Rabu, 03 Desember 2014

Jenis-Jenis Transformator

Jenis-Jenis Transformator ada banyak sekali. Tetapi yang paling sering dibahas mungkin adalah transformator step up dan step down. Transformator step up merupakan transformator yang memiliki fungsi untuk menaikkan arus tegangan listrik. Transformator step up memiliki jumlah lilitan sekunder yang lebih banyak kalau dibandingkan dengan jumlah lilitan primer. Sedangkan transformator step down merupakan kebalikan dari transformator step up. Transformator step down berperan untuk menurunkan arus tegangan listrik. Kemudian, pada transformator step down, jumlah dari lilitan primernya lebih banyak dari lilitan sekundernya. Contoh dari transformator step up dapat anda lihat dalam penggunaan barang-barang elektronik. Sedangkan contoh dari transformator step down dapat dilihat dalam adaptor.

Kemudian, ada juga autotransformator. Jenis transformator yang satu ini hanya terdiri dari satu lilitan saja yang berlanjut secara listrik dengan sadapan tengah. Dalam transformator yang satu ini, lilitan primer jadi satu dengan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer. Sehingga untuk tarif daya yang sama, lilitan sekunder ini bisa dibuat dengan menggunakan kawat yang lebih tipis kalau dibandingkan dengan transformator biasa. Selanjutnya pada jenis-jenis transformator, ada juga transformator isolasi. Transformator isolasi merupakan transformator yang memiliki jumlah lilitan sekunder sama dengan jumlah lilitan primer. Sehingga akhirnya tegangan sekunder sama besarnya dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa versi, gulungan sekunder dibuat menjadi lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian.

Jenis-Jenis Transformator

Contoh Gambar Jenis-Jenis Transformator


Jenis-jenis transformator tidak hanya sampai disitu saja. Masih banyak lagi jenisnya. Selanjutnya ada transformator pulsa, yang didesain khusus untuk mengeluarkan gelombang pulsa. Transformator yang satu ini menggunakan material inti yang cepat jenuh, sehingga ketika arus primer mencapai titik tertentu, fluks magnet dapat berubah. Selanjutnya ada transformator tiga fasa. Transformator tiga fasa merupakan tiga transformator yang dihubungkan secara khusus satu dengan yang lainnya. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang dan kemudian lilitan sekunder dihubungkan secara delta. Demikianlah bahasan singkat mengenai jenis-jenis transformator tadi. Semoga anda semakin paham dan mengerti mengenai jenis-jenis transformator.

Demikianlah pembahasan singkat mengenai jenis-jenis transformator, semoga artikel pembahasan kita kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Transformator Step Up, Prinsip Kerja Transformator, Pengertian Transformator dan Fungsi Transformator.

Senin, 01 Desember 2014

Transformator Step Up

Transformator Step Up merupakan salah satu jenis transformator yang memiliki peranan penting dalam sebuah rangkaian elektronika. Sebelum lebih lanjut membahas mengenai transformator step up, maka ada baiknya kalau kita lebih dahulu mengetahui apa itu transformator. Transformator atau trafo merupakan sebuah komponen dalam rangkaian elektronika yang memiliki fungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolalk-balik. Transformator sendiri memiliki tiga komponen pokok. Yang pertama adalah kumparan pertama alias primer. Kumparan primer berfungsi sebagai input. Kedua, ada kumparan kedua alias sekunder. Kumparan sekunder bertindak sebagai output. Lalu yang terakhir ada inti besi. Inti besi ini memiliki fungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Selanjutnya, mari kita bahas lebih lanjut mengenai transformator step up. Transformator step up merupakan salah satu jenis transformator kalau didasarkan pada jumlah lilitannya. Transformator step up sendiri memiliki fungsi untuk menaikkan arus tegangan. Dalam sebuah transformator step up, lilitan sekundernya lebih banyak kalau dibandingkan dengan lilitan primer. Dari sini kemudian sudah dapat terlihat dengan jelas bahwa fungsi dari transformator step up adalah sebagai pihak yang menaikkan tegangan. Peran dari transformator step up ini dapat anda lihat ketika sedang menggunakan barang-barang elektronik. Ketika menyalakan peralatan elektronik, maka biasanya akan terasa seperti mengalami yang namanya black out selama sepersekian detik. Hal tersebut sebenarnya merupakan pengaruh dari transformator step up yang tengah bekerja.

Transformator Step Up

Gambar Skema Transformator Step Up


Selain transformator step up, ada juga transformator step down. Transformator step down ini bisa dikatakan merupakan kebalikan dari transformator step up. Kalau transformator step up memiliki fungsi untuk menaikkan arus tegangan listrik, maka transformator step down memiliki fungsi untuk menurunkan arus tegangan listrik. Sesuai dengan namanya, yaitu ‘down’. Kemudian, kalau pada sebuah transformator step up jumlah lilitan sekunder lebih banyak, maka pada transformator step down, jumlah lilitan primer lebih banyak dari pada jumlah lilitan sekunder. Fungsi dari transformator step down ini dapat anda lihat secara langsung pada penggunaan adaptor. Meskipun berbeda, transformator step up maupun step down sama-sama memiliki peranan yang sangat penting.

Demikian penjelasan singkat tentang transformator step up, semoga artikel pembahan kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Prinsip Kerja Transformator, Fungsi Transformator dan Pengertian Transformator.

 

Minggu, 30 November 2014

Prinsip Kerja Transformator

Prinsip Kerja Transformator tentunya akan anda pelajari ketika anda mendalami bidang elektro. Tetapi sebelum terjun lebih dalam ke prinsip kerja transformator, ada baiknya kalau anda mempelajari terlebih dahulu apa pengertian dari transformator itu sendiri. Transformator atau yang dikenal juga sebagai trafo merupakan alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik. Transformator sendiri terdiri dari tiga komponen pokok. Yang pertama ada kumparan pertama (primer) yang memiliki peran dalam menginput. Kemudian kumparan kedua (sekunder) yang bertindak sebagai output. Selanjutnya ada inti besi, yang memiliki fungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan. Berikutnya akan dibahas lebih lanjut seputar prinsip kerja dari transformator tersebut.

Prinsip Kerja Transformator

Gambar Skema Prinsip Kerja Transformator


Transformator memiliki prinsip kerja, yakni ketika kumparan primer dihubungkan dengan sumber tengangan yang bolak balik, maka akan terjadi perubahan arus listrik pada sebuah kumparan primer dan akan menimbulkan medan magnet menjadi berubah. Medan magnet yang berubah tersebut kemudian diperkuat dengan adanya inti besi kemudian dihantarkan inti besi ke arah kumparan sekunder. Sehingga nantinya pada ujung-ujung kumparan akan muncul GGL induksi. Efek tersebut dinamakan sebagai induktansi timbal-balik. Kemudian dalam skema prinsip kerja transformator, anda dapat melihat bahwa saat arus listrik dari sebuah sumber tegangan mengalir menuju ke kumparan primer berbalik arah, maka medang magnet yang dihasilkan pun akan berubah arah. Akibatnya arus listrik yang dihasilkan pun akan mengalami perubahan polaritas.

Setelah mengetahui mengenai prinsip kerja dari sebuah transformator, maka ada baiknya juga kalau anda mengetahui jenis-jenis dari transformator. Berdasarkan jumlah lilitannya, terdapat dua jenis transformator. Yakni step up dan step down. Transformator step up memiliki fungsi untuk mengubah tegangan rendah menjadi tinggi.Pada transformator step up jumlah lilitan sekunder lebih banyak dibandingkan dengan lilitan primer. Sedangkan transformator step down memiliki fungsi yang sebaliknya. Yaitu untuk mengubah tegangan tinggi menjadi rendah. Transformator step down memiliki jumlah lilitan primer yang lebih banyak kalau dibandingkan dengan jumlah lilitan sekunder.

Sekian dahulu ulasan singkat yang dapat kami berikan mengenai prinsip kerja transformator, semoga artikel kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Pengertian Transformator, Fungsi Transformator dan Sensor Tekanan.

Kamis, 16 Oktober 2014

Pengertian Transformator

Pengertian Transformator merupakan sebuah bagian dari komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik. Transformator dikenal juga sebagai trafo. Fungsi transformator ini sangatlah penting dalam sebuah sistem atau rangkaian elektronika. Transformator memiliki peran untuk menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah. Ataupun sebaliknya. Tetapi, semuanya itu dilakukan dalam frekuensi yang sama. Karena itulah, dalam sebuah rangkaian elektronika, transformator merupakan komponen yang paling penting dan termasuk dalam golongan mesin listrik statis. Transformator memiliki bentuk empat persegi panjang dimana pada bagian dalamnya tersusun pelat baja berbentuk huruf E. Transformator sendiri terbuat dari kawat tembaga yang memiliki ukuran kecil, yang melilit pelat tersebut membentuk sebuah lilitan primer dan sekunder.

Transformator sendiri memiliki dua jenis. Yang pertama ada transformator step up. Transformator step up memiliki tugas untuk menaikkan tegangan arus listrik. Pada transformator step up ini, lilitan sekunder lebih banyak jumlahnya kalau dibandingkan dengan lilitan primernya. Kemudian selanjutnya ada transformator step down. Pengertian transformator step down merupakan transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan arus listrik. Berbeda dengan transformator step up, lilitan primer pada transformator step down lebih banyak jumlahnya kalau dibandingkan dengan lilitan sekunder. Meskipun berbeda, keduanya sama-sama memegang peranan yang penting bagi sebuah rangkaian elektronika.

Pengertian Transformator

Contoh Gambar Pengertian Transformator


Contoh dari transformator step up dapat dilihat dari pemakaian barang elektronik. Seperti kulkas, tv, komputer, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk transformator step down, contoh penggunaannya dapat dilihat pada adaptor. Transformator memiliki prinsip kerja induksi elektromagnetik. Dimana bila terjadi suatu perubaha fluks magnet pada kumparan primer, maka selanjutnya akan diteruskan ke kumparan sekunder dan menghasilkan suatu gaya gerak listrik (GGL) induksi dan juga arus induksi. Supaya bisa selalu terjadi perubahan fluks magnet, maka arus yang masuk haruslah selalu berupa arus bolak-balik.

