juga rotor yang merupakan mesin dari rangkaian DC yang berputar. Stator sendiri terdiri dari: rangka motor, lilitan dari stator, sikat, dan juga bearing serta terminal box. Sementara rotor sendiri terdiri komutator, lilitan rotor, kipas dari rotor dan juga poros.

Gambar Skema Rangkaian Generator


Rangkaian Generator

Sementara untuk prinsip kerja dari rangkaian Generator DC memiliki 2 cara :

- Yang pertama adalah dengan menggunakan cincin seret dimana cara ini bisa menghasilkan tegangan induksi secara bolak-balik.
- Yang kedua tentu saja dengan menggunakan alat komutator yang bisa menghasilkan tegangan DC atau searah.

Jika bagian rotor diputar dengan pengaruh dari medan magnet, tentu saja bisa terjadi perpotongan dari medan magnet oleh lilitan kawat di bagian rotor tersebut. Hal ini pastinya bisa menimbulkan tegangan atau induksi. Dan jika ujung lilitan dari rotor dihubungkan dengan cara slip ring berupa dua cincin, listrik AC atau arus bolak-balik akan dihasilkan dan berbentuk sinusoidal. Sedangkan jika ujung lilitan rotor dihubungkan dengan cara komutator satu cincin dengan dua belahan, listrik DC atau listrik searah akan hadir dengan dua gelombang positif.

Demikian penjelasan singkat tentang rangkaian generator, semoga rangkaian ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Sensor LDR, Rangkaian Lampu Disco, Rangkaian Voltmeter Digital dan Fungsi Resistor.

Rangkaian Sensor LDR

Rangkaian Sensor LDR merupakan salah satu rangkaian yang bisa digunakan untuk sensor terutama sensor cahaya yang bisa digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi sebuaht tegangan listrik di dalam rangakian tersebut. Otomatis rangkaian ini bisa menghasilkan tegangan listrik yang bisa digunakan di dalam rangkaian yang menggunakan cahaya sebagai alat untuk menggerakkannya. Komponen yang biasa dipakai di dalam rangkaian sensor cahaya tersebut adalah komponen LDR atau Light Dependent Resistor, Dioda Foto atau Photo Diode dan juga Photo Transistor.

Cara kerja atau prinsip kerja dari rangkaian sensor LDR ini tentu saja mengubah energi foton menjadi energy elektron. 1 foton bisa menghasilkan 1 elektron. Penggunaan rangkaian sensor cahaya sendiri cukup luas. Dan yang cukup populer dan juga sering digunakan adalah kamera digital.

Berikut beberapa jenis sensor LDR (cahaya) :

- Fotoresistor – Berfungsi untuk mengubah resistansi saat terkena cahaya.
- Sel Matahari - Untuk menghasilkan tegangan dan akan memberikan arus listrik saat terkena cahaya.
- Fotodiode - Ddigunakan saat mode fotovoltaik dan juga fotokonduktif.
- Fototransistor – Untuk menggabungkan beberapa mode.
- Tabung Cahaya – untuk memancarkan elektron saat terkena cahaya.

Rangkaian Sensor LDR

Gambar Skema Rangkaian Sensor LDR


Dari gambar diatas, hambatan pada LDR akan berkurang disebabkan besarnya intensitas cahaya yang akan masuk ke dalam permukaan. Besarnya hambatan LDR ini akan berbeda dan tergantung dari ukuran serta bentuk dari komponen LDR ini. Di dalam rangkaian tersebut, sensor cahaya LDR disusun secara seri dengan menggunakan variable resistor 20 K. VR atau Variable Resistor berfungsi untuk menyesuaikan tingkat sensitifitas di dalam rangkaian ini.

Untuk menggunakan beban dengan memanfaatkan tegangan yang lebih tinggi, tentunya harus memutuskan total pin dari saklar. Jangan ada yang terhubung ke dalam rangkaian sensor tersebut. Saklar ini bisa digunakan di beberapa rangkaian. Dan tentu saja anda tinggal menggant relay saklar tersebut jika mengalami kerusakan. Demikian penjelasan mengenai rangkaian sensor LDR cahaya yang diharapkan bisa memberikan ilmu tambahan.

Demikian penjelasan singkat tentang Sensor LDR, semoga rangkaian kali ini dapat berguna dan bermanfaat. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Lampu Disco, Fungsi Resistor, Rangkaian LDR Sederhana dan Rangkaian LED Strobo.

Rangkaian Lampu Disco

Rangkaian Lampu Disco tentu sudah sering anda lihat di café, bar, night club atau bahkan di beberapa film yang bertemakan disko seperti Saturday Night Fever, Pulp Fiction dan beberapa film lainnya. Dan tentu saja lampu disco tersebut bisa dibuat dengan sangat mudah dan gampang dengan cara memakai komponen timer 555 dengan menggunakan mode astabil di dalam rangkaian lampu tersebut. Di dalam rangkaian ini, terdapat 2 buah LED yang akan berkedip dengan adanya beberapa saat jeda atau penundaan yang tentu saja merupakan bagian dari modifikasi yang bertugas untuk mengatur lampu LED dan juga untuk mengendalikan lampu pijar tersebut. Jangka waktu untuk osilasi sendiri ditentukan oleh konstanta waktu di dalam rangkaian RC di dalam rangkaian lampu disco tersebut.

Gambar Skema Rangkaian Lampu Disco


Rangkaian Lampu Disco


Bagian Pin atau kaki 1 dan juga 8 dari timer 555, difungsikan untuk memberikan tenaga di dalam rangkaian. Pin 4 merupakan reset yang juga menjadi input aktif rendah yang akan dipasang ke komponen Vcc untuk menghindari reset yang tidak terduga. Sementara Pin 5 merupakan pin Voltage Control yang tidak memiliki fungsi di dalam rangakain ini. Oleh sebab itu akan melalui kapasitor 0.01μF guna menghindari suara dengan frekuensi yang tinggi. Ketika output memiliki nilai kapasitor yang tinggi, masuk ke dalam komponen Vcc melalui resistor R1 dan juga Dioda. Ketika output discharge kapasitor rendah, masuk ke resistor R2 dan discharge pin 7 dari timer 555.

Ketika output rendah atau 0V, LED bersinar tinggi. Dan ketika output tinggi 5V LED akan bersinar rendah. Bisa juga menggunakan LED lain, sehingga dua LED akan disusun secara seri. Anda juga bisa menggunakan tegangan suplai yang lebih tinggi jika ingin memakai atau menggunakan LED lebih banyak. Komponen LM/NE555 bisa bekerja hingga tegangan 16V dan juga SE555 dapat bekerja hingga tegangan 18V. Sementara IC 555 akan mendapatkan pasokan hingga besaran 200mA.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian lampu disco, semoga artikel rangkaian kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua orang. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Voltmeter Digital, Fungsi Resistor, Rangkaian MP3 Player dan Rangkaian LED Strobo.

Rangkaian Traffic Light

Rangkaian Traffic Light tentu menjadi rangkaian yang sudah sering anda lihat di setiap perempatan atau pertigaan di jalan raya. Dan anda sendiri bisa membuat rangkaian tersebut dengan mengkondisikan tiga buah lampu yang menyala dengan mengikuti timer atau kontrol waktu yang sudah diatur. Ada dua tipe untuk mengontrol tersebu. Melalu jaringan komputer seperti Delphi dan juga dengan menggunakan beberapa komponen elektronika yang bisa anda dapatkan toko-toko elektronik. Jika menggunakan komponen elektronika, tentu saja akan menyita waktu untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan juga pas dengan kondisi lampu lalu lintas dijalan-jalan.

