Minggu, 29 September 2013

Teori Rangkaian Listrik

Teori rangkaian listrik mempunyai pemahaman bahwa komponen atau elemen listrik akan saling memberikan fungsi dan juga peran jika saling berhubungan dengan beberapa cara serta memiliki 1 lintasan yang tertutup. Elemen atau komponen listrik ini memiliki batasan masing-masing yang diwujudkan dalam 2 bentuk. Yang pertama adalah komponen aktif. Komponen atau elemen aktif adalah sebuah komponen atau elemen yang menghasilkan sumber tegangan atau daya arus pada komponen tersebut.

Teori Rangkaian Listrik

Sementara untuk komponen atau elemen pasif adalah sebuah komponen yang tidak bisa menghasilkan energi pada komponen tersebut. Komponen pasif ini dibagi menjadi 2 jenis :

  • Komponen yang menyerap energi

  • Komponen yang menyimpan energi


Untuk elemen pasif yang menyerap energi, biasanya terdapat pada komponen resistor yang biasa disebut hambatan tegangan yang disimbolkan dengan huruf R. Sementara untuk elemen yang menyimpan energi, biasanya ada yang menyerap dengan bentuk medan magnet dan juga menyerap energi biasa. Untuk yang menyimpan dan menyerap energi dengan bentuk medan magnet adalah induktor yang biasa disimbolkan dengan huruf L. Sementara untuk komponen satu lagi disebut Kapasitor atau kondensator yang disimbolkan dengan huruf C. Dan elemen listrik di sini dibagi menjadi 2 yaitu :

Elemen 2 terminal :

  • Sumber tegangan

  • Sumber arus

  • Resistor ( R )

  • Induktor ( L )

  • Kapasitor ( C )


Elemen lebih dari 2 terminal :

Transistor
Op Amp

Sementara yang dimaksud dengan rangkaian adalah pengabungan dari beberapa elemen dan juga komponen serta dirangkai dengan cara tertentu. Dan biasanya rangkaian akan disusun secara seri dan paralel atau menggabungkan keduanya. Dan rangkaian seri memiliki perhitungan :

R = R1 + R2 +R3 + ....


Sedangkan untuk rangkaian paralel, memiliki perhitungan :

R = R1 = R2 = R3 = ....


Tentu saja rangkaian listrik ini memiliki peran penting di dalam dunia elektronika. Dan beberapa rangkaian yang digunakan tentu saja harus disesuaikan dengan perangkat elektronik tersebut. Demikian sedikit info mengenai teori rangkaian listrik.

Sabtu, 28 September 2013

Rangkaian Counter

Rangkaian Counter adalah rangkaian yang dapat berfungsi sebagai penghitung angka secara cepat, baik itu penghitungan maju maupun mundur. Penghitungan maju adalah hitungan yang di mulai dari angka yang kecil ke angka yang lebih besar, sedangkan penghitungan mundur adalah hitungan yang dilakukan dari angka yang besar ke angka yang kecil. Dalam penghitungan bisa mecapai jumlah yang tidak terbatas tergantung dari rangkaian yang kita buat dan juga kebutuhan.

Counter biasanya disebut sebagai pencacah yang tersusun dari sederet flip flop dan kemudian diperbarui sedemikian rupa dengan menggunakan karnough, sehingga angka yang masuk nantinya dapat dihitung sesuai rangcangan yang kita buat. Dalam penyusunan rangkaian counter terdiri atas semua jenis flip flop, tergantung model dari masing-masing flip flop itu sendiri.

Jenis dari rangkaian pencacah (counter) dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian pencacah naik (up counter) dan rangkaian pencacah turun (down counter). Yang dimaksud pencacah naik atau up counter adalah cacahan dari kecil ke besar kemudian kembali ke cacahan awal secara otomatis. Sedangkan pencacah turun atau down counter adalah pencacah dari besar ke arah yang kecil kemudian kembali ke cacahan yang awal.

Rangkaian Counter Adalah

Contoh dari rangkaian counter diatas hanya menggunakan IC decade counter dan satu buah seven segmen sehingga hanya mewakili angka satuan. Apabila anda ingin membuat fungsi yang lebih banyak, anda hanya tinggal menambahkan IC dan seven segmennya sesuai dengan kebutuhan yang anda inginkan. IC yang digunakan sebagai pencacah merupakan IC 4026.

Di dunia ini ada banyak sekali IC pencacah yang dapat anda gunakan untuk membuat rangkaian counter, baik itu IC dari keluarga TTL maupun CMOS. Perbedaan dari kedua IC yaitu dari angka awal dimana untuk keluarga IC TTL mempunyai awal seri 74 sedangkan untuk keluarga IC CMOS adalah 40. IC yang paling sering digunakan pada setiap rangkaian adalah IC dari jenis TTL.

Pada gambar skema di atas, IC yang digunakan adalah jenis CMOS. Karena IC jenis CMOS bisa menggunakan tegangan maksimal 15 volt, sedangkan pada jenis TTL hanya mensupplay tegangan maksimal 5 volt. Keuntungan lain dari penggunakan IC 4026 anda tidak perlu lagi menggunakan IC decorder sebagai interface seven segmen. Karena output yang dihasilkan sudah sesuai dengan kondisi dan fungsi dari seven segmen.

Skema rangkaian counter diatas sengaja menggunakan gerbang penyulut schmiit trigger karena berfungsi sebagai peredam bounching dari hentakan saklar mekanik. Anda juga bisa menggunakan gerbang schmitt trigger dan menghubungkan langsung saklar input ke pin clock IC 4026. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian counter, semoga rangkaian kali ini berguna dan dapat bermanfaat bagi pembaca setia www.rangkaianelektronika.org. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian ADC dan Rangkaian TV.

Jumat, 27 September 2013

Rangkaian IC 555

Rangkaian IC 555 ini sangat banyak ditemukan di beberapa rangkaian elektronik. Dan dengan mudah pula anda bisa menemukan komponen yang satu ini di beberapa toko elektronik tersebut. Dan Rangkaian IC 555 ini biasa digunakan untuk komponen utama pengatur waktu atau timer dan juga komponen pulsa generator atau biasa disebut pembangkit pulsa. Dan biasanya pula komponen atau Rangkaian IC 555 ini juga bisa ditemukan di sejumlah perangkat analog dan juga digital. Ada beberapa alasan mengapa rangkaian IC 555 menjadi salah satu komponen yang dicari. Alasannya adalah :

Memiliki harga yang murah
Stabil
Mudah untuk dirangkai

IC 555 ini mulai diperkenalkan ke dunia elektronika pada tahun 1971. Signetics yang memperkenalkan IC 555 yang saat itu memiliki nama SE 555 aatu NE 555 ke dunia elektronik. Dan nama IC 555 saat ini sering digunakan