Sekian dahulu artikel singkat mengenai pengertian transformator dan jenis-jenisnya. Semoga setelah membaca ulasan singkat ini, anda menjadi lebih mengerti seputar pengertian transformator. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Fungsi Transformator, Sensor Tekanan, Macam-Maca Dioda dan Dioda Bridge.

Senin, 13 Oktober 2014

Fungsi Transformator

Fungsi Transformator akan anda dapatkan ketika anda belajar mengenai rangkaian elektronika, fungsi transformator ini perlu dipelajari karena memegang peranan penting bagi dunia elektronika. Secara garis besar, transformator memiliki fungsi untuk menyalurkan energi listrik ke tegangan rendah ataupun ke tegangan tinggi. Penyaluran ini dilakukan dalam frekuensi yang sama. Fungsi transformator yang satu ini pun dikenal dengan nama step up dan step down. Peran transformator pada sebuah rangkaian elektronika sama halnya denganfugsi kapasitor, resistor, transistor, dan dioda. Transformator juga tidak kalah pentingnya dengan sistem komunikasi, dimana transformator atau yang biasa juga disebut sebagai trafo, digunakan sebagai frekuensi radio dan video. Selain itu, transformator juga memiliki fungsi bagi kehidupan sehari-hari.

Transformator banyak memegang peranan dalam menaikkan tegangan arus listrik. Tanpa anda sadari, lemari es, televisi, komputer, dan berbagai macam alat elektronik yang biasa anda gunakan setiap harinya, memanfaatkan fungsi transformator sebagai pihak yang menaikkan tegangan arus listrik. Transformator yang memiliki tugas menaikkan tegangan arus listrik ini disebut sebagai transformator step up. Transformator step up memiliki lilitan sekuder yang lebih banyak jumlahnya kalau dibandingkan dengan lilitan primer. Sehingga kemudian fungsinya sebagai penaik tegangan pun jelas. Karena itu anda tidak perlu heran, ketika menyalakan peralatan elektronik, biasanya akan terasa seperti mengalami black out selama sepersekian detik. Hal tersebut merupakan pengaruh dari transformator step up yang sedang bekerja.

Fungsi Transformator

Contoh Gambar Fungsi Transformator


Kalau tadi ada transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan arus listrik, maka selanjutnya ada yang memiliki fungsi untuk menurunkan tegangan arus listrik. Kalau pada transformator step up, lilitan yang paling banyak jumlahnya adalah lilitan sekunder, maka pada transformator step down lilitan yang paling banyak adalah lilita primernya. Salah satu contoh dari penggunaan transformatot stepdown adalah ketika kita sedang mencharge handphone atau baterai kamera. Hal ini sudah sesuai dengan fungsinya sebagai penurun tegangan. Meskipun begitu, baik transformator step up maupun step down semuanya memegang peranan penting bagi sebuah rangkaian elektronika.

Demikian ulasan singkat mengenai fungsi transformator ini, semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Sensor Tekanan, Macam-Macam Dioda dan Dioda Bridge.

Sensor Tekanan

Sensor Tekanan merupakan sesuatu yang diciptakan untuk bisa mengukur tekanan dari suatu zat yang memiliki tekanan sangat kecil. Sehingga zat tersebut pun menjadi sangat sulit untuk diukur apabila harus menggunakan alat pengukur biasa. Ketika mempelajari ilmu alam, anda pasti akan dikenalkan dengan berbagai macam alat pengukur suatu benda. Misalnya saja termometer yang digunakan sebagai alat untuk mengukur suhu, atau anemometer yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin atau speedometer yang digunakan untuk mengukur kecepatan suatu benda. Satuan tekanan seringkali digunakan menjadi salah satu tolak ukur kekuatan atau tekanan dari unsur zat yaitu berupa cairan dan gas. Fungsi yang dimiliki oleh sensor tekanan ini adalah untuk mengubah tekanan menjadi induktasi.

Sensor tekanan sendiri memiliki prinsip kerja yang sedikit rumit. Hal ini karena perubahan tekanan kantung dapat menyebabkan terjadinya perubahan posisi inti kumparan yang dapat menyebabkan perubahan induksi magnetic pada sebuah kumparan. Kumparan yang digunakan disini adalah kumparan CT (center tap). Karena itulah, apabila inti sensor tekanan mengalami pergeseran, maka induktasi pun akan menjadi salah satu kumparan bertambah. Tetapi akan menyebabkan kumparan lain menjadi berkurang. Supaya bisa mengukur tekanan statis atau tinggi dari suatu cairan, maka dapat ditentukan dengan rumus (P = d.g.h). G merupakan konstanta gravitasi (9,81 m/s2) dan H merupakan tinggi dari cairan (M) D merupakan kepadatan cairan (km/m3), P merupakan simbol dari tekanan statis (p), .

Sensor Tekanan

Contoh Gambar Sensor Tekanan


Bisa dikatakan bahwa, sensor tekanan memiliki prinsip kerja berupa mengubah tegangan mekanik menjadi listrik. Kurang ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar berubah dengan panjang dan luas penampang. Daya yang telah diberikan pada kawat tersebut dapat menyebabkan kawat menjadi bengkok. Akibatnya, ukuran kawat pun berubah dan mengubah ketahanannya. Sensor tekanan memiliki bebreapa fungsi. Salah satunya adalah, sensor tekanan merupakan pemantau cuaca yang berubah-ubah. Kemudian juga digunakan pada pesawat terbang untuk mengukur tekanan angin yang berada dalam pesawat terbang. Dan masih banyak lagi fungsi dari sensor tekanan.

Demikian penjelasan singkat yang dapat kami sampaikan mengenai sensor tekanan, semoga informasi kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Macam-Macam Dioda, Dioda Bridge dan Karakteristik Dioda.

Minggu, 12 Oktober 2014

Macam-Macam Dioda dan Kegunaannya

Macam-Macam Dioda akan anda pelajari ketika sedang belajar dalam ilmu fisika, tepatnya di bidang elektronika. Sebelum lebih lanjut membahas mengenai macam-macam dioda, mari kita bahas mengenai apa pengertian dari dioda itu sendiri. Dioda merupakan salah satu komponen elektronika semi konduktor yang berfungsi untuk menahan arus listrik. Dioda terdiri dari berbagai macam. Ada dioda penyearah (rectifier), dioda emisi cahaya (LED), dioda zenner, dioda photo (photo-dioda) dan dioda varactor. Pada artikel kali ini, secara khusus akan dibahas mengenai macam-macam dioda. Anda perlu untuk memerhatikan artikel ini sampai habis kalau ingin mengetahui apa saja jenis-jenis dari dioda.

Yang pertama ada dioda penyearah. Dioda penyearah merupakan jenis dioda yang terbuat dari bahan silikon yang memiliki fungsi sebagai penyearah tegangan atau arus dari bolak-balik (AC) ke arus yang memiliki arah yang sama (DC). Atau mungkin mengubah arus AC menjadi DC. Macam-macam dioda yang selanjutnya, ada dioda zener. Dioda zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar berupa silikon. Dioda ini kerap kali dikenal sebagai voltage regulation diode yang bekerja pada daerah reverse. Dioda zener memiliki potensial yang berkisar mulai dari 2,4 hingga 200 volt dengan daya dari ¼ hingga 50 watt. Jika biasanya pada dioda terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, maka pada zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt.

Macam-Macam Dioda

Contoh Gambar Macam-Macam Dioda


Selanjutnya ada dioda emisi cahaya atau yang juga dikenal sebagai LED (Light Emitting Diode). Untuk jenis yang satu ini biasanya merupakan piranti elektronik gabungan dari elektronik dengan optik. Sehingga dapat dikategorikan sebagai ‘optoelectronic’. Kemudian, untuk elektroda-elektroda lainnya sama seperti dioda lainnya. Yaitu memiliki anoda (+) dan katoda (-). Kemudian ada dioda cahaya yang bekerja pada daerah reverse, akhirnya hanya arus bocor saja yang dapat melewatinya. Dalam keadaan yang gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya yang memiliki bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Terakhir, dioda varactor merupakan dioda kapasitas yang sifatnya memiliki kapasitas yang akan berubah-ubah ketika diberi tegangan. Itulah bahasan mengenai macam-macam dioda.

Semoga artikel tentang dioda yang kita bahas kali ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Dioda Bridge, Karakteristik Dioda dan Dioda Zener.

Dioda Bridge

Dioda Bridge pasti menjadi salah satu istilah yang akan anda sering dengar ketika anda menekuni bidang elektronika. Ketika akan membahas dioda bridge pasti tidak akan jauh dari dioda itu sendiri. Karena dioda bridge merupakan bagian dari jenis-jenis dioda. Bagi anda orang awam yang belum tahu, dioda adalah salah satu komponen elektronika yang sering dijumpai dan digunakan pada kapasitor dan juga resistor. Sehingga secara sederhana, dioda dapat disimulasikan sebagai sebuah katup. Dimana ketika katup tersebut terbuka, maka air yang mengalir dibelakang katup akan menuju kedepan. Kemudian ketika katup menutup, maka ada doraongan aliran air dari arah ke depan katup.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, dioda bridge merupakan bagian dari jenis-jenis dioda. Dioda bridge memiliki pengertian sebagai sebuah rangkaian yang digunakan untuk menyerahkan arus dari AC ke DC. Supaya bisa membuat dioda bridge dengan benar, kita perlu mengerti dan memahami jenis dioda yang akan digunakan. Elemen dioda berasal dari dua kata, yakni elektroda dan katoda. Dioda sendiri memiliki simbol khusus. Yakni anak panah dengan garis melintang pada ujungnya. Alasan dari pembuatan simbol tersebut adalah karena hal tersebut sesuai dengan prinsip kerja dari dioda. Anoda biasa kita temukan di pangkal atau ujung anak panah, sedangkan katoda yang merupakan bagian negatif terdapat pada bagian ujung dari anak panah tersebut.