Cara dan sistem kerja dari rangkaian traffic light ini sebenarnya sangat mudah untuk dimengerti. Rangkaian ini menggunakan komponen IC up/down counter 74190 yang berfungsi untuk mengeluarkan atau outpu yang tercacah untuk dikondisikan dengan logika supaya bisa menghasilkan output yang sesuai dengan lampu lalu lintas. Komponen IC counter up bisa juga digunakan sebagai komponen pencacahnya. LED D1 untuk lampu warna merah, lalu lampu kuning ditentukan oleh LED D2 dan LED D3 untuk lampu hijau.

Gambar Skema Rangkaian Traffic Light


Rangkaian Traffic Light


Untuk membuat rangkaian ini, beberapa komponen harus anda miliki sebagai berikut :

  • Resistor R1 1 Kohm, R2 , R3 dan juga R4 dimana masing-masing memiliki besaran 220 ohm serta VR1 Potensio 10 K / 15 K.

  • Kapasitor : C1 100 uF

  • LED D1 (merah), D2 (kuning) dan D3 (hijau).

  • Integrated Circuit IC 1 : NE 555, IC2 : 74LS190 dan IC3 : 74LS02


Sementara untuk cara kerjanya sendiri adalah komponen R1, C1 dan VR1 berfungi sebagai kombinasi astable yang menjadi penentu untuk kecepatan sinyal clock yang akan dialirkan kepada input counter. Dimana nanti akan menentukan berapa lama waktu nyala dari masing-maisn lampu yang terdapat di dalam rangkaian. Dibutuhkan waktu sekitar 2 bit keluaran dari rangkaian traffic light untuk menentukan kombinasi nyala lampu. Biasanya lampu kuning menjadi lampu yang pertama kali hidup. Hal ini disebabkan lampu tersebut berhubungan dengan output Q1 dari IC. Lampu warna merah di output Q2 menjadi lampu berikutnya yang menyala yang diikuti lampu warna kuning dan merah menyala bersamaan dengan lampu hijau menyala berikutnya.

Demikian penjelasan singkat tentang rangkaian traffict light, semoga artikel kali ini dapat bermanfaat bagi anda. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Sensor LDR, Rangkaian Lampu Disco dan Fungsi Resistor.

Senin, 16 Desember 2013

Rangkaian Timer Digital

Rangkaian Timer Digital merupakan salah rangkaian sederhana yang berfungsi untuk menunjukkan dan juga sebagai penanda waktu. Di dunia eletronika, rangkaian timer digital ini memang cukup mudah untuk dibuat dan diaplikasikan. Dan system kerjanya sendiri sudah sering anda temukan di jam tangan digital. Anda sendiri bisa membuat dan juga merangkai timer digital tersebut. Dan biasanya rangkaian timer digital ini menggunakan komponen IC LM 555 dan juga transistor.

Gambar Skema Rangkaian Timer Digital


Rangkaian Timer Digital

Di dalam rangkaian atau skema timer digital ini, terdapat rangkaian timer sederhana yang menggunakan komponen transistor di dalamnya. Untuk melakukan perhitungan atau rumusnya sendiri, nilai transistor akan didapatkan dengan 1 / ( nilai transistor x nilai kapasitor ) yang memiliki symbol t = 1/RC. Fungsi dari komponen transistor di dalam rangkaian tersebut adalah berfungsi sebagai saklar. Dan komponen serta bahan yang digunakan di dalam rangkaian timer digital ini adalah :

- Komponen Transistor BC 546 atau symbol Q ( 2 buah )
- Komponen Potensiometer 50 k - R var ( 2 buah )
- Komponen Resistor ½ W 1 k - R – ( 1 buah )
- Komponen Capastior 100 uF 10 V ( 2 buah )
- Komponen LED 0.5 mm ( 1 buah )
- Baterai 1.5V ( 2 buah )

Sementara cara kerja dari rangkaian timer digital ini adalah rangkaian timer akan melakukan pengisian dan juga akang mengosongkan di komponen kapasitor pada basis kedua di dalam rangkaian transistor. Untuk menentukan durasi pengisian dan pengosongan di komponen kapasitor, diatur oleh arus yang melintas di komponen resistor ke arah kapasitor yang dilewatkan ke potensiometer. Terdapat sekitar 2 buah rangkaian yang di buat dengan menggunakan besaran dan bentuk yang sama yang difungsikan untuk melakukan pergantian dalam proses pengerjaan tersebut. Untuk melihat dan membuktikan mengenai kinerja rangkaian tersebut apakah berjalan dengan baik, bisa dengan cara melihat LED yang menyala dan mati bergantian.

Rangkaian LED Strobo

Rangkaian LED Strobo ini tentu saja sudah sering anda temukan dan juga sudah biasa digunakan oleh para polisi atau juga mobil ambulans dan tentu saja mobil pemadam kebakaran yang sudah sering anda temukan di lingkungan sekitar. Dan orang awam sendiri memang akan sangat asing dengan nama strobo. Biasanya disebut lampu kelap kelip atau lampu mobil polisi. Rangkaian LED strobe ini memang menjadi salah satu nama rangkaian dari Lampu Mobil Polisi tersebut. Mobil polisi memang biasanya memiliki lampu khas yang akan diletakkan di roof panel atau juga di bagian atap mobil ketika sedang mengawal atau bertugas.

Jika rangkaian LED Strobo tersebut menyala dan berkedip-kedip, sirine yang terhubung ke lampu tersebut akan langsung berbunyi seiring dengan lampu LED strobo yang hidup dan berkelap-kelip atau bekerja. Di sini sinyal suara yang diterima serta nyala dari lampu LED Strobo tersebut akan saling berhubungan dan bisa menyita perhatian orang banyak. Dan tentu saja anda juga bisa membuat sendiri rangkaian strobo LED tersebut.

Rangkaian LED Strobo



Gambar Skema Rangkaian LED Strobo


Di rangkaian LED strobo atau juga lampu mobil polisi ini, menggunakan komponan LED yang tidak sulit untuk dirangkai. Sangat mudah untuk membuat rangkaian lampu strobo ini. Dan yang memudahkan adalah komponen yang digunakan di dalam rangkaian akan dengan mudah didapatkan. Rangkaian LED strobe tersebut memang biasanya dipakau untuk melakukan simulasi rangkaian lampu mobil polisi yang pada bagian lampu tersebut akan menyala berkedip secara bergantian atau juga menggunakan semacam plat yang berputar-putar. Dan omponen IC1a berfungsi menjadi osilator gelombang persegi yang memiliki besaran frekuensi yang disesuaikan dengan besaran dari nilai VR1 dimana bisa memberikan efek yang maksimal. Sedangkan gelombang persegi sendiri merupakan buffer di komponen IC1B yang memiliki fungsi guna mendorong komponen IC2. Semenara di Output dari komponen Q0 atau Q2 dan Q7 atau Q9, bisa membuat pertukaran pulsa ganda. Hal ini yang bisa membuat rangkaian LED Strobo bekerja dengan baik.

Fungsi Resistor

Fungsi Resistor dalam rangkaian elektronika adalah sebagai pengatur untuk membatasi jumlah arus yang mengalir di dalam suatu rangkaian elektornika. Selain itu, resistor juga merupakan komponen yang bersifat pasif sehingga dapat menghambat arus listrik. Dengan adanya sebuah resistor di dalam suatu komponen, maka arus listrik dapat dialiri sesuai dengan kebutuhan.

Berikut ini kami jabarkan beberapa fungsi resistor lainnya :

  • Resistor berfungsi untuk menahan arus listrik yang mengalir agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronik.

  • Resistor berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektornik.

