Selasa, 30 September 2014

Fungsi Kapasitor

Fungsi Kapasitor dalam bidang elektronika memiliki peranan yang cukup penting. Kapasitor berfungsi sebagai penyimpan muatan listrik. Selain untuk menyimpan frekuensi listrik, kapasitor juga berfungsi untuk menyaring frekuensi. Dalam muatan listrik, terdapat kapasitas penyimpanan kemampuan kapasitor yang memiliki nama Farad dengan simbol ‘F’. Lalu untuk kapasitor memiliki simbol ‘C’. Umumnya, kapasitor dibuat dari dua buah lempengan yang saling sejajar antara satu dengan yang lainnya. Diantara kedua lempeng tersebut, ada sebuah isolator yang disebut dengan dielektrik. Dielektrik sendiri merupakan bahan yang mempengaruhi nilai dari kapasitansi kapasitor. Bahan dielektrik yang banyak digunakan antara lain, kertas, udara, metal film, gelas, dan lain sebagainya.

Contoh Gambar Fungsi Kapasitor


Fungsi Kapasitor

Kapasitor juga dikenal sebagai kondensator dalam bidang elektronika. Kapasitor pun memiliki bentuk yang bervariasi. Anda bisa membedakannya dengan didasarkan pada kapasitas, tegangan kerja, dan lain sebagainya. Kapasitor terbagi menjadi 2 jenis. Yang pertama merupakan kapasitor yang memiliki kapasitas yang tetap. Sedangkan yang kedua merupakan kapasitor yang memiliki kapasitas yang dapat berubah-ubah atau biasa juga disebut sebagai variable kapasitor. Dalam membahas fungsi kapasitor, pastinya kita harus membahas mengenai sifat dasar kapasitor juga. Sifat dasar kapasitor merupakan kemampuan yang dapat menyimpan muatan listrik, tidak dapat dilalui arus DC dan dapat dilalui oleh arus AC. Dan juga dapat sebagai impedansi.

Fungsi kapasitor yang lainnya dalam sebuah rangkaian, sebagai filter dan kopling pada rangkaian power supply pembangkit frekuensi pada rangkaian osilator, dan penggeser fasa,. Dan dapat digunakan juga untuk mencegah percikan bunga api yang dapat terjadi pada saklar. Kapasitor juga memiliki fungsi bagai mesin mobil. Pada mobil, kapasitor digunakan untuk menghidupkan dan mematikan mesin. Cara kerja dari kapasitor yakni dengan mengalirkan elektron menuju ke kapasitor. Setelah itu, tegangan tersebut akan mengalami perubahan. Lalu kemudian, elektron akan keluar dari kapasitor dan menuju ke rangkaian elektronika. Sehingga kapasitor akan bisa membangkitkan rektif suatu rangkaian.

Demikian sedikit bahasan singkat ini, semoga anda semakin paham dan mengerti mengenai fungsi kapasitor. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Kode Warna Resistor, Cara Menghitung Resistor dan Cara Kerja Transistor.

Senin, 29 September 2014

Kode Warna Resistor

Kode Warna Resistor merupakan hal penting yang harus diketahui oleh orang-orang yang belajar teknik elektro. Hal ini menjadi sangat penting karena kode warna dalam elektronika digunakan untuk menjadi salah satu teknik penulisan nilai suatu komponen elektronika. Sama halnya dengan penulisan nilai dari resistor akan membutuhkan kode warna resistor. Kode warna resistor pertama kali diciptakan pada tahun 1920. Lalu kemudian dikembangkan oleh perkumpulan pabrik radio di Eropa dan Amerika (RMA). Kemudian pada tahun 1957, kelompok tersebut berganti nama menjadi EIA (Electronic Industries Alliance) dan menetapkan kode sebagai salah satu standar dari EIA_RS-279. Dalam aturan standar EIA-RS-279 sendiri telah ditetapkan 3 sistem kode warna. 3 sistem kode warna tersebut adlaah sistem kode warna 4 pita, sistem kode warna 5 pita, dan sistem kode warna 6 pita.

Tabel Kode Warna Resistor


Kode Warna Resistor

Dari ketiga sistem kode warna tersebut, yang paling sering digunakan merupakan kode warna yang terdiri dari 4 pita warna.4 pita tersebut mengelilingi badan resistor. Informasi digit dari harga resitensi ini ditunjukan pada dua buah pita yang terdapat di bagian depan. Sedangkan untuk pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi). Lanjut lagi dalam kode warna resistor, untuk pita keempat, merupakan toleransi harga resistansi. Terkadang, resistor memiliki pita kelima yang berfungsi untuk mengatur koefisien suhu. Tetapi hal ini juga bergantung kembali dari sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.