Contoh Gambar Dioda Bridge


Dioda Bridge

Dioda bridge juga dikenal sebagai dioda silikon. Dioda silikon ini dirangkaikan menjadi suatu jembatan (bridge) dan dikemas menjadi suatu kesatuan komponen. Dioda bridge kemudian digunakan menjadi penyearah pada power suplly. Jembatan dioda sendiri merupakan sebuah gabungn dari empat atau lebih dioda yang membentuk sebuah jembatan konfigurasi. Jembatan tersebut menyediakan polaritas output dan polaritas input ketika digunakan dalam sebuah aplikasi yang umum konversi dari arus bolak-balik. Bagian utama dari sebuah jembatan dioda adalah polaritas output yang berbeda dengan polaritas input. Dioda bridge / jembatan dioda ini memiliki nama lain berupa sircuit gratez. Sekian dahulu ulasan singkat mengenai dioda bridge.

Demikian penjelasan singkat mengenai dioda bridge, semoga artikel yang barusan kami bahas dapat berguna dan membantu bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Karakteristik Dioda, Dioda Zener dan Pengertian Dioda.

Jumat, 10 Oktober 2014

Karakteristik Dioda dan Jenisnya

Karakteristik Dioda tentunya akan anda pelajari ketika anda menekuni ilmu fisika, khususnya pada bidang elektronika. Karakteristik dioda dapat diketahui dan dilihat dengan cara memasang dioda seri dengan sebuah catu daya dc dan sebuah resistor. Kemudian, rangkaian tersebut dapat digunakan untuk mengetahui tegangan dioda dengan variasi sumber tegangan yang diberikan. Sebagian dari anda mungkin sudah mengetahui, bahwa dioda merupakan komponen aktif dari dua elektroda, yang terdiri dari katoda dan anoda, yang memiliki sifat semikonduktor. Sehingga dengan sifat dioda yang seperti itu, dioda tidak hanya memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah, tetapi juga dapat menghambat arus dari arah sebaliknya. Dioda pun dapat dibuat dari Germanium dan Silikon. Dioda sendiri memiliki berbagai macam fungsi seperti misalnya sebagai indicator, serta modulator. Tidak hanya itu, diode juga dapat berperan sebagai regulator dan juga pengendali frekuensi.

Ketika membicarakan soal karakteristik dioda, tentunya tidak akan jauh dari dioda itu sendiri. Kalau berdasarkan fungsinya, dioda sendiri terbagi menjadi berbagai macam jenis dioda. Mulai dari dioda foto LED, dioda zener dan juga dioda yang paling sering didengar yaitu dioda jembatan atau bridge. Adapun selain beberapa diode terkenal diatas ada juga Dioda kontak titik yang biasanya digunakan untuk mengubah frekuensi dari tinggi menuju ke rendah. Kemudian selanjutnya, dioda hubungan. Karakteristik dioda hubungan yaitu dapat mengalirkan tegangan yang besar namun hanya bisa satu arah. Sedangkan LED (Light Emiting Diode) merupakan salah satu komponen yang mampu mengeluarkan cahaya ketika diberikan forward bias.

Karakteristik Dioda

Contoh Gambar Karakteristik Dioda


Dioda foto dapat menghasilkan arus listrik ketika terkena cahaya. Besarnya arus listrik ini bergantung pada seberapa besar cahaya yang masuk. Kemudian, ada juga dioda kapasiansi variabel yang ketika dipasang terbalik akan memiliki peran sebagai kondensantor yang biasanya digunakan pada modulator FM dan juga pada VCO suatu PLL. Sedangkan dioda bridge atau jembatan memiliki peran sebagai power supply. Komponennya adalah silikon yang kemudian dirangkai menjadi bridge menjadi sebuah komponen yang utuh. Yang terakhir ada dioda zener yang merupakan komponen aktif. Biasanya digunakan sebagai pembatas tegangan dan berfungsi sebagai voltage stabiliezer atau voltage regulator. Karakteristik dioda yang dimiliki adalah mempunyai sifat tegangan terbalik yang stabil.

Demikian penjelasan singkat mengenai karakteristik dioda dan jenisnya, semoga artikel kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Dioda Zener, Pengertian Dioda dan Fungsi Dioda.

Dioda Zener

Dioda Zener adalah salah satu jenis dari dioda. Kalau anda pernah mempelajari ilmu fisika dalam bidang elektronik, pasti anda akan mengerti apa yang dimaksud dengan dioda tersebut. Dioda biasanya dibahas pada awal-awal sebagai salah satu materi dasar dari ilmu fisika. Namun bagi orang awam atau yang baru mempelajari fisika, pasti akan merasa asing dengan istilah dioda. Dioda sendiri memiliki pengeritan sebagai salah satu komponen elektronika semi konduktor yang berfungsi untuk menahan arus listrik. Selain itu, dioda juga memiliki kemampuan untuk mengarahkan arus listrik. Kemudian, dioda juga memiliki dua elektroda. Yang pertama bernama anoda, sedangkan yang kedua bernama katoda.

Dalam urusan mengarahkan arus listrik pada suatu komponen elektronik, dioda mengambil peran sebagai jembatan. Maksudnya, kalau anda harus mempergunakan satu buah dioda maka sebagian dari arus tersebut harus bisa terarahkan. Tetapi, kalau anda ingin mengarahkan semua arus, maka anda harus menggunakan beberapa dioda. Karena tidak akan cukup satu dioda saja. Jumlah dioda yang digunakan tergantung dari besarnya arus yang ingin diarahkan. Bisa tiga, bisa empat, dan lain sebagainya. Untuk urusan dioda zener, fungsinya agak sedikit berbeda kalau dibandingkan dengan dioda lain yang sudah dibahas. Tetapi, bukan berarti fungsi dari dioda zener jauh berbeda dengan dioda lannya. Dioda zener pun tetap memiliki fungsi sebagai penyearah arus listrik. Hanya saja terdapat faktor yang membedakannya.

Dioda Zener

Contoh Gambar Dioda Zener


Hal yang membedakan adalah, dioda biasa arus yang disearahkan selalu menuju ke satu arah saja. Sedangkan dioda zener, arus yang dimiliki diarahkan untuk selalu kembali atau diarahkan pada arah yang berlawanan dengan arus. Pada jalur atau komponen elektronik, biasanya zener memiliki fungsi sebagai yang menstabilkan suatu arus atau tegangan. Apabila zener dipasang dengan cara yang tiak tepat maka akan terjadilah arus tegangan pendek yang diakibatkan oleh kapasitas tengangan yang tidak terpenuhi atau konslet. Oleh karena itulah dioda zener memiliki sebuah peranan yang sangat penting karena akan menjaga agar tegangan tetap stabil.

Demikian penjelasan mengenai dioda zener, semoga penjelasan kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Pengertian Dioda, Fungsi Dioda dan Cara Kerja Kapasitor.

Senin, 06 Oktober 2014

Pengertian Dioda

Pengertian Dioda akan sangat penting untuk diketahui oleh anda yang bekerja dalam bidang elektronika. Dioda sendiri merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah rangkaian elektronika. Dioda merupakan komponen aktif yang memiliki dua kutub serta memiliki sifat semikonduktor. Dioda bisa dialiri oleh arus listrik ke satu arah dan menghambat arus dari arah yang sebaliknya. Dioda tidak memiliki karakter yang sempurna, tetapi juga memiliki karakter yang berhubunfan dengan arus dan tegangan komplek yang tidak linear. Kemudian juga seringkali bergantung pada teknologi yang digunakan serta parameter dari penggunaannya. Dioda ternyata dibagi menjadi beberapa jenis. Yang pertama ada dioda termionik dan yang kedua ada dioda semikonduktor.

Pengertian Dioda

Contoh Gambar Pengertian Dioda


Antara dioda termionik dengan dioda semikonduktor tentunya berbeda. Dioda termionik merupakan piranti katub yang merupakan susunan elektroda di dalam sampul gelas. Dioda termionik memiliki bentuk awal yang hampir sama dengan bola lampu pijar. Dalam pengertian dioda termionik, katoda secara tidak langsung akan dipanaskan oleh arus listrik yang mengalir melalui filamen. Elektroda internal lainnya telah dilapisi dengan campuran barium dan strontium oksida yang merupakan oksida dari logam alkali tanah. Melalui kegiatan tersebut dapat menghasilkan pancaran termionik elektron ke ruang hampa. Meskipun begitu, elektron tidak bisa memancarkan dengan mudah ke permukaan anoda yang tidak terkena panas ketika polaritas tegangan di balik.

Selanjutnya mengenai dioda semikonduktor, sebagian besar terdapat pada teknologi pertemuan P-N semikonduktor. Dioda P-N memiliki arus yang mengalir dari sisi tipe-p (anoda) yang menuju ke sisi tipe-N (katoda). Tetapi tidak dapat mengalir ke arah sebaliknya. Dioda semikonduktor sendiri memiliki tipe lain. Yaitu dioda schottky yang dapat dibentuk dari pertemuan antara logam dan semikonduktor sebagai ganti dari pertemun P-N yang konvensional. Itu tadi merupakan sedikit penjelasan mengenai pengertian dari dioda. Kalau anda membaca lebih banyak buku, anda akan menemukan gambar mengenai pengertian dari sebuah dioda.

Demikian artikel mengenai pengertian dioda ini. Semoga anda menjadi lebih paham dan juga mengerti seputar pengertian dioda. Anda juga bisa membaca artikel menarik lainnya, seperti Fungsi Dioda, Cara Kerja Kapasitor dan Jenis-Jenis Kapasitor.

Fungsi Dioda

Fungsi Dioda tentunya sangat penting untuk diketahui. Terutama bagi anda semua yang berkecimpung dalam dunia elektronika. Fungsi dioda memiliki pengaruh yang penting dalam sebuah rangkaian elektronika. Ini karena dioda merupakan komponen semikonduktor yang terdiri dari penyambung P-N. Dioda sendiri merupakan gabungan dari dua kata elektroda. Yakni, anoda dan katoda. Selain itu, dioda memiliki sifat lain, yaitu dapat menghantarkan arus pada tegangan maju serta menghambat arus aliran pada tegangan balik. Kemudian masih banyak lagi fungsi yang dimiliki oleh dioda. Berikut ini akan dibahas secara singkat mengenai fungsi-fungsi yang dimiliki oleh dioda pada sebuah rangkaian elektronika.