  • Dapat membagi suatu tegangan.

  • Dan, dapat berfungsi untuk menghidupkan frekuensi tinggi dan rendah sesuai dengan kebutuhan transistor dan kapasitor.


Resistor adalah komponen elektronika yang memiliki nilai resistansi. Nilai dari resistor sendiri terbagi menjadi 3 jenis. Yang pertama adalah Fixed Resistor yang memiliki hambatan tetap. Kedua adalah Variable Resistor yang nilai hambatannya dapat berubah-ubah. Ketiga adalah Resistor Non Linier yang nilai hambatannya tidak linier karena terpengaruh oleh faktor lingkungan, misalnya suhu dan cahaya.

Contoh Gambar Fungsi Resistor


Fungsi Resistor


Jenis-Jenis Resistor yang ada saat ini banyak dijual di pasaran juga bermacam-macam. Namun, hanya ada dua jenis resistor yang biasanya sering digunakan di dalam suatu rangkaian elektronika, yaitu :

Resistor Biasa (Nilainya Tetap)
Resistor ini berfungsi sebagai penghambat gerak arus listrik yang nilainya tidak dapat berubah-ubah (konstan). Bahan yang digunakan untuk pembuatan resistor ini adalah Nikel dan Karbon

Resistor Variable (Nilainya Berubah-ubah)
Resistor yang satu ini memiliki nilai variable yang dapat berubah dengan cara memutar ataupun menggeser resistor tersebut.

Demikian penjelasan singkat mengenai Fungsi Resistor dan juga jenis-jenisnya. Semoga artikel kali ini dapat berguna dan bermanfaat. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Voltmeter Sederhana, Rangkaian Bel Rumah dan Rangkaian Pneumatik.

Minggu, 15 Desember 2013

Rangkaian LDR Sederhana

Rangkaian LDR Sederhana merupakan salah satu rangkaian yang menggunakan komponen LDR yang menjadi salah satu komponen di bidang elektronika yang mempunyai hambatan yang bisa berubah sesuai dengan perubahan intensitas cahaya yang diterima oleh komponen LDR tersebut. LDR sendiri merupakan singkatan dari Light Dependent Resistor atau bisa juga disebut Resistor yang dipengaruhi oleh cahaya.

Hambatan dari LDR tersebut akan berkurang seiring dengan semakin besarnya intensitas cahaya yang mengenai komponen LDR tersebut. Untuk menentukan besaran dari hambatan LDR tersebut, memiliki cara yang berbeda-beda dan tergantung dengan ukuran dan juga bentuk dari komponen tersebut. Jika di dalam komponen, semakin rapat pola garis yang biasa terdapat di permukaan dari komponen tersebut, biasanya perubahan hambatan LDR akan besar dan lebih bersifat sensitif jika terkena cahaya.

Di dalam rangkaian sensor cahaya tersebut, komponen LDR ini akan dipasang seri dengan komponen Variable Resistor atau VR 20 K. VR ini memiliki fungsi untuk menyesuaikan sensitifitas di dalam rangkaian sensor tersebut. Selain itu juga berfungsi untuk penyeimbang dengan hambatan LDR yang digunakan di dalam rangkaian tersebut. Dan biasanya hampir semua jenis komponen rangkaian LDR sederhana sudah bisa dipastikan bisa digunakan di rangkaian tersebut.

Sementara prinsip kerja dari rangkaian sensor cahaya ini dengan cara memperkuat perubahan pada tegangan di dalam rangkaian seri LDR dengan menggunakan 2 buah transistor yang akan dirangkai dengan menggunakan pola Darlington. Hasil dari proses perkuatan transistor tersebut akan langsung dikirimkan ke komponen Coil Relay. Relay ini yang bisa berfungsi sebagai saklar untuk dialirkan ke beban.

Rangkaian LDR Sederhana

Gambar Skema Rangkaian LDR Sederhana


Jika anda ingin memakai beban yang memiliki tegangan tinggi atau lebih tinggi di dalam rangkaian LDR sederhana ini, maka disarankan anda harus memutus total pada bagian pin atau kaki di komponen saklar relay secara keseluruhan. Dan jangan ada 1 kaki atau pin yang terhubung ke dalam rangkaian tersebut. Komponen saklar relay tentu saja harus bisa digunakan sebagai saklar di dalam jenis rangkaian atau perangkat apapun.

Rangkaian Voltmeter Digital

Rangkaian Voltmeter Digital sederhana biasanya menggunakan 3 digit DC dimana memiliki tingkat keakuratan hingga 0,1 volt. Pengukuran tegangan tersebut bisa mencapai maksimal hingga 30 volt. Biasanya rangkaian ini akan diaplikasikan untuk keperluan mengukur dari besaran tegangan dari perangkat elektronik Seperti power supply yang menggunakan tegangan variabel. Tentu saja rangkaian Voltmeter sangat berfungsi yang tentu saja bisa melakukan pengetesan dan juga display besaran daya secara langsung.

Untuk membuat rangkaian Voltmeter digital ini, cukup dengan mengeluarkan biaya yg cukup murah untuk sekali membuat rangkaian ini. Apalagi bagi yang sudah sering dalam membuat rangkaian elektronik dan juga sering memakai IC programming. Jika baru pertama kali membuat rangkaian voltmeter digital ini dengan menggunakan IC Programming, dapat dipastikan akan menelan biaya yang cukup mahal. Pasalnya harus memogram IC tersebut.

Gambar Skema Rangkaian Voltmeter Digital


Rangkaian Voltmeter Digital

Dengan memakai komponen IC programming PIC16F676 dimana menjadi salah satu IC programming yang bisa ditulis dan juga dihapus secara berulang-ulang, tentu saja sangat membantu. Rangkaian voltmeter digital ini tentunya diwajibkan menggunakan power supply sebagai tegangan utama dan sumber daya. Anda bisa memakai rangkaian power supply seperti komponan IC regulator 7805. Untuk kalibrasi, diperlukan digital multitester sebagai referensi dari rangklaian ini atau bisa juga memakai 2 buah IC regulator 7805 dan juga 7809 serta 7812 untuk tegangan. Masukkan input Voltmeter Digital ke masing-masing output dari komponen IC regulator tersebut secara bergantian dan juga lakukan kalibrasi trimpot hingga 7 segment yang akan menunjukkan angka sesuai dengan hasil keluaran atau output tegangan IC regulator tersebut. Beberapa komponen yang bisa anda gunakan :

- IC PIC16F676
- Tr BC 557
- 7 Segmen
- Trimpot 50 K – Multiturn
- PCB

Sabtu, 14 Desember 2013

Rangkaian Subwoofer Sederhana

Rangkaian Subwoofer Sederhana ini bisa anda temukan dan juga biasa juga digunakan untuk audio-audio pada otomotif seperti mobil dan juga di speaker yang memang memiliki fungsi untuk mengeluarkan suara agar lebih menggelegar dan juga lebih tebal atau nge-bass. Rangkaian subwoofer sederhana tentu juga bisa membuat suara speaker menjadi lebih maksimal dan juga lebih nendang. Terutama jika lebih difokuskan untuk menonton atau mendengarkan musik dan juga film. Sementara arti dan juga definisi dari subwoofer sendiri adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk mengangkat dan juga menangkap frekuensi rendah karbon yang biasanay memiliki frekuensi dari 20 Hz hingga mencapai 200 Hz. Rangkaian yang biasanya menjadi rangkaian elektronika tambahan di perangkat speaker tersebut memang lebih berfungsi untuk menambah dan juga mengangkat suara rendah seperti suara bass.