Sedangkan untuk sistem kode warna dengan 5 pita, paling banyak digunakan pada resistor presisi. Tiga pita pertama menunjukkan harga resistansi. Sedangkan pita keempat memiliki peran sebagai pengali. Dan pita kelima merupakan toleransi. Resistor yang memiliki 5 kode warna dengan pita keempat berwarna emas atau perak seringkali diabaikan. Karena biasanya hanya digunakan pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat hanyalan toleransi dan yang kelima merupakan sebuah koefisien. Sedangkan untuk sistem kode warna dengan 6 pita, 3 pita pertama menunjukkan nilai ketahanan. Sedangkan pita keempat menunjukkan perkalian desimal. Dan pita kelima menunjukkan nilai toleransi dan pita keenam menunjukkan koefisien suhu.

Demikian penjelasan singkat yang dapat kami sampaikan mengenai kode warna resistor, semoga artikel kali ini dapat berguna dan bermanfaat. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Cara Menghitung Resistor, Cara Kerja Transistor dan Fungsi Transistor.

Cara Menghitung Resistor

Cara Menghitung Resistor akan sangat penting bagi anda yang berkecimpung dalam dunia elektronika. Tentunya anda harus mengetahui bagaimana cara untuk menghitung nilai dari sebuah resistor. Resistor sendiri merupakan salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai salah satu penghambat listrik. Resistor memiliki sifat pasif dimana komponen tersebut tidak memerlukan aliran listrik untuk bekerja. Untuk menghambat listrik, maka resistor juga memiliki fungsi untuk menurunkan dan membagi tegangan. Dan juga sebagai pembatas atau pengatur arus listrik. Resistor dilambangkan dengan R dan memiliki satuah ohm. Resistor dapat dihitung untuk menentukan nilai resistor itu sendiri. Untuk menentukan nilai resistor, anda dapat melihat warna gelang yang terdapat pada badan resistor tersebut. Beberapa jenis resistor didasakan pada jumlah gelang yang terdapat pada badan resistor. Kebanyakan jenis resistor yang dipakai adalah resistor yang memilii 4 sampai 5 gelang.

Untuk cara menghitung resistor empat sampai dengan lima gelang terhitung gampang. Untuk resistor yang memiliki 4 gelang, gelang pertama dan kedua adalah angka digit. Gelang nomor tiga merupakan multiplier. Sedangkan untuk gelang nomor empat merupakan nilai toleransi. Simpel dan tidak rumit. Sedangkan cara menghitung resistor yang memiliki total 5 gelang adalah, gelang pertama, kedua, dan ketiga kita artikan sebagai angka digit. Lalu, untuk gelang keempat merupakan nilai multiplier. Sedangkan nilai toleransi, nilai tersebut terdapat pada gelang yang kelima. Untuk resistor lainnya yang memiliki enam gelang, nilai angka digit terdapat pada gelang kesatu hingga ketiga. Untuk nilai multipliernya ada pada gelang ke empat. Sedangkan untuk gelang kelima, memiliki sebuah nilai toleransi dan dilanjutkan dengan gelang nomor enak yang memiliki nilai dari koefisien suhu.

Contoh Gambar Cara Menghitung Resistor


Cara Menghitung Resistor

Berikut ini salah satu contoh dari cara menghitung resistor yang memiliki empat buah gelang. Dengan urutan gelang merah, hitam, merah, dan terakhir gelang emas. Posisi gelang merah pada urutan pertama mengandung angka digit 2, hitam 0, merah untuk urutan ketiga memiliki nilai multiplier 102, dan emas memiliki nilai toleransi 5%. Menilik dari data di atas maka bisa dipastikan cara penghitungan yang paling tepat adalah 20 dikalikan 102 sehingga menghasilkan angka 2000 Ω yang berarti 2 K Ω ± 5 %.

Demikianlah cara menghitung resistor yang ternyata tidak sulit dan bisa dilakukan oleh banyak orang, semoga artikel ini dapat membantu anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Cara Kerja Transistor, Fungsi Transistor dan Pengertian Transistor.

Jumat, 26 September 2014

Cara Kerja Transistor

Cara Kerja Transistor menjadi salah satu topik yang menarik untuk dibahas. Terutama bagi anda yang berminat dengan bidang elektornika. Selain itu, cara kerja transistor juga memiliki macam dan fungsi yang cukup unik. Secara harfiah, transistor memiliki pengeritan sebagai gabungan dari dua buah kata. Yaitu transfer dan resistor. Yang kemudian dapat diartikan secara bebas sebagai pengalir arus atau pengatur aliran arus. Di dalam resistor terdapat 3 elektroda, yaitu basis, emitor, dan kolektor. Transistor dapat mengalirkan arus listrik atau menguatkan tegangan karena peran dari ketiga elektroda tersebut. Fungsi lainnya, transistor merupakan saklar pemutus serta penyambung aliran listrik ketika pada dasar atau basis diberikan arus yang sangat besar. Dan mengenai cara kerja dari transistor sendiri, semuanya tergantung pada transistor jenis apa yang digunakan.