Fungsi Dioda

Contoh Gambar Fungsi Dioda


Yang pertama, dioda dapat menjadi penyearah untuk komponen dioda bridge. Kemudian, dioda juga berfungsi sebagai penstabil tegangan pada komponen dioda zener dan juga pengaman. Dioda pun dapat memangkas atau membuang level sinyal yang ada di atas maupun bawah pada tegangan tertentu pada rangkaian clipper. Fungsi dioda yang lainnya, yaitu sebagai penambah komponen DC didalam sinyal AC pada rangkaian clamper, sebagai pengganda tegangan, sebagai indikator untuk rangkaian LED, sebagai sensor cahaya pada komponen dioda photo, dan sebagai rangkaian VCO (Voltage Controlled Oscilator) pada komponen dioda varactor. Tidak lupa juga, dioda dapat digunakan sebagai sensor panas pada aplikasi rangkaian power amplifier.

Sebuah dioda dapat diumpamakan sebagai sebuah katup. Dimana pada katup tersebut, akan terbuka ketika air mengalir dari belakang menuju ke depan. Kemudian, katup akan menutup ketika ada dorongan aliran air dari depan katub. Dioda pun dapat disimbolkan sebagai anak panah yang pada ujungnya terdapat garis melintang. Umumnya, dioda terbuat dari bahan silikon yang kemudian telah dibekali dengan tegangan pmeicu. Tegangan pemicu diperlukan supaya elektron dapat langsung mengisi hole lewat area depletin layer. Dalam komponen dioda, tidak bisa terjadi pemindahan elektron hole dari P ke N atau sebaliknya. Hal tersebut karena hole dan elektron akan tertarik ke arah kutub yang berbeda.

Demikianlah sedikit bahasan dan juga penjelasan mengai fungsi dioda, semoga bisa membantu anda memahami lebih jauh tentang salah satu bagan penting dari elektronika ini. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Cara Kerja Kapasitor, Jenis-Jenis Kapasitor dan Kapasitor Bank.

Sabtu, 04 Oktober 2014

Cara Kerja Kapasitor

Cara Kerja Kapasitor tidaklah serumit yang mungkin ada di bayangan anda. Cara kerja kapasitor sebenarnya dapat dipelajari dengan mudah kalau anda mau membaca. Cara kerja dari sebuah kapasitor dapat dibedakan berdasarkan jenis kapasitornya. Kapasitor sendiri terdiri dari beberapa macam jenis. Ada kapasitor keramik, kertas, variabel, polister, dan kapasitor elektrolit. Pada setiap masing-masing kapasitor, memiliki fungsi yang sama. Fungsi dari kapasitor sendiri adalah sebagai pengatur dan juag penyimpan muatan listrik untuk dalam kurun waktu tertentu. Dan terdiri dari dua konduktor yang sengaja dipisahkan oleh bahan penyekat atau bahan dielektrik. Kapasitor juga kerap kali disebut sebagai kondensator.

Cara Kerja Kapasitor

Contoh Gambar Cara Kerja Kapasitor


Untuk kapasitor variabel, dinamakan sebagai kapasitor variabel karena ketika luas permukaan yang berhadapan dibuat variabel, maka kapasitas dari kapasitor tersebut akan variabel dapat berubah-ubah. Cara kerja kapasitor variabel yakni sebagai komponen yang menyimpan dan mengatur muatan listrik yang terdiri dari dua lempengan ang sejajar, yang salah satunya merupakan dielektrik. Dielektrik tersebut memiliki fungsi untuk membantu memperbesar kapasitansi dari sebuah kapasitor. Kapasitor variabel sendiri dibedakan menjadi dua jenis. Yang pertama bernama variabel capacitor (varco) yang menggunakan udara sebagai inti. Yang kedua ada dioda varaktor. Varaktor merupakan dioda yang sengaja dipasang terbalik dan dapat mengubah kapasitasn dengan memberikan tegangan reverse pada ujung dari bagian anoda dan katodanya.

Sesuai dengan namanya yang variabel, kapasitor variabel memiliki konstruksi atau struktur yang terdiri dari beberapa lempengan dengan bentuk setengah lingkaran. Pada masing-masing lempengan tersebut diberikan poros sehingga bisa diputar berhadapan dari satu lempeng setenga lingkaran ke lempeng setengah lingkaran lainnya. Kemudian, perlu diketahui juga bahwa kedua lempengan tersebut tidak bisa menempel satu sama lainnya. Ini karena, biasanya menggunakan bahan plastik atau bahan isolasi sebagai bahan dari elektrik. Kapasitor variabel biasanya digunakan untuk tuning radio.

Selain kapasitor variabel masih ada banyak lagi jenis variabel dan cara kerjanya yang berbeda-beda. Sekian dahulu bahasan mengenai cara kerja kapasitor ini, semoga dapat berguna bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Jenis-Jenis Kapasitor, Kapasitor Bank dan Pengertian Kapasitor.

Jumat, 03 Oktober 2014

Jenis-Jenis Kapasitor

Jenis-Jenis Kapasitor akan anda pelajari kalau anda menekuni bidang elektronika. Tentunya pengetahuan mengenai jenis-jenis kapasitor menjadi sangat penting karena kapasitor pun merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah rangkaian elektronika. Jenis-jenis kapasitor dalam rangkaian elektronika sendiri terbagi menjadi 2 macam. Yang pertama ada kapasitor polar dan kapasitor non polar. Yang dimaksud dengan kapasitor polar merupakan kapasitor yang memiliki dua kutub dan mempunyai polaritas yang positif dan negatif. Umumnya, kapasitor ini terbuat dari bahan elektrolit yang mempunyai nilai kapasitansi yang besar kalau dibandingkan dengan kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik. Kemudian kapasitor non polar, merupakan jenis kapasitor yang tidak memiliki polaritas positif dan negatif pada kedua kutubnya. Kapasitor ini dapat digunakan secara berbalik.

Jenis-Jenis Kapasitor

Contoh Gambar Jenis-Jenis Kapasitor


Jenis kapasitor non polar ini umumnya memiliki nilai kapasitansi yang kecil. Hal ini karena kapasitor non polar terbuat dari bahan keramik dan mika. Walaupun dari kedua jenis kapasitor yang ada semuanya digunakan untuk menyimpan muatan listrik, tetapi masih terdapat banyak perbedaan dalam jenis-jenis kapasitor tersebut. Salah satunya adalah, bahan yang digunakan dan juga fungsi kegunaannya dalam sehari-hari. Anda juga dapat membedakan jenis kapasitor menjadi beberapa bagian. Yaitu, kapasitor elektrolit, kapasitor keramik, kapasitor multilayer, trimer, super kapasitor, kapasitor tuning dan juga electric double.

Kapasitor memiliki sifat dasar, yaitu menyimpan muatan listrik dan tidak bisa dilalui oleh arus DC (direct current). Tetapi kemudian dapat dilalui oleh arus AC (alternating current). Selain itu juga berfungsi sebagai impedansi (resistansi yang nilainya bergantung dengan frekuensi). Dalam sebuah rangkaian elektronika, kapasitor memiliki fungsi sebagai penghubung pada masing-masing rangkaian. Kapasitor juga berfungsi untuk memisahkan arus bolak-balik dari arus searah serta sebagai filter pada rangkaian catu daya. Tidak sampai disitu saja, kapasitor juga berfungsi sebagai pembangkit frekuensi pada sebuah rangkaian elektronik dan juga sebagai penghemat daya listrik pada sebuah rangkaian lampu TL.

Demikian penjelasan singkat mengenai jenis-jenis kapasitor beserta sedikit ulasan mengenai fungsinya. Semoga setelah membaca artikel ini anda dapat lebih mengerti mengenai materi jenis-jenis kapasitor. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Kapasitor Bank, Pengertian Kapasitor dan Fungsi Kapasitor.

Kapasitor Bank

Kapasitor Bank merupakan suatu alat yang digunakan untuk memperbesar pf dan dipasang paralel dengan rangkaian beban. Kalau rangkaian itu diberi tegangan, maka elektron akan mengalir masuk ke kapasitor. Kemudian pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron, maka tegangan akan berubah. Elektron akan keluar dari kapasitor kemudian mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya. Sehingga, kapasitor akan membangkitkan daya reaktif. Ketika kapasitor mengeluarkan elektron, ini merupakan suatu tindakan kapasitor untuk memberikan daya treaktif kepada beban. Karena beban memiliki sifat induktif (+) sedangkan daya reaktif dimiliki oleh kapasitor (-).

Hal tersebut menyebabkan daya reaktif yang berlaku kemudian menjadi kecil. Kapasitor yang digunakan untuk memperkecil atau memperbaiki pf penempatannya ada dua cara. Yang pertama kapasitor yang terpusat ditempatkan pada sisi primer dan sekunder transformator dan pada bus dari pusat pengontrol. Kemudian yang kedua, kapasitor ditempatkan pada feeder kecil, rangkaian cabang, dan langsung pada beban.

Kapasitor Bank

Contoh Gambar Kapasitor Bank


Sama halnya dengan alat-alat atau komponen elektronika yang lainnya, kapasitor bank juga membutuhkan perawatan. Kapasitor yang digunakan untuk memperbaiki pf harus tahan lama dan pastinya harus dirawat dengan teratur. Dalam perawatan tersebut pun harus perhatian dan dilakukan pada tempat yang lembab. Sebelum melakukan pemeriksaan, sebaiknya pastikan bahwa kapasitor bank tidak sedang terhubung dengan sumber. Setelah itu, kapasitor yang masih mengandung muatan berarti masih memiliki arus atau tegangan listrik. Karena itu kapasitor tersebut harus dihubung singkatkan agar muatannya dapat hilang.