Gambar Skema Rangkaian Subwoofer Sederhana


Rangkaian Subwoofer Sederhana

Rangkaian subwoofer sederhana tersebut memang harus mengeluarkan suara yang mencukupi dan juga mampu memenuhi standar dari pendengaran manusia biasa. Dan tentunya disarankan untuk menghasilkan suara di sekitar frekuensi yang sedang. Jangan terlalu nyaring serta rendah yang tentu saja bisa membuat suara menjadi kurang nikmat. Perangkat speaker memang memiliki keterbatasan tersendiri dalam menghantarkan proses aliran suara tersebut di beberapa frekuensi yang tidak bisa dijangkau oleh speaker tersebut.

Rangkaian subwoofer sederhana ini bisa berfunsi berguna untuk menambahkan frekuensi pada pengeras suara untuk menjangkau frekuensi yang lebih tinggi. Dan di dalam rangkaian subwoofer sederhana ini, terdapat komponen transduser pengeras suara yang memiliki fungsi untuk menekan atau menghentikan tekanan udara untuk melawan deformasi. Speaker yang pas untuk rangkaian subwoofer tersebut juga sangat bervariasi. Tentunya pilih speaker yang bisa menerima frekunesi diantara 3500 Hz sampai 20 KHz yang memang biasanya bekerja di frekuensi tinggi. Sedangkan untuk speaker Midrange, biasanya hanya mampu menangkap frekuensi 350 Hz - 4500 Hz. Untuk speaker Midwoofer mampu menangkap frekuensi 80 – 350 Hz. Sementara di bagian desain, rangkaian subwoofer sederhana memiliki kreasi dan juga bisa anda bentuk sesuai selera. Dan tidak jarang akan memakai desain reflek bass yang memanfaatkan radiator pasif.

Rangkaian Bel Rumah

Rangkaian Bel Rumah biasanya menggunakan komponen IC NE 555. Fungsi dari komponen tersebut akan bekerja ketika ada seseorang yang menekan tombol atau saklar S1 tersebut. Ketika menerima sinyal tersebut, speaker akan langsung berbunyi dan juga akan langsung terdengar selama selang periode tertentu dengan menggunakan multivibrator monostable atau biasa disebut IC1. Saat komponen saklar S1 ditekan, komponen IC1 akan dipicu oleh pin 2 dan juga pin output 3 dengan logika high untuk jangka waktu tertentu yang waktunya akan ditetapkan oleh nilai R4 dan juga POT R5. Saat output dari IC1 logika high tersebut melakukan reset di komponen IC2. Komponen tersebut akang langsung berosilasi untuk memunculkan suara bel melalui komponen IC2 yaitu speaker. Komponen tersebut akan dikonfigurasi sebagai multivibrator astabil osilasi frekuensi yang tentu saja bisa divariasikan dengan bantuan komponen POT R5. Dan semua hal tersebut akan menyesuaikan dengan nilai dari R4 & R5.

Gambar Skema Rangkaian Bel Rumah


Rangkaian Bel Rumah

Komponen IC NE 555 yang memiliki 8 pin atau kaki ini merupakan salah satu komponen elektronika yang memang sudah lama dikenal dan juga memang menjadi salah satu komponen yang sering digunakan di beberapa rangkaian standard dan juga sederhana serta memiliki fungsi yang serba guna dengan ukurannya yang memang memiliki besaran kurang dari 0.5 cm3 atau sentimeter kubik. Dasar dari aplikasi utama komponen IC NE 555 tersebut memang sering digunakan sebagai Timer atau pengatur waktu. Oleh sebab itu komponen ini akan melakukan operasi di rangkaian bel rumah IC ini yang mempunyai fungsi sebagai monostable dan juga Pulse Generator atau komponen Pembangkit Pulsa dengan melakukan operasi astable. Fungsi lainnya tentu saja bisa digunakan sebagai Time Delay Generator dan juga Sequential Timing di dalam rangkaian tersebut.

Sementara untuk potensiometer sendiri bisa diganti dengan menggunakan komponen resistor variable yang tentu saja bisa mengirit tempat untuk board PCB. Sementara saklar pada gamabr diatas memiliki fungsi sebagai switch guna memicu rangkaian bel rumah yang menggunakan variasi suara. Baca juga artikel rangkaian elektronika lainnya, seperti Rangkaian ATS, Rangkaian Sensor Air dan Rangkaian Arus Listrik.

Membuat Rangkaian Elektronika

Membuat Rangkaian Elektronika tentu menjadi salah satu kegiatan dan juga kerjaan yang tentunya menggunakan skema rangkaian elektronika yang pastinya akan digemari dan di senangi oleh para pembuat dan juga perancang serta penikmat kegiatan elektronika tersebut. Dan tentu saja membuat rangkaian elektronika bisa menambah pengetahuan dan juga informasi untuk membuat perangkat elektronik yang pas dan juga yang anda inginkan tersebut.

Dan bagi yang tertarik untuk menggeluti dan juga menekuni bidang atau juga dunia electronik, dan juga microcontroller, serta suka mendesain dan merangcang rangkaian serta menggambar jalur di papan PCB guna membuat sebuah perangkat elektronik, tentu akan menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan. Apalagi sekarang ada kemuduhan dengan adanya software atau aplikasi gratis guna memudahkan anda dalam pembuatan skema dan juga gamar rangkaian elektronik serta papan PCB yang bisa diapliaskian secara langsung yang bernama DipTrace.

Contoh Gambar Membuat Rangkaian Elektronika


Membuat Rangkaian Elektronika


Aplikasi ini tentu memudahkan siapa saja yang berniat untuk membuat rangkaian elektronik tersebut. Tentu saja aplikasi dan juga software - software tersebut pastinya bisa memudahkan anda dalam merancang PCB dan juga rangkaian elektronik tersebut. Sementara ada aplikasi lain yang juga bisa memudahkan dalam membuat skema electronik dan juga PCB atau Printed Circuit Board Layout, Dip Trace mempunyai 2 fungsi utama yang bisa anda temukan, yaitu :

1. Memiliki fungsi utnuk menggambar skema rangkaian elektronik tersebut.
2. Untuk merancang papan PCB atau Printed Circuit Board Layout sesuai dengan skema yang anda inginkan.

Aplikasi DipTrace sendiri memiliki kelebihan yang bisa menguntungkan anda apabila ingin membuat rangkaian elektronika. Aplikasi ini juga lebih baik jika dibandingkan dengan program gratisan lainnya. Kelebihan Dip Trace tersebut adalah :

1. Library atau tools yang tentunya jauh lebih lengkap.
2. Dalam merancang PCB ini bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan menu autorouting atau konversi skema menjadi rancangan desain PCB layout tersebut secara otomatis.
3. Anda juga bisa menambahkan serta mengubah pattern dan juga bentuk komponen serta simbol dari komponen tersebut.
4. Memiliki fitur yang sangat lengkap dan juga mudah untuk digunakan.

Jumat, 13 Desember 2013

Rangkaian Sederhana

Rangkaian Sederhana atau biasa disebut rangkaian listrik sederhana ini memiliki arti sebuah rangkaian yang akan dialiri oleh arus yang memiliki muatan listrik didalamnya. Dan biasanya di dalam rangkaian elektronika tersebut, terdapat beberapa macam komponen yang pastinya memiliki kinerja dan juga fungsi yang tertentu. Dan di dalam rangkaian listrik tersebut memiliki beberapa macam komponen yang akan mendapatkan suplai energi dari sumber tegangan yang tentunya memiliki besaran yang berbeda-beda. Dan tegangan tersebut akan mengalir di dalam rangkaian tersebut serta akan menghasilkan output atau tenaga keluaran yang bisa langsung digunakan.