Cara Kerja Transistor

Contoh Gambar Cara Kerja Transistor


Terdapat dua jenis transistor. Yang pertama ada transistor bipolar junction transistor (BJT) dan transistor field effect atau yang lebih dikenal dengan nama FET. Cara kerja transistor BJT, yaitu sesuai dengan namanya, transistor ini menggunakan dua polaritas yang membawa muatan untuk membawa arus listrik pada kanal produksinya. Pada cara kerja transistor BJT pula, terdapat suatu lapisan pembatas yang dibe nama sebagai depletion zone. Yang nanti pada akhirnya, setiap arus listrik akan masuk melewati pembatas tersebut dan terbagi karena keberadaan dari depletion zone ini.

Sedangkan untuk cara kerja dari transistor FET, agak sedikit berbeda dengan transistor BJT. Transistor FET hanya menggunakan satu jenis polaritas atau pembawa muatan arus listrik. Hal ini pastinya berbeda dengan transistor bipolar yang memiliki dua jenis polaritas pembawa muatan. Sedangkan pada transistor FET, arus yang masuk tidak terbagi menjadi dua aliran seperti pada transistor bipolar. Hal ini disebabkan karena posisi depletion zone dari resistor effect terdapat di kedua sisi bukan berada di tengah-tengah. Tetapi untuk kedua tipe transistor, memiliki fungis yang sama. Tetapi semuanya dibedakan dengan cara kerjaya saja.

Itu tadi merupakan sedikit ulasan mengenai cara kerja transistor, semoga artikel singkat kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Fungsi Transistor, Pengertian Transistor dan Pengertian Resistor.

Fungsi Transistor

Fungsi Transistor merupakan sesuatu yang sangat berpengaruh dalam kinerja sebuah rangkaian elektronika. Ini karena dalam sirkuit elektronik, komponen transistor memiliki fungsi sebagai sebuah jangkar dalam rangkaian. Transistor sendiri merupakan komponen semi konduktor yang memiliki 3 kaki elektroda. 3 kaki elektroda tersebut adalah basis, colector, serta emitor. Ketiga kaki elektroda tersebut memiliki tegangan atau arus yang mengalir dari satu kaki ke arus yang lebih besar untuk melalui 2 terminal lainnya. Kemudian masih juga terdapar fungsi transistor yang lainnya. Seperti, sebagai penguat amplifier, pemutus dan penyambung, pengatur stabilitas tegangan, peratas arus, menahan sebagian arus yang mengalir, menguatkan arus dalam rangkaian, dan sebagai pembangkit frekuensi rendah maupun tinggi.

Contoh Gambar Fungsi Transistor


Fungsi Transistor

Kalau anda melihat dalam sebuah susunan konduktor, maka transistor akan dibedakan menjadi 2 bagian. Yakni transistor PNP dan transistor NPN. Untuk membedakan kedua jenis tersebut, anda dapat mengetahuinya dengan melihat bentuk arah panah yang terdapat pada kaki emitornya. Pada transistor PNP arah panah akan mengarah ke dalam. Sedangkan transistor NPN arah panahnya akan mengarah ke luar. Fungsi transistor telah mengalami banyak perkembangan. Ini karena sekarang, transistor sudah dapat digunakan sebagai memori dan bisa memproses sebuah getaran listrik dalam dunia prosesor komputer.

Berkembangnya fungsi transistor juga termasuk dalam urusan bentuk dari transistor itu sendiri. Saat ini telah berhasil diciptakan transistor dengan ukuran yang super kecil yang hanay dalam ukuran nano mikron. Karena bentuk jelajah tegangan kerja dan frekuensi sangatlah besar dan lebar, maka tidak heran kalau komponen ini sangat banyak digunakan dalam sebuah rangkaian elektronika. Misalnya saja, transistor pada rangkaian analog yang digunakan sebagai amplifier, switch, stabilitas tegangan dan lain sebagainya. Kemudian transistor tidak hanya terdapat rangkaian analog tetapi juga pada rangkaian digital. Pada rangkaian digital, transistor berfungsi sebagai saklar karena memiliki kecepatan tinggi dan bisa memproses data dengan sangat akurat.

Demikian bahasan singkat seputar transistor. Semoga artikel pembahasan fungsi transistor ini dapat memberikan inspirasi bagi anda yang memang sedang mencari cara untuk mengerti transistor dan bagaimana cara kerjanya. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Pengertian Transistor, Pengertian Resistor dan Rangkaian Genset.