Kapasitor bank memiliki beberapa komponen penting yang pastinya berkontribusi besar dalam fungsinya untuk sebuah rangkaian elektronika. Komponen-komponen tersebut antara lain, main switch, kapasitor breaker, magnetic contactor, kapasitor bank, reactive power regulator. Semuanya memiliki peranan penting dalam sebuah rangkaian elektronika. Hal-hal mengenai kapasitor bank ini pastinya penting untuk diketahui anda yang berkecimpung dalam dunia teknik elektro. Sekian sedikit ulasan mengenai kapasitor bank. Kalau anda masih penasaran, masih banyak referensi buku yang membahas mengenai kapasitor bank.

Semoga artikel yang satu ini dapat berguna bagi anda dan dapat menambah ilmu anda mengenai kapasitor bank. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Pengertian Kapasitor, Fungsi Kapasitor dan Kode Warna Resistor.

Rabu, 01 Oktober 2014

Pengertian Kapasitor

Pengertian Kapasitor akan anda dapatkan ketika anda belajar dalam bidang elektronika. Tentunya sangat penting untuk mengetahui pengertian dari sebuah kapasitor itu sendiri. Kapasitor merupakan sebuah perangkat komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk menyimpan muatan listrik yang terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh bahan penyekat pada tiap konduktor atau yang disebut sebagai keping. Kapasitor biasanya juga disebut sebagai kondensator yang merupakan komponen listrik yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan listrik. Kapasitor memiliki prinsip kerja yang umumnya hampir sama dengan resistor yang juga termasuk ke dalam komponen pasir. Komponen pasif merupakan jenis komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor sendiri memiliki dua lempeng logam (konduktor) yang dipisahka oleh penyekat (isolator).

Contoh Gambar dari Pengertian Kapasitor


Pengertian Kapasitor

Isolator atu penyekat disebut sebagai bahan zat dielektrik. Zat tersebut berfungsi untuk memisahkan dua komponen berfungsi untuk membedakan jenis-jenis kapasitor. Terdapat beberapa kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik. Misalnya saja seperti plastik cairan, mika kertas, dll. Itu tadi merupakan pengertian kapasitor. Selanjutnya, pada sebuah rangkaian elektronika, kapasitor memiliki peranan penting terutama untuk mencegah loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang mengandung kumparan. Kemudian, kapasitor juga berguna untuk menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian. Dan dapat memilih panjang gelombang pada radio penerima serta sebagai filter dalam power supply.

Kapasitor memiliki fungsi sebagai rangkaian elektronik yang menyimpan arus atau tegangan listrik. Untuk arus DC, kapasitor memiliki fungsi sebagai isolator atau penahan arus listrik. Kemudian untuk arus AC, kapasitor memiliki fungsi sebagai sebuah konduktor yang melewatkan arus listrik. Sedangkan dalam penerapannya sendiri, kapasitor biasanya dimanfaatkan sebagai filter untuk menyaring. Ada berbagai macam penerapan kapasitor seperti, meratakan tegangan dengan mengubah unsur AC menjadi unsur DC, pembangkit gelombang AC atau isolator, dan lainnya. Kapasitor pun memiliki berbagai macam jenis. Dan biasanya dibedakan berdasarkan polaritasnya, bahan pembuatan, serta ketetapan nilai dari kapasitor tersebut.

Sekian dahulu untuk artikel yang satu ini, semoga dapat menambah pengetahuan anda mengenai pengertian kapasitor. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Fungsi Kapasitor, Kode Warna Resistor dan Cara Menghitung Resistor.

Selasa, 30 September 2014

Fungsi Kapasitor

Fungsi Kapasitor dalam bidang elektronika memiliki peranan yang cukup penting. Kapasitor berfungsi sebagai penyimpan muatan listrik. Selain untuk menyimpan frekuensi listrik, kapasitor juga berfungsi untuk menyaring frekuensi. Dalam muatan listrik, terdapat kapasitas penyimpanan kemampuan kapasitor yang memiliki nama Farad dengan simbol ‘F’. Lalu untuk kapasitor memiliki simbol ‘C’. Umumnya, kapasitor dibuat dari dua buah lempengan yang saling sejajar antara satu dengan yang lainnya. Diantara kedua lempeng tersebut, ada sebuah isolator yang disebut dengan dielektrik. Dielektrik sendiri merupakan bahan yang mempengaruhi nilai dari kapasitansi kapasitor. Bahan dielektrik yang banyak digunakan antara lain, kertas, udara, metal film, gelas, dan lain sebagainya.

Contoh Gambar Fungsi Kapasitor


Fungsi Kapasitor

Kapasitor juga dikenal sebagai kondensator dalam bidang elektronika. Kapasitor pun memiliki bentuk yang bervariasi. Anda bisa membedakannya dengan didasarkan pada kapasitas, tegangan kerja, dan lain sebagainya. Kapasitor terbagi menjadi 2 jenis. Yang pertama merupakan kapasitor yang memiliki kapasitas yang tetap. Sedangkan yang kedua merupakan kapasitor yang memiliki kapasitas yang dapat berubah-ubah atau biasa juga disebut sebagai variable kapasitor. Dalam membahas fungsi kapasitor, pastinya kita harus membahas mengenai sifat dasar kapasitor juga. Sifat dasar kapasitor merupakan kemampuan yang dapat menyimpan muatan listrik, tidak dapat dilalui arus DC dan dapat dilalui oleh arus AC. Dan juga dapat sebagai impedansi.

Fungsi kapasitor yang lainnya dalam sebuah rangkaian, sebagai filter dan kopling pada rangkaian power supply pembangkit frekuensi pada rangkaian osilator, dan penggeser fasa,. Dan dapat digunakan juga untuk mencegah percikan bunga api yang dapat terjadi pada saklar. Kapasitor juga memiliki fungsi bagai mesin mobil. Pada mobil, kapasitor digunakan untuk menghidupkan dan mematikan mesin. Cara kerja dari kapasitor yakni dengan mengalirkan elektron menuju ke kapasitor. Setelah itu, tegangan tersebut akan mengalami perubahan. Lalu kemudian, elektron akan keluar dari kapasitor dan menuju ke rangkaian elektronika. Sehingga kapasitor akan bisa membangkitkan rektif suatu rangkaian.

Demikian sedikit bahasan singkat ini, semoga anda semakin paham dan mengerti mengenai fungsi kapasitor. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Kode Warna Resistor, Cara Menghitung Resistor dan Cara Kerja Transistor.

Senin, 29 September 2014

Kode Warna Resistor

Kode Warna Resistor merupakan hal penting yang harus diketahui oleh orang-orang yang belajar teknik elektro. Hal ini menjadi sangat penting karena kode warna dalam elektronika digunakan untuk menjadi salah satu teknik penulisan nilai suatu komponen elektronika. Sama halnya dengan penulisan nilai dari resistor akan membutuhkan kode warna resistor. Kode warna resistor pertama kali diciptakan pada tahun 1920. Lalu kemudian dikembangkan oleh perkumpulan pabrik radio di Eropa dan Amerika (RMA). Kemudian pada tahun 1957, kelompok tersebut berganti nama menjadi EIA (Electronic Industries Alliance) dan menetapkan kode sebagai salah satu standar dari EIA_RS-279. Dalam aturan standar EIA-RS-279 sendiri telah ditetapkan 3 sistem kode warna. 3 sistem kode warna tersebut adlaah sistem kode warna 4 pita, sistem kode warna 5 pita, dan sistem kode warna 6 pita.

Tabel Kode Warna Resistor


Kode Warna Resistor

Dari ketiga sistem kode warna tersebut, yang paling sering digunakan merupakan kode warna yang terdiri dari 4 pita warna.4 pita tersebut mengelilingi badan resistor. Informasi digit dari harga resitensi ini ditunjukan pada dua buah pita yang terdapat di bagian depan. Sedangkan untuk pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi). Lanjut lagi dalam kode warna resistor, untuk pita keempat, merupakan toleransi harga resistansi. Terkadang, resistor memiliki pita kelima yang berfungsi untuk mengatur koefisien suhu. Tetapi hal ini juga bergantung kembali dari sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.

Sedangkan untuk sistem kode warna dengan 5 pita, paling banyak digunakan pada resistor presisi. Tiga pita pertama menunjukkan harga resistansi. Sedangkan pita keempat memiliki peran sebagai pengali. Dan pita kelima merupakan toleransi. Resistor yang memiliki 5 kode warna dengan pita keempat berwarna emas atau perak seringkali diabaikan. Karena biasanya hanya digunakan pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat hanyalan toleransi dan yang kelima merupakan sebuah koefisien. Sedangkan untuk sistem kode warna dengan 6 pita, 3 pita pertama menunjukkan nilai ketahanan. Sedangkan pita keempat menunjukkan perkalian desimal. Dan pita kelima menunjukkan nilai toleransi dan pita keenam menunjukkan koefisien suhu.

Demikian penjelasan singkat yang dapat kami sampaikan mengenai kode warna resistor, semoga artikel kali ini dapat berguna dan bermanfaat. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Cara Menghitung Resistor, Cara Kerja Transistor dan Fungsi Transistor.

Cara Menghitung Resistor

Cara Menghitung Resistor akan sangat penting bagi anda yang berkecimpung dalam dunia elektronika. Tentunya anda harus mengetahui bagaimana cara untuk menghitung nilai dari sebuah resistor. Resistor sendiri merupakan salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai salah satu penghambat listrik. Resistor memiliki sifat pasif dimana komponen tersebut tidak memerlukan aliran listrik untuk bekerja. Untuk menghambat listrik, maka resistor juga memiliki fungsi untuk menurunkan dan membagi tegangan. Dan juga sebagai pembatas atau pengatur arus listrik. Resistor dilambangkan dengan R dan memiliki satuah ohm. Resistor dapat dihitung untuk menentukan nilai resistor itu sendiri. Untuk menentukan nilai resistor, anda dapat melihat warna gelang yang terdapat pada badan resistor tersebut. Beberapa jenis resistor didasakan pada jumlah gelang yang terdapat pada badan resistor. Kebanyakan jenis resistor yang dipakai adalah resistor yang memilii 4 sampai 5 gelang.