Di dalam rangkaian sederhana atau rangkaian listrik sederhana ini, didalam rangkaian tersebut terdapat berbagai macam komponen yang akan membuat rangkaian tertutup dimana bisa mengalirkan aliran listrik yang masuk dari sumber tegangan tersebut. Sementara di dalam rangkaian tersebut terdapat komponen pengguna energi yang akan mendapatkan arus dari sumber tegangan yang masuk ke dalam rangkaian ini. Dan rangkaian listrik sederhana ini memiliki 2 bentuk rangkaian yang biasa di gunakan. Yaitu rangkaian seri dan juga paralel.

Gambar Skema Rangkaian Sederhana


Rangkaian Sederhana

Di dalam rangkaian seri tersebut, komponen yang digunakan akan dipasang dengan bentuk berbaris. Dan arus yang mengalir ke rangkaian tersebut akan mengalir para satu cabang komponen itu saja. Sementara jika salah satu komponen mengalami kendala seperti kerusakan atau juga dicabut dari rangkaian, tentu saja aliran arus tersebut tidak akan mengalir sebagaimana mestinya. Dan pastinya aliran arus di dalam rangkaian tersebut akan putus. Keunggulan dari rangkaian sederhana tentu saja memiliki biaya pembuatan yang relatif lebih murah.

Sementara rangkaian paralel memiliki bentuk yang sedikit lebih kompleks. Komponen di dalam rangkaian tersebut akan disususn secara berjajar dimana di setiap komponen memiliki cabang sendiri-sendiri. Dan aliran arus dari sumber tegangan akan mengalir ke setiap cabang dari komponen tersebut.Tidak hanya di satu cabang saja. Dan keunggulannya adalah jika salah satu komponen mengalami kerusakan atau juga diputus, tentu saja aliran arus tersebut akan terus mengalir dan tidak mengganggu komponen lainnya di dalam komponen tersebut.

Demikian sedikit info mengenai rangkaian sederhana yang bisa membantu anda. Baca juga artikel kami lainnya, seperti Rangkaian Audio Mobil, Rangkaian Subwoofer Sederhana dan Rangkaian MP3 Player.

Kamis, 12 Desember 2013

Rangkaian MP3 Player

Rangkaian MP3 Player ini bisa menjadi perangkat mp3 player yang bisa digunakan di kendaraan pribadi seperti mobil. Salah satu rangkaian mp3 yang bisa dibuat dengan menggunakan komponen mikrokontroler Atmel dan juga layar LCD serta beberapa tombol dan juga decoder mp3 serta konverter digital. Bisa juga ditambahkan SD card guna menyimpan file MP3. SD Card akan menggunakan sistem FAT pada Microsoft Windows. Sementara komponen mikrokontroler akan digunakan untuk membaca SD card tersebut. Mini jack RCA atau 3.5mm audio jack akan dimanfaatkan sebagai output dari mp3 player tersebut.

Gambar Skema Rangkaian MP3 Player


Rangkaian MP3 Player


Dalam gambar skema tersebut, SD card akan memakai SPI yang terhubung dengan port B. Kode I2C untuk komponen STA013 dimodifikasi agar bisa digunakan di port A. Sementara Port C sendiri terhubung ke layar LCD di rangkaian tersebut dan port D berfungsi untuk tombol. Komponen IC DAC CS4334 tidak butuh koneksi ke komponen mikrokontroler.

Seperti yang terdapat pada gambar skema rangkaian MP3 player diatas, terdapat tombol untuk memulai lagu dan juga untuk menghentikan lagu yang diputar serta tombol next guna memindahkan lagu yang akan muncul pada layar LCDSementara untuk menampilkan tampilan di LCD, dibutuhkan komponen 1 K ohm resistor.

Komponen yang dibutuhkan :

- Komponen Mikrokontroler ATMega 32 L
- Komponen Crystal 8MHz (oscillator)
- Kompone STA013 - MP3 decoder (3V)
- Komponen Crystal 14.7456 MHz (oscillator - STA013)
- Komponen CS 4334 D/A Converter - 5V
- Komponen LCD display (16 x 2)
- Tombol ( 3 buah)
- KOmponen IC 7805 – 5V (regulator)
- Komponen SD card & adapter

Dengan memakai komponen ATMega 32 L, tentu bisa membuat rangkaian MP3 player dengan lebih sederhana disebabkan tidak butuh logika tingkat tinggi di dalamnya. Namun frekuensi hanya mencapai maksimum 8 MHz, yang memiliki arti bahwa kode tersebut harus lebih cepat dan juga efisien untuk membuat signal bisa mencapai bit rate 16 MHz pada komponen ATMega 32 L.

Rangkaian Bel Sederhana

Rangkaian Bel Sederhana bisa digunakan untuk penanda di kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan resistor yang juga berfungsi terminal dengan 2 komponen elektronik yang bisa menghasilkan tegangan pada terminal tersebut yang memiliki nilai sebanding dengan besaran arus listrik. Resistor sendiri merupakan salah satu elemen jaringan listrik dan juga memperkuat sirkuit elektronik yang biasa digunakan di dalam perangkat elektronik. Resistor sendiri bisa dibuat dari beberapa senyawa dan juga film. Karakteristik utama dari resistor sendiri adalah resistensi, toleransi, dan juga tegangan kerja maksimum serta power rating. Sementara karakter lainnya tentu saja meliputi koefisien temperature dan juga kebisingan serta induktansi.

Rangkaian RC atau Resistor - Kapasitor atau biasa disebut RC filter atau juga RC network merupakan rangkaian listrik yang terbuat dari rangkaian resistor dan juga kapasitor. Rangkaian RC orde satu biasanya tersusun dari satu resistor dan kapasitor yang juga termasuk ke dalam rangkaian RC sederhana. Dan rangkaian RC sederhana tersebut merupakan rangkaian seri resistor dan juga kapasitor. Ketika hanya terdiri dari satu komponen kapasitor dan juga resistor, maka kapasitor akan melepaskan energy atau aliran yang akan disimpan di resistor.

Gambar Skema Rangkaian Bel Sederhana


Rangkaian Bel Sederhana


Untuk membuat rangkaian bel sederhana ini, dibutuhkan alat dan juga bahan :

- PCB 12 × 25 baris lubang - 1 buah
- Baterai 9V PP3 - 1 buah
- Bleeper 9 – 12 V - 1 buah
- LDR ORP 12 jenis - 1 buah
- 8 pin DIL soket buat komponen IC - 1 buah
- Timer IC 7.555 rendah daya - 1 buah
- Transistor BC108 - 1 buah
- Kapasitor 0.01 μF, 0.1 μF, 10 μF 25 V radial - 3 buah
- Komponen Preset : 100 k, 1 M - 2 buah
- Komponen Resistor : 10 k, 47 k, 1 M × 3 - 5 buah
- Kabel –
- Saklar - 1 buah

Demikian sedikit pengetahuan rangkaian bel sederhana tersebut untuk bisa dimengerti.

Rabu, 11 Desember 2013

Rangkaian Audio Mobil

Rangkaian Audio Mobil tentu sudah sering anda jumpai di bengkel-bengkel audio. Dan dari namanya saja tentu anda sudah tahu fungsi utama dari rangakai audio mobil ini. Rangkaian audio mobil ini berfungsi untuk membuat suara audio di mobil anda menjadi lebih menggelegar dan juga memiliki suara yang asik dan nyaman untuk didengar. Dan untuk membuat rangkaian audio mobil ini, disarankan untuk memulai dari rangkaian power subwoofer di dalam mobil anda. Untuk membuat rangkaian anda sendiri, komponen IC LA 4440 bisa anda gunakan. Dan tentu saja sangat mudah untuk menemukan komponen tersebut.