Untuk cara menghitung resistor empat sampai dengan lima gelang terhitung gampang. Untuk resistor yang memiliki 4 gelang, gelang pertama dan kedua adalah angka digit. Gelang nomor tiga merupakan multiplier. Sedangkan untuk gelang nomor empat merupakan nilai toleransi. Simpel dan tidak rumit. Sedangkan cara menghitung resistor yang memiliki total 5 gelang adalah, gelang pertama, kedua, dan ketiga kita artikan sebagai angka digit. Lalu, untuk gelang keempat merupakan nilai multiplier. Sedangkan nilai toleransi, nilai tersebut terdapat pada gelang yang kelima. Untuk resistor lainnya yang memiliki enam gelang, nilai angka digit terdapat pada gelang kesatu hingga ketiga. Untuk nilai multipliernya ada pada gelang ke empat. Sedangkan untuk gelang kelima, memiliki sebuah nilai toleransi dan dilanjutkan dengan gelang nomor enak yang memiliki nilai dari koefisien suhu.

Contoh Gambar Cara Menghitung Resistor


Cara Menghitung Resistor

Berikut ini salah satu contoh dari cara menghitung resistor yang memiliki empat buah gelang. Dengan urutan gelang merah, hitam, merah, dan terakhir gelang emas. Posisi gelang merah pada urutan pertama mengandung angka digit 2, hitam 0, merah untuk urutan ketiga memiliki nilai multiplier 102, dan emas memiliki nilai toleransi 5%. Menilik dari data di atas maka bisa dipastikan cara penghitungan yang paling tepat adalah 20 dikalikan 102 sehingga menghasilkan angka 2000 Ω yang berarti 2 K Ω ± 5 %.

Demikianlah cara menghitung resistor yang ternyata tidak sulit dan bisa dilakukan oleh banyak orang, semoga artikel ini dapat membantu anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Cara Kerja Transistor, Fungsi Transistor dan Pengertian Transistor.

Jumat, 26 September 2014

Cara Kerja Transistor

Cara Kerja Transistor menjadi salah satu topik yang menarik untuk dibahas. Terutama bagi anda yang berminat dengan bidang elektornika. Selain itu, cara kerja transistor juga memiliki macam dan fungsi yang cukup unik. Secara harfiah, transistor memiliki pengeritan sebagai gabungan dari dua buah kata. Yaitu transfer dan resistor. Yang kemudian dapat diartikan secara bebas sebagai pengalir arus atau pengatur aliran arus. Di dalam resistor terdapat 3 elektroda, yaitu basis, emitor, dan kolektor. Transistor dapat mengalirkan arus listrik atau menguatkan tegangan karena peran dari ketiga elektroda tersebut. Fungsi lainnya, transistor merupakan saklar pemutus serta penyambung aliran listrik ketika pada dasar atau basis diberikan arus yang sangat besar. Dan mengenai cara kerja dari transistor sendiri, semuanya tergantung pada transistor jenis apa yang digunakan.

Cara Kerja Transistor

Contoh Gambar Cara Kerja Transistor


Terdapat dua jenis transistor. Yang pertama ada transistor bipolar junction transistor (BJT) dan transistor field effect atau yang lebih dikenal dengan nama FET. Cara kerja transistor BJT, yaitu sesuai dengan namanya, transistor ini menggunakan dua polaritas yang membawa muatan untuk membawa arus listrik pada kanal produksinya. Pada cara kerja transistor BJT pula, terdapat suatu lapisan pembatas yang dibe nama sebagai depletion zone. Yang nanti pada akhirnya, setiap arus listrik akan masuk melewati pembatas tersebut dan terbagi karena keberadaan dari depletion zone ini.

Sedangkan untuk cara kerja dari transistor FET, agak sedikit berbeda dengan transistor BJT. Transistor FET hanya menggunakan satu jenis polaritas atau pembawa muatan arus listrik. Hal ini pastinya berbeda dengan transistor bipolar yang memiliki dua jenis polaritas pembawa muatan. Sedangkan pada transistor FET, arus yang masuk tidak terbagi menjadi dua aliran seperti pada transistor bipolar. Hal ini disebabkan karena posisi depletion zone dari resistor effect terdapat di kedua sisi bukan berada di tengah-tengah. Tetapi untuk kedua tipe transistor, memiliki fungis yang sama. Tetapi semuanya dibedakan dengan cara kerjaya saja.

Itu tadi merupakan sedikit ulasan mengenai cara kerja transistor, semoga artikel singkat kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Fungsi Transistor, Pengertian Transistor dan Pengertian Resistor.

Fungsi Transistor

Fungsi Transistor merupakan sesuatu yang sangat berpengaruh dalam kinerja sebuah rangkaian elektronika. Ini karena dalam sirkuit elektronik, komponen transistor memiliki fungsi sebagai sebuah jangkar dalam rangkaian. Transistor sendiri merupakan komponen semi konduktor yang memiliki 3 kaki elektroda. 3 kaki elektroda tersebut adalah basis, colector, serta emitor. Ketiga kaki elektroda tersebut memiliki tegangan atau arus yang mengalir dari satu kaki ke arus yang lebih besar untuk melalui 2 terminal lainnya. Kemudian masih juga terdapar fungsi transistor yang lainnya. Seperti, sebagai penguat amplifier, pemutus dan penyambung, pengatur stabilitas tegangan, peratas arus, menahan sebagian arus yang mengalir, menguatkan arus dalam rangkaian, dan sebagai pembangkit frekuensi rendah maupun tinggi.

Contoh Gambar Fungsi Transistor


Fungsi Transistor

Kalau anda melihat dalam sebuah susunan konduktor, maka transistor akan dibedakan menjadi 2 bagian. Yakni transistor PNP dan transistor NPN. Untuk membedakan kedua jenis tersebut, anda dapat mengetahuinya dengan melihat bentuk arah panah yang terdapat pada kaki emitornya. Pada transistor PNP arah panah akan mengarah ke dalam. Sedangkan transistor NPN arah panahnya akan mengarah ke luar. Fungsi transistor telah mengalami banyak perkembangan. Ini karena sekarang, transistor sudah dapat digunakan sebagai memori dan bisa memproses sebuah getaran listrik dalam dunia prosesor komputer.

Berkembangnya fungsi transistor juga termasuk dalam urusan bentuk dari transistor itu sendiri. Saat ini telah berhasil diciptakan transistor dengan ukuran yang super kecil yang hanay dalam ukuran nano mikron. Karena bentuk jelajah tegangan kerja dan frekuensi sangatlah besar dan lebar, maka tidak heran kalau komponen ini sangat banyak digunakan dalam sebuah rangkaian elektronika. Misalnya saja, transistor pada rangkaian analog yang digunakan sebagai amplifier, switch, stabilitas tegangan dan lain sebagainya. Kemudian transistor tidak hanya terdapat rangkaian analog tetapi juga pada rangkaian digital. Pada rangkaian digital, transistor berfungsi sebagai saklar karena memiliki kecepatan tinggi dan bisa memproses data dengan sangat akurat.

Demikian bahasan singkat seputar transistor. Semoga artikel pembahasan fungsi transistor ini dapat memberikan inspirasi bagi anda yang memang sedang mencari cara untuk mengerti transistor dan bagaimana cara kerjanya. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Pengertian Transistor, Pengertian Resistor dan Rangkaian Genset.

Senin, 09 Juni 2014

Pengertian Transistor

Pengertian Transistor (Semikonduktor) adalah alat yang banyak di pakai sebagai penguat, sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal dan masih banyak fungsi lainnya. Transistor juga dapat digunakan sebagai kran listrik, dimana arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET) dapat mengalirkan listrik yang sangat akurat dari sumber arus listriknya. Semikonduktor yang satu ini juga memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor (Pemancar). Emitor merupakan salah satu terminal yang dapat mengatur arus dan tegangan yang lebih besar dari pada input Basis.

Transistor pertama kali ditemukan oleh sekelompok ilmuan, yaitu William Shockley, John Barden dan W.H. Brattain pada tahun 1948. Akan tetapi komponen ini mulai dikenalkan dan digunakan oleh berbagai perusahaan ternama pada tahun 1958. Transistor sendiri berasal dari kata "transfer" yang berarti pemindahan dan "resistor" yang berarti penghambat. Dari kedua kata tersebut dapat kita artikan bahwa pengertian transistor adalah pemindahan bahan setengah penghantar menjadi suhu tertentu.

Pengertian Transistor

Contoh Gambar Pengertian Transistor


Transistor juga merupakan komponen yang sama pentingnya dengan resistor dalam dunia elektronika modern. Contohnya dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian Analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil dan penguat sinyal radio. Sedangkan dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Yang paling menarik adalah dari beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

Demikian penjelasan singkat tentang Pengertian Transistor, semoga artikel kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Fungsi Resistor, Pengertian Resistor, Rangkaian Genset dan Rangkaian Konverter.

Pengertian Resistor

Pengertian Resistor adalah suatu komponen elektronika yang memang di desain mempunyai dua kutub sehingga dapat berfungsi sebagai pengatur tegangan listrik dan arus listrik. Tegangan listrik pada kedua kutub resistor dapat memproduksi resistansi tertentu, berdasarkan hukum ohm nilai tegangan resistansi berbanding dengan arus listrik yang mengalir. Contohnya sebagai berikut :

resistor

Pada saat ini resistor banyak di gunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronika dan juga sirkuit elektronik. Karena komponen yang paling banyak digunakan dalam sebuah rangkaian, resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan juga dapat menggunakan kawat resistansi yang terbuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel kromium.

Pengertian Resistor

Contoh Gambar Pengertian Resistor


Karakteristik resistor yang paling utama adalah resistansi dan daya listrik yang dapat di hantarkan. Selain itu juga terdapat karakteristik lainnya, seperti koefisien suhu, derau listrik dan induktansi. Keunggulan dalam menggunakan resistor adalah dapat di integrasikan ke dalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Karena ukuran dan letak kaki yang bergantung pada desain sirkuit, maka kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.

Resistor memiliki bentuk yang berbeda-beda dan yang paling sering kita jumpai di pasaran adalah berbentuk bulat panjang dan terdapat beberapa lingkaran warna pada badan resistor tersebut. Terdapat 4 lingkaran pada body resistor yang berfungsi sebagai petunjuk nilai hambatan resistor itu sendiri.

Demikian penjelasan singkat tentang pengertian resistor, semoga artikel kali ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Fungsi Resistor, Rangkaian Genset, Rangkaian Konverter dan Rangkaian Bel Pintu.

Selasa, 18 Februari 2014

Rangkaian Genset

Rangkaian Genset atau tepatnya rangkaian ATS genset ini merupakan suatu rangkaian yang akan secara otomatis dapat memindahkan sumber tegangan dari PLN menuju ke generator apabila telah terjadi pemutusan atau putusnya sumber tegangan dari PLN. Apabila kita memiliki catu daya lebih dari satu, serta pula memiliki back up power seperti menggunakan sumber dari PLN atau memiliki back up oleh generator penggerak bensin atau diesel, maka tentu saja kita harus secara bergantian dalam menggunakan kedua sumber tersebut. Biasanya dapat menggunakan handle cam switch atau bisa pula change over switch (COS) untuk melakukan pergantian tersebut.

Namun dalam perkembangannya, dalam dunia elektrikal dewasa ini memang akhirnya dapat membuat beberapa kemudahan, seperti automatic yang lazim disebut dengan auto transfer switch atau ATS yang memiliki fungsi secara automatic dalam memindahkan daya sesuai dengan kebutuhan dengan tanpa harus menggunakan rangkaian genset terutama ATS genset. Selain itu, rangkaian ini juga dapat ditambahkan dengan AMF atau Automatic Main Failure yang biasanya digunakan dalam mengontrol kendali terhadap generator back up yang biasa diberikan untuk memberikan perintah hidup atau pun mati pada mesin generator tersebut.

Gambar Skema Rangkaian Genset


Rangkaian Genset


Di dalam rangkaian ATS tersebut biasanya pula dibedakan atas kapasitas daya yang memang dibutuhkan, atau Phasa serta pula Ampere yang melalui panel tersebut. Untuk membuat rangkaian ini tidak lah terlalu susah, terlebih lagi bagi yang memiliki dasar-dasar mekanik dan juga elektronika. Akan tetapi, pada dasarnya dalam membuat rangkaian genset tentu memerlukan penalaran logika matematika dalam merangkai bebrapa alat, seperti timer, relay, bahkan pula kontraktor. Dan biasanya alat tersebut merupakan alat seperti pemutus hubungan atau saklar.

Fungsi dari rangkaian ini sebenarnya sangatlah sederhana dan juga begitu simpel, rangkaian tersebut akan bekerja pada saat sumber listrik dari PLN mati atau mengalami masalah, sehingga membuat genset akan aktif atau hidup. Dan ATS inilah yang nantinya menyalakan listrik tersebut, sama halnya apabila sumber listrik dari PLN kembali menyala maka mesin ATS tersebut akan mematikan generator dan kembali menghidupkan lagi listrik dari aliran PLN. Demikian ulasan mengenai rangkaian genset, semoga dapat menambah informasi bagi Anda. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Konverter, Rangkaian Bel Pintu, Rangkaian Radio Control dan Rangkaian LED Display.

Rangkaian Konverter

Rangkaian Konverter dari DC (arus searah) ke DC pada sistem tenaga listrik dewasa ini memang sangat dibutuhkan. Hal tersebut dapat kita jumpai pada berbagai alat elektronik rumah tangga disekitar kita. Salah satu alat yang berhubungan dengan tegangan DC tersebut diantaranya adalah konverter DC ke DC. Dengan rangkaian konverter DC ke DC tersebut, kita dapat membuat dan juga memiliki konverter yang dapat menyuplai sistem catu daya pada mobil. Rangkaian ini merupakan salah satu jenis rangkaian elektronika daya yang dapat berfungsi sebagai mengkorversi tegangan masukan searak konstan menjadi tegangan keluaran searah yang bisa divariasikan berdasarkan perubahan duty cycle pada rangkaian control.

Sumber tegangan DC dari dari konverter DC ke DC bisa diperoleh dari baterai ataupun dengan menyearahkan sumber tegangan AC yang kemudian dihaluskan dengan filter kapasitor yang dapat mengurangi riak (ripple). Secara garis besar, rangkaian konverter DC ke DC ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu tipr linier dan juga tipe peralihan (switching). Pengubah daya DC ke DC dengan tipe peralihan atau yang dikenal juga dengan DC chopper ini dapat dimanfaatkan, terutama dalam penyediaan tegangan keluaran DC yang bervariasi besarannya sesuai dengan permintaan beban.

Gambar Skema Rangkaian Konverter


Rangkaian Konverter


Komponen yang digunakan dalam menjalankan fungsi penghubung tersebut yaitu switch (solid state electronic switch), misalnya seperti Thyristor, IGBT, MOSFET dan GTO. Berdasarkan pada arah aliran arus tegangannya, DC chopper diklasifikasikan menjadi lima bagian, yaitu DC Chopper kelas A, DC Chopper kelas B, DC Chopper kelas C, DC Chopper kelas D dan DC Chopper kelas E. Rangakaian konverter DC ke DC secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yakni yang terisolasi dan tak terisolasi, atau dengan istilah direct converter untuk tak terisolasi dan indirect converter untuk terisolasi.

DC Chopper sendiri memiliki kelebihan, yaitu pada pengubah daya secara jauh lebih efisien dan pada pemakaian komponen yang lebih kecil. Akan tetapi dalam penggunaan switching pada DC chopper tersebut dapat menimbulkan adanya harmonisasi pada sisi number ataupun pada sisi keluarannya itu sendiri. Demikian artikel mengenai rangkaian konverter, semoga bermanfaat. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Bel Pintu, Rangkaian Radio Control, Rangkaian LED Display dan Rangkaian Lampu Hias.

Selasa, 04 Februari 2014

Rangkaian Bel Pintu

Rangkaian Bel Pintu kali ini menggunakan bel pintu polyponik, dimana skema yang digunakan berupa rangkaian elektronik berbentuk bel yang dapat menghasilkan atau mengeluarkan suara pada saat bel ditekan. Bunyi yang yang dihasilkan tersebut dibangkitkan oleh multivibrator 01-02. Untuk multivibrator ini dikendalikan oleh register IC1. Untuk keperluan IC1 tersebut, maka jalan keluar dari IC1 harus dihubungkan pada multivibrator melalui potensiometer P1 hingga P4 serta dioda D1 hingga D4. Register akan segera melangsungkan informasi yang diterima pada jalan masuk D saat berlangsungnya tebing negatif dari bunyi bel (clock impulse), maka secara berurutan multivibrator dikemudikan melalui P1 hingga P4.

Nantinya D1 hingga D4 akan berguna untuk mengisolasi jalan keluar pada saat jalan keluar bertaraf rendah atau nol (0). Bunyi- bunyi bel bagi register dihasilkan oleh isolator yang dibangun dengan NAND 3 dan NAND 4. Sedangkan kondensator-kondesator C5 dan C6 menentukan periode atau waktu (jarak antara satu nada dengan nada berikutnya). Apabila pada rangkaian bel pintu saklarnya dipencet, maka flip flop (pintu NAND 1 dan NAND 2) diset atau dihidupkan, dan osilator (NAND3 dan NAND 4) dinyalakan.

Gambar Skema Rangkaian Bel Pintu


Rangkaian Bel Pintu

Pada saat pertama kali dinyalakan, jalan masuk D dari IC1 terdapat sinyal satu (1) karena Q3 tersumbat. Bunyi bel pertama akan menggeser taraf (1) tersebut ke jalan keluarnya, maka katoda D1 memperoleh potensial positif, sehingga Q3 menghantar hal ini menyebabkan jalan masuk D berubah menjadi nol (0) sehingga untuk selanjutnya hanya ada satu (1) yang bergeser pada register geser IC1. Pada rangkaian bel pintu polyponik ini, pada saat denyut bel yang ke empat (4), maka jalan keluar 9 menjadi 1, dan 8 menjadi 0. Maka flip-flop (NAND 1 dan NAND 2) di reset atau dilepas dan osilator (NAND 3 dan NAND 4) dimatikan.

Kuat tidaknya bunyi dapat di atur dengan R12, dan besar R12 dapat dicoba melalui percobaan. Namun jumlah perlawanan pengeras suara dan juga R12 jangan sampai kurang dari 8 ohm. Nada-nada nantinya yang keluar (mi-do-re-sol) dapat diganti urutannya dengan cara mengubah potensio-potensio P1 dan juga P4. D5 serta D6 bekerja agar tebing-tebing denyut nada menjadi curam, dengan begitu nada yang dihasilkan akan terasa lebih jernih. Sedangkan C3 dan C4 berguna untuk mencegah timbulnya osilasi liar. Demikian sedikit info mengenai rangkaian bel pintu kali ini, semoga dapat menambah wawasan kita. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Radio Control, Rangkaian LED Display, Rangkaian Lampu Hias dan Rangkaian Senter LED.

Rangkaian Radio Control

Rangkaian Radio Control biasa digunakan pada mobil mainan atau remote mobil mainan. Biasanya, frekuensi yang dipakai pada renote control tersebut memiliki frekuensi rata-rata 27 Mhz. Untuk transmiter kita gunakan yang sederhana, pemancar 27 Mhz tanpa kristal. Ketika sirkuit tidak mempunyai kristal, osilator dapat dikatakan bergantung voltase atau tegangan dikendalikan, dan pada saat turun tegangan suplai, terjadi perubahan frekuensi. Apabila frekuensi terlalu banyak melayang, maka penerima tidak akan mengambil sinyal. Konsep ini menunjukkan bagaimana frekuensi 27 Mhz yang menghasilkan nada dan dideteksi oleh si penerima.