Komponen IC LA 4440 ini memiliki bentuk BTL yang menggunakan pasif low filter atau biasa disingkat LPF dimana memiliki daya sebesar 12 dB. Mengapa menggunakan LPF ? Pasalnya Low Phase Filter atau LPF ini tidak mengubah dan membuat suara aslinya hilang. Anda bisa mendengar suara asli dari audio meskipun ditambahkan beberapa equalizer dari audio tersebut. LPF hanya akan menarik frekuensi rendah yang akan di alirkan ke rangkaian dari subwoofer ini. Dan tentu saja bisa mengurangi noise.

Gambar Skema Rangkaian Audio Mobil


Rangkaian Audio Mobil

Pada komponen IC LA 4440 ini, akan menghasilkan stereo dengan nilai 2 x 6 watt. Dan tegangan sebesar 19 watt ini akan menghasilkan suara bass yang sangat kuat di audio mobil anda. Bagi para bass lover, tentu akan sangat menyukai rangkaian ini. Rangkaian ini juga bisa digunakan sebagai speaker jika anda tidak terlalu suka audio yang lebih dominan bass. Selain untuk meningkatkan suara bass, rangkaian audio mobil atau subwoofer ini bisa untuk speaker biasa.

Untuk melakukan perhitungan pada frekunsi di LPF nya, anda bisa menggunakan rumus :

½ x pi x r x c


Dimana nilai pi ini adalah 3.14. sementara besaran R atau resistor ditentukan dalam Ohm sedangkan kapasitor atau C ditentukan dalam besaran Farad. Dan nilai atau besaran dari resistor dan juga kapasitor bisa disesuaikan dengan selera anda. Apakah ingin suara yang lebih ngebass atau frekuensi rendah dan juga frekuensi tinggi.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian audio mobil, semoga rangkaian kali ini dapat berguna dan bermanfaat. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Sederhana, Rangkaian Bel Rumah dan Rangkaian Pneumatik.

Rangkaian Pneumatik

Rangkaian Pneumatik adalah rangkaian yang menggunakan angin atau udara untuk pengaktifannya. Salah satunya adalah rangkaian pneumatic pada palang parker. Sistem kerja pada rangkaian pneumatic palang parker memiliki cara yaitu ketika di posisi awal, pedal akan berada di posisi bebas. Sementara katup keluar atau ex dalam posisi terbuka dan katup masuk atau in dalam posisi tertutup. Dan pada sistem ini akan menggunakan stemplet di bagian pipa katup in yang juga menjadi saluran masuk udara dan di bagian katup ex menjadi saluran keluar udara bertekanan.

Gambar Skema Rangkaian Pneumatik


Rangkaian Pneumatik


Dan rangkaian pneumatik palang parkir ini memiliki bagian :

1 – Pedal Operasi
2 - Dudukan untuk pedal yang juga berfungsi untuk dudukan kabel
3 - Kabel pedal yang bentuknya seperti kabel rem
4 - Pipa masuk saluran udara di rangkaian pneumatic
5 - Pipa keluar saluran udara di rangkaian pneumatic
6 - Katup masuk atau in
7 - Katup keluar atau ex
8 – Katup pegas
9 - Pendorong pegas yang berbentuk seperti plat besi
10 - Pipa saluran untuk menghubungkan ke ruang silinder
11 - Blok silinder
12 – Piston
13 - Pegas yang berfunsgi untuk mengembalikan piston ke posisi awal
14 - Pegas melingkar yang berfungsi untuk mengembalikan komponan tuas di no.15 ke posisi awal
15 – Tuas untuk menggerakkan palang parker
16 - Bantalan agar pegas tidak mengalami pergesaran
17 – Besi untuk dudukan.

Sementara cara kerja dari rangkaian pneumatik adalah :

Ketika Pegas Ditekan
Ketika pegas no.9 tertarik ke bawah, maka pegas no.8 akan mengerut, Pendorong pegas di no.9 akan mendorong katup in terbuka dan katup ex akan tertutup. dan hal ini akan membuat posisi palang parkir akan terbuka dan membentuk garis vertikal.

Ketika Pegas Dilepaskan
Ketika pegas dilepas, kabel akan mengulur kembali dan membuat pendorong pegas no.9 akan kembali ke posisi semula. Pada bagian katup in akan tertutup dan membaut katup ex terbuka dan membuat palang parkir akan kembali ke posisi awal dan membentuk garis horizontal.

Skema Rangkaian UPS

Skema Rangkaian UPS pastinya sudah bukan rangkaian listrik yang asing bagi anda terutama yang mendalami ilmu dan juga dunia elektronika. Sama saja dengan anda yang memang sudah asyik di dunia komputer, tentu saja rangkaian UPS tidak terlalu asing. Rangkaian UPS sendiri mempunyai kepanjangan atau arti Untinteruptible Power Supply. Dan dari artinya sendiri rangkaian UPS ini memiliki fungsi sebagai rangakaian atau alat yang bisa menyimpan daya listrik secara sementara ketika terjadi putusnya arus listrik baik dari sumber daya PLN dan juga genset. Rangkaian UPS juga bisa digunakan dan memanfaatkan daya yang memiliki nilai yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing hardware. Untuk di dunia rumah tangga sendiri, skema rangkaian UPS memang kurang perlu. Sementara berbeda jika ditujukan untuk kantor apalagi yang memang menyediakan jasa telekomunikasi dan informasi serta internet. Pastinya rangkaian UPS akan dibutuhkan.

Rangkaian UPS sendiri memiliki 2 jenis. Rangkaian pertama adalah jenis stand by dan yang kedua adalah rangkaian UPS jenis online atau line interactive. Rangkaian UPS ini memang bisa memberikan daya listrik sementara ketika sumber listrik sedang mengalami gangguan atau putus aliran listrik. Dengan menggunakan rangkaian UPS tersebut, anda bisa memiliki waktu guna mematikan beberapa alat elektronik seperti komputer untuk menghindari rusaknya hardware di dalamnya. Dan lama waktu rangkaian UPS sendiri tentu saja berdasarkan dari besaran atau kapasitas dari baterai didalamnya.

Gambar Skema Rangkaian UPS


Skema Rangkaian UPS

 

Anda dapat membuat skema rangkaian UPS di atas dengan mudah. Anda sendiri bisa membuatnya mengikuti skema rangkaian diatas. Rangkaian UPS bisa mengalirkan arus dengan besaran 12 V inregulated dan 5 V regulated. Komponen transformator T1 berfungsi untuk menurunkan tegangan sebesar 12 V AC yang diretifikasi dengan komponen B1. Sementara komponen C1 akan memperbaiki sinyal dan menghaluskan kembali. Baterai secara otomatis akan melakukan pengisian saat mendapat sambungan listrik. Ketika aliran listrik hilang atau pun terputus, secara otomatis baterai akan langsung mengalirkan listirk ke komponen IC Regulator dan dioda D4 yang akan melepaskannya ke terminal 12 V DC.

Senin, 09 Desember 2013

Rangkaian Arus Listrik

Rangkaian Arus Listrik bisa dibedakan antara listrik dinamis dan juga statis. Pada rangkaian listrik dinamis, arus listrik bisa bergerak yang biasanya sering anda temukan seperti pada contoh baterai. Baterai ini memiliki kutub positif dan juga negatif. Yang akan mengalirkan tegangan dan juga arus didalamnya. Dan tentu saja hal ini bisa mengantarkan aliran listrik. Sementara jika dibedakan antara cara mengalirkan aliran listri, rangkaian arus listrik terdiri dari :

Rangkaian Seri
Yang merupakan rangkaian listrik yang komponennya akan disusun secara berurutan atau berjejer dan berbaris. Dan tentu saja sumber tegangan pastinya akan diletakkan berurutan juga. Dan kelemahan dari rangkaian ini adalah, jika salah satu komponen di rangkaian tersebut rusak dan mati, tentu saja bisa membuat semua aliran listrik akan terganggu dan mati.