IC pemancar yang terdapat pada rangkaian pemancar nantinya akan dikendalikan oleh NE 555. Sedangkan pada rangkaian penerima dikendalikan dengan frekuensi sinyal yang dipancarkan oleh rangkaian pemancar tersebut. Sinyal yang dikirimkan tersebut haruslah sama dengan decoder dari rangkaian radio control penerima. Cara membuat rangkaian tersebut, setiap kaki komponen satukan dengan menggunakan kabel kecil lalu pasang relay 6 volt DC. Pada kaki pin 1 dan pin 2 SW output dari relay tersebut, sambungkan pada lampu TL AC 220 volt, dan jangan sampai salah pemasangan.

Gambar Skema Rangkaian Radio Control


Rangkaian Radio Control

Setelah semua komponen telah terpasang dengan benar, kemudian aliri dengan tegangan supply DC 12 volt untuk rangkaian tersebut, untuk menguji apakah rangkaian ini berjalan dengan baik dan gunkan remote control apa saja seperti remote TV, dvd dan lainnya. Apabila rangkaian radio control terpasang dengan benar, maka akan terdengan bunyi dari saklar relay yang telah aktif. Setelah semuanya aktif, sambungkan stop kontak kable lampu TL AC 220 volt pada jala-jala PLN, kemudian tekan salah satu remote lalu lihat hasilnya.

Jika memang benar, lampu TL tersebut akan menyala sesuai dengan instruksi dari remote control. Apabila ingin memadamkannya, tekan sekali lagi tombol yang ada pada remote control tersebut, secara otomatis lampu tersebut akan padam. Sekali lagi, jangan sampai salah dalam pemasangan pada rangkaian, karena dapat mengakibatkan rangkaian tak dapat berjalan dengan baik. Demikian sedikit info mengenai rangkaian radio control kali ini, semoga dapat menambah wawasan Anda. Baca juga rangkaian menarik lainnya, seperti Rangkaian LED Display, Rangkaian Lampu Hias, Rangkaian Senter LED dan Rangkaian Penguat Daya.

Selasa, 28 Januari 2014

Rangkaian LED Display

Rangkaian LED Display merupakan rangkaian lampu yang sering kita jumpai, baik lampu hias maupun lampu indikator. Rangkaian seperti ini biasa disebut juga dengan rangkaian LED running. Rangkaian ini biasanya dipasang pada setiap rangkaian, sehingga nantinya rangkaian tersebut dapat menyala secara bergantian dari LED yang satu ke LED yang lain. Jika ingin membuat rangkaian tersebut, dibutuhkan beberapa komponen elektronika sederhana, seperti rangkaian multivibroter stabil, rangkaian dikoder 4 ke 16 serta rangkaian pencacah 4 bit.

Untuk rangkaian ini dibuat dengan menggunakan IC LB1409, dimana IC tersebut merupakan chip IC yang didesain khusus sebagai driver LED 9 baris. Rangkaian tersebut berfungsi untuk memberikan indikator kuat sinyal pada audio, selian itu rangkaian LED display atau VU display LED IB1409 ini juga dapat dipasang pada output tiap pengatur nada atau sinyal radio, sehingga setiap tahapan dalam pengaturan nada dapat diketahui tngkat penguatan tegangan sinyal. Untuk merakit rangkaian ini, dapat dirakit dengan menggunakan PCB dengan tata letak komponen rangkaian VU yang telah di desain.

Gambar Skema Rangkaian LED Display


Rangkaian LED Display


Untuk rangkaian VU display 9 LED dapat di operasikan dengan sumber tegangan DC +12 volt dan juga dapat diberikan sinyal input dan output pengatur nada. Kuat lemahnya sinyal diberikan ke rangkaian VU display 9 LED IC IB1409 dapat di atur dengan menggunakan potensiometer PR2, lalu tegangan referensi display sinyal audio dapat ditentukan dengan menggunakan potensiometer PR1. Kedua potensiometer diperlukan agar dapat menyalakan LED yang sesuai dengan tingkat sinyal audio yang diberikan oleh rangkaian LED display atau VU display IB1409 tersebut.

Rangkaian LED display ini merupakan rangkaian satu channel, sehingga untuk menampilkan kuatnya sinyal audio stereo perlu dibuat dua unit rangkaian LED display ini. Dengan sedikit modifikasi, Anda juga dapat merakit rangkaian tersebut dengan berbagai modifikasi sesuai selera Anda. Selain itu, Anda juga dapat mengimplimentasikan indikator level sinyal untuk penerimaan audio. Demikian sedikit info mengenai rangkaian LED display kali ini, semoga dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan Anda. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Lampu Hias, Rangkaian Senter LED, Rangkain Penguat Daya dan Rangkaian Amperemeter.

Minggu, 26 Januari 2014

Rangkaian Lampu Hias

Rangkaian Lampu Hias untuk kali ini akan membahas mengenai pembuatan rangkaian lampu hias berjalan. Lampu hias berjalan sendiri merupakan sebuah rangkaian elektronika yang sering dijadikan berbagai hiasan. Pada dasarnya, samua lampu hias menggunakan prinsip kerja yang sama dengan lampu berjalan pada umumnya, yaitu memanfaatkan kondisi keluaran yang bergantian atau shift register, sehingga dengan kondisi tersebut dapat dibuat kombinasi yang cukup bervariasi antara lampu yang satu dengan yang lainnya. Sebenarnya untuk membuat rangkaian ini sangatlah mudah, Anda tak perlu berpikir keras untuk menganlisa kerja pada rangkaian untuk menghasilkan hasil yang maksimal.

Yang dibutuhkan pertama kali adalah rangkaian penghasil sinyal clock dan juga rangkaian penghasil keluaran atau sift register yang bergantian. Anda dapat menggunakan oscilator transistor atau dapat juga menggunakan rangkaian astable IC 555 sebagai penghsil sinyal clock. Untuk mendapatkan keluaran yang memiliki logika bergilir, dapat juga menggunakan IC 4017 yang memang paling sering digunakan dalam rangkaian lampu hias berjalan. IC 4017 sendiri memiliki 10 keluran yang tercacah secara bergiliran, yaitu mulai dari O0 (pin 3) hingga O9 (pin 11).

Rangkaian Lampu Hias

Contoh Skema Rangkaian Lampu Hias


Rangkaian lampu hias berjalan ini menggunakan sepuluh buah lampu led yang digunakan sebagai indicator keluaran. Untuk cepat tidaknya kedipan lampu ditentukan oleh nilai dari R1, C1 serta VR1. Semakin besar nilai tersebut, maka akan semakin panjang jangka waktu dan begitu pula sebaliknya. Keluaran dari IC 4017 ini memiliki supply arus yang terbatas sehingga harus ditambahkan dengan rangkaian driver sebagai switching pada arus beban yang lebih besar. Selain itu, pada rangkaian lampu hias ini, rangkaian driver tersebut bisa menggunakan transistor, relay maupun SCR.

Apabila menggunakan SCR, maka terlebih dahulu menyearahkan supply PLN 220 volt dengan menggunakan rangkaian penyearah, selain itu dapat pula menggunakan dioda 4007 sebanyak empat buah untuk membuat rangkaian penyearah tersebut. Namun apabila menggunakan relay, maka tidak perlu menyearahkan dari tegangan jala-jala 220 volt. Demikian sedikit ulasan mengenai rangkaian lampu hias khususnya lampu hias jalan, semoga dapat menginspirasi Anda. Baca juga rangkaian menarik lainnya, seperti Rangkaian Senter LED, Rangkaian Penguat Daya, Rangkaian Amperemeter dan Skema Rangkaian TV.

Rangkaian Senter LED

Rangkaian Senter LED untuk saat ini memang menjadi lampu paling trendi, cahaya terang dengan warna putih yang dihasilkannya memang menjadi isu di masa depan untuk menggunakan peralatan rumah yang mewajibkan ramah lingkungan, biak berupa bahan dasar maupun setelah masa pakai habis. LED sendiri termasuk dalam jenis dioda semi konduktor yang hingga saat ini banyak digunakan di dunia elektronika, terutama digunakan sebagai indikator. Dan seiring dengan perkembangan waktu, kini LED banyak digunakan sebagai penerangan pengganti lampu neon maupun lampu pijar yang membutuhkan daya yang cukup besar. Selain dinilai lebih awet, daya yang dibutuhkan LED jauh lebih kecil sehingga sangat hemat terhadap penggunaan energi listrik.

Rangkaian Senter LED

Contoh Skema Rangkaian Senter LED


Berbeda halnya dengan lampu pijar ataupun lampu neon, LED memiliki kecenderungan plorarisasi yang memiliki kutub positif dan kutub negatif, sehingga apabila ingin menghidupkan lampu LED harus diberi arus maju (forward). Pada rangkaian senter LED ini, apabila diberi arus terbalik (reverse) maka chip yang terdapat di dalam LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya, bahkan apabila tegangan terlalu besar akan menyebabkan senter LED tersebut akan rusak. Tak hanya itu, walaupun LED diberikan arus maju akan tetapi arusnya terlalu besar maka LED juga akan cepat rusak. Maka dibutuhkan tahanan (resistor) untuk membatasi arus. Setiap warna pada LED memiliki karakteristik tersendiri, seperti besarnya drop tegangan dan arus yang dibutuhkan untuk membuat chip yang terdapat di dalam LED menghasilkan emisi cahaya.

Semakin tinggi terang yang dihasilkan oleh jenis LED, maka semakin besar pula drop tegangan dan arus yang dibutuhkannya. Karena perbedaan karakteristik itulah, maka membuat rangkaian seri agar LED menyala dengan normal. Namun cukup sulit, pasalnya besarnya cahaya yang dihasilkan akan mengalami perbedaan, bahkan pada setiap bagian lampu LED dapat tidak menyala atau redup. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, LED yang berwarna beda harus dipasang secara paralel dengan resistor pembatas yang disesuaikan dengan kebutuhan arus pada LED. Demikian info mengenai rangkaian senter LED kali ini, semoga dapat bermanfaat bagi Anda semua. Baca juga rangkaian menarik lainnya, seperti Rangkaian Penguat Daya, Rangkaian Amperemeter, Skema Rangkaian TV dan Rangkaian KWH Meter.