Rangkaian Paralel
Rangkaian parallel sendiri merupakan rangkaian yang semua komponennya akan disusun secara berderet atau berjajar. Semua komponen akan mendapatkan cabang sendiri-sendiri yang masing-masing cabang akan mendapatkan arus di dalamnya. Dan tentu saja hal ini merupakan keunggulan dari rangkaian parallel. Jika salah satu komponen rusak atau mati, tentu saja semua aliran di dalamnya tidak akan berpengaruh. Hanya di komponen yang rusak itu saja.

Rangkaian campuran
Sementara untuk rangkaian campuran, adalah penggabungan antara rangkaian seri dan juga rangkaian parallel di dalam 1 rangkaian . Biasanya hal ini terdapat pada perangkat elektronik yang cukup rumit. Dan tidak jarang kedua rangkaian ini menjadi saling mendukung keduanya untuk menopang kinerja aliran listrik.

Rangkaian Arus Listrik

Gambar Skema Rangkaian Arus Listrik


Keuntungan dari rangkaian seri ini tentu saja dengan penghematan di sektor kabel dan juga cara merangkaianya yang sangat sederhana. Dan kerugiannya tentu saja seperti yang sudah disebutkan di awal tadi. Dengan putusnya aliran tersebut, tentu saja lampu menjadi tidak terang yang membuat energinya juga boros. Pasalnya digambarkan adalah 1R + 1R + 1R. sedangkan di rangkaian paralel menggunakan rumus 1/R + 1/R + 1/R. Untuk rangkaian paralel endiri untung dan rugi dari rangakain ini adalah berlawanan dengan rangkaian seri tersebut. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian arus listrik, semoga rangkaian ini berguna bagi pembaca setia rangkaian elektronika.

Rangkaian ATS

Rangkaian ATS ini merupakan rangkaian yang bergerak atau bekerja secara otomatis yang berfungsi untuk memindahkan sumber tegangan dari daya PLN ke genset atau generator jika saja terjadi putusnya sumber tegangan PLN tersebut. Bila Anda mempunyai catu daya yang juga memiliki power cadangan dimana menggunakan sumber dari PLN serta mempunyai power Backup menggunakan generator penggerak menggunakan diesel dan juga bensin, tentu saja akan lebih mudah jika mengganti kedua sumber tersebut dengan cara otomatis. Dan tentu saja dengan menggunakan handle Cam Switch atau COS ( Change Over Switch ) bisa melakukan pemindahan sumber daya tegangan tersebut.

Rangakain ATS ini merupakan salah satu rangkaian otomatis yang terdapat di genset yang tentu saja biasa disebut ATS atau rangkaian Auto Transfer Swith yang mempunyai fungsi secara otomatis untuk memindahkan sumber daya tegangan sesuai dengan kebutuhan anda. Biasanya di rangkaian ATS ini akan diberikan perangkat tambahan yaitu AMF atau Automatic Main Failure yang bisa juga digunakan untuk melakukan kontrol kendali di generator backup yang bisa mengaktifkan genset atau generator tersebut.

Rangkaian ATS

Gambar Skema Rangkaian ATS


Di dalam rangkaian ATS genset sendiri biasanya akan di bedakan berdasarkan dari kapasitas daya yang memang dibutuhkan serta nilai Ampere yang akan mengaliri dari panel ATS ini. Untuk merangkai Rangkaian ATS ini tidak terlalu rumit bagi yang memahami dasar elektronika dan listrik. Namun rangkaian ATS ini memang membutuhkan penalaran logika dari dunia matematika ketika merangkai Timer dan relay hingga kontraktor pada rangkaian ATS tersebut.

Fungsi dari rangkaian ATS ini memang memiliki sangat sederhana. Rangkaian ATS ini akan bekerja dan juga aktif saat sumber listrik dari PLN mati dan juga mengalami masalah. Dan di rangkaian ATS tersebut juga bertugas untuk menghidupkan listrik dari salah satu sumber tegangan ini. Ketika sumber tegangan dari PLN hidup, rangkaian ATS ini akan menon aktifkan generator dan kembali mengaktifkan listrik dari PLN. Rangkaian ATS ini memang berfungsi untuk memudahkan kerja anda dan juga bisa memindahkan serta mengaktifkan generator dan atau ketika PLN mengalami pemutusan tegangan.

Minggu, 08 Desember 2013

Rangkaian Sensor Air

Rangkaian Sensor Air merupakan rangkaian elektronika yang memiliki tingkat kesensitifan yang cukup tinggi demi memicu dan juga mengaktifkan komponen alarm audio visual ketika rangkaian tersebut basah yang terjadi pada area probenya. Rangkaian ini sendiri memiliki fungsi dan juga berguna untuk melakukan deteksi air di dalam rumah untuk mengetahui kondisi pasokan air yang tidak tetap. Rangkaian ini sendiri menggunakan komponen timer NE 555 yang juga dengan elemen sensor bisa mendeteksi kelembaban di sekitar area tersebut.

Di dalam rangkaian sensor air, komponen timer NE 555 akan berkerja dengan modus astabil. Hal ini disebabkan oleh arus emitor yang muncul dari komponan transistor BC548 yang mempunyai keuntungan yang lebih tinggi. Dalam mode astabil ini, komponen IC 555 akan berfungsi sebagai osilator. Dan komponen IC 555 tersebut akan bekerja dengan menggunakan mode osilator yang dipenuhi dengan arus yang lebih tinggi sehingga bisa memicu hal tersebut. Probe sendiri akan merasakan kelembaban pada bagian atasnya. Dan transistor sendiri bisa diaktifkan ON dan tentunya arus akan mulai mengalir ke basis serta emitor.

Rangkaian Sensor Air

Gambar Skema Rangkaian Sensor Air


Pada mulanya pasokan akan diaktifkan ON, dan tegangan pada output atau keluaran dari pin timer 555 tersebut adalah 0 V. Ditahap ini sendiri transistor tidak bisa bekerja sebagai arus dengan nilai emitor yang rendah. Pin 8 Vcc dari timer 555 sendiri memiliki hubungan ke kolektor dari transistor itu sendiri. Transistor sendiri pada posisi OFF yang tentu saja tidak ada pasokan untuk komponen Timer 555. Ketika air menyentuh probe, transistor akan mulai bekerja. Pengaruhnya terjadi ketika komponen IC 555 tersebut mendapatkan tenaga untuk mulai beroperasi.

Saklar dalam keadaan ON atau OFF bisa digunakan untuk mengendalikan konduksi di dalam rangkaain tersebut. Probe sendiri harus terdiri dari logam yang non reaktif yang tentu saja tidak akan terjadi induktansi atau kapasitansi. Alternatif yang juga bisa digunakan yaitu dengan menggunakan kabel tembaga. Komponen resistor dasar tidak perlu digunakan dalam Rangkaian Sensor Air tersebut. Pasalnya transistor langsung berada ke dalam mode emitor pengikut. Impedansi pada bagian emitor ini atau rangkaian osilator akan bertindak sebagai pembatas arus.

Rangkaian RC Seri

Rangkaian RC Seri ini memiliki nama lain adalah rangkaian RC Filter dan juga RC Network yang merupakan rangkaian yang tersusun dari beberapa komponen resistor dan juga kapasitor. Rangkaian ini memang akan sering digunakan di rangkaian elektronika. Rangkaian RC juga memiliki rangkaian yang sangat sederhana dimana hanya terdapat 1 resistor dan juga 1 kapasitor.

Rangkaian RC atau rangkaian resistor dan kapasitor ini bisa digunakan untuk penyaring sinyal yang masuk dengan cara menahan sinyal dengan nilai frekuensi tertentu dan juga akan meneruskan sinyal tersebut ke komponen lainnya. Penyaring dari rangkaian RC ini biasanya terdiri dari 4 bagian. Diantara lain adalah high – pass filter, band – pass filter dan Low – pass filter serta band – stop filter.

Rangkaian RC ini biasanya akan menggunakan rangkaian seri dari komponen resistor dan juga kapasitor. Saat rangkaian yang terdiri dari kapasitor memiliki muatan resistor, kapasitor ini akan melepaskan energi yang tersimpan didalam komponen dari resistor tersebut. Beda potensial dari komponen kapasitor sendiri akan bergantung kepada waktu yang akan dihasilkan yang kemudian akan dihitung dengan memakai hukum kirchhoff. Didalam hukum kirchhoff ini sendiri akan menyatakan arus yang melewati kapasitor, tentu harus sama dengan arus yang melewati dari komponen resistor tersebut.

Gambar Skema Rangkaian RC Seri


Rangkaian RC Seri

Sementara untuk bentuk matematika yang terdapat di rangkaian ini sendiri akan diturunkan dengan memakai hukum kekekalan energy di dalam rangkaian tersebut. Gaya gerak listrik pada komponen baterai, tentu akan memiliki jumlah tegangan yang sama pada resistor dan juga kapasitor. Tahanan ini tentu saja termasuk seluruh tahanan di dalam rangkaian tersebut termasuk baterai.

Persamaan dari rangkaian RC Seri ini tentu saja bisa dilihat pada muatan Q yang terletak di komponen kapasitor dimana Q : 0 dan pada t : 0. Dari persamaan ini dicapai harga maksimum Q : C. Besarnya RC ini adalah konstanta waktu atau time constant pada rangkaian. Demikian sedikit info mengenai rangkaian RC Seri yang bisa bermanfaat.

Sabtu, 07 Desember 2013

Contoh Rangkaian Listrik

Contoh Rangkaian Listrik adalah rangkaian yang memiliki berbagai macam komponen yang tersusun di dalamnya. Dan tentu saja ada ribuan bahkan jutaan contoh dari rangkaian listrik yang bisa anda temukan dalam kehidupan anda sehari-hari. Mulai dari yang sederhana hingga ke rangkaian yang sangat kompleks. Beberapa contoh rangkaian listrik yang sederhana sendiri bisa anda temukan seperti rangkaian alarm, rangkaian lampu flip flop dan juga beberapa rangkaian yang memang tidak membutuhkan banyak komponen dan juga aneka jenis penggabungan rangkaian seperti rangkaian seri dan paralel di dalamnya.

Untuk pemasangan sendiri, rangkaian listrik terbagi menjadi 2 bagian. Yang pertama adalah rangkaian seri dan juga paralel. Untuk rangkaian seri sendiri seperti yang sudah diketahui bersama bahwa rangkaian seri ini akan memasang komponen di dalamnya secara berbaris atau berderet. Dan biasanya di dalam rangkaian seri ini hanya memiliki 1 cabang saja dan juga mendapatkan sumber tegangan yang sama dan juga semuanya segaris. Pasalnya memang rangkaian seri menggunakan 1 cabang saja di dalamnya. Dan jika di salah satu komponen rusak, maka airan listrik di dalamnya akan terputus.

Gambar Skema Contoh Rangkaian Listrik


Contoh Rangkaian Listrik

 

Sementara untuk rangkaian listrik Paralel sendiri memiliki perbedaan dengan rangkaian seri. Semua komponen yang terdapat di dalam rangkaian paralel ini akan disusun secara berjajar atau sederet yang tentunya memiliki cabang kabel sendiri dan tidak menjadi 1 kabel. Dan sama halnya dengan rangkaian seri di rangkaian paralel ini juga menggunakan sumber yang sama namun disebarkan ke masing-masing kabel atau cabang di dalam rangkaian paralel tersebut. Dan tentu saja arus yang mengalir di dalam rangkaian paralel tersebut akan lebih menguntungkan. Pasalnya jika ada 1 komponen yang salah atau rusak, arus akan tetap mengalir.

Sedangkan rangkaian gabungan adalah rangkaian seri dan paralel yang digabungkan menjadi 1. Biasanya digunakan untuk perangkat elektronik yang memang sudah dalam tahap yang lebih lanjut atau sulit. Dan perhitungan rumus hambatan sendiri jelas menggabungkan dari kedua rangkaian tersebut. Pertama hitung hambatan di masing-masing rangkaian seperti seri dan paralel, begitu sudah mendapatkan nilainya, baru digabung berdasarkan pemasangan dari rangkaian gabungan tersebut. Demikian penjelasan singkat tentang contoh rangkaian listrik, semoga rangkaian ini berguna dan bermanfaat.

Kamis, 05 Desember 2013

Rangkaian Line Follower

Rangkaian Line Follower adalah salah satu rangkaian robot yang memiliki prinsip kerja dan juga rangkaian yang sangat sederhana. Apalagi saat ini memang rangkaian robot memang menjadi salah satu bentuk rangkaian yang bisa membantu kinerja manusia dalam melakukan aktifitasnya. Tidak terkecuali dengan rangkaian robot sederhana tersebut. Dan rangkaian robot itu sendiri memang memiliki kinerja yang tentunya berbeda-beda. Dan Rangkaian line follower ini bisa menjadi langkah awal bagi anda untuk membuat rangkaian robot.

Prinsip kerja dari rangkaian line follower tersebut berupa robot analog yang akan diperintahkan guna mengikuti sebuah garis bantu dengan cara yang cukup sederhana. Dan anda sendiri bisa membuat rangkaian line follower ini dengan mudah. Ditambah lagi dengan banyaknya komponen yang bisa anda dibeli di beberapa toko elektronik. Berikut beberapa penjelasang mengenai komponen di dalam rangkaian line follower ini.

Komponen Sensor
Komponen ini memang memiliki fungsi untuk mengubah varian masukan atau input mulai dari suara hingga panas menjadi tegangan atau aliran arus. Dan di dalam rangkaian line follower ini, sensor akan berfungsi sebagai indera pada manusia. Sensor akan memerintahkan robot untuk mengikuti garis yang terdeteksi. Lampu LED di dalam rangkaian ini akan berfungsi sebagai transmitter atau Photodiode yang berguna menerima pesan.

Komponen Prosesor
Di dalam rangkaian ini terdapat IC LM 339 yang akan bertugas sebagai komparator. IC LM 339 ini bertugas mengubah sinyal yang akan didapatkan dari sensor yang diubah menjadi sinyal digital.

Transistor
Sedangkan transistor akan ditugaskan untuk saklar on/off di dalam rangkaian line follower ini.

Dinamo
Tentu saja tugas dinamo untuk menggerakkan rangkaian line follower tersebut. Ada berbagai macam dinamo yang bisaanda gunakan di rangkaian line follower tersebut. Apalag dinamo Tamiya sendiri juga sudah banyak ditemukan dengan mudah.

Semua komponen sudah siap dan anda sudah mendapatkan semua yang dibutuhkan, segera rakit dan juga pasang komponen sesuai skema gambar di bawah ini.

Gambar Skema Rangkaian Line Follower


Rangkaian Line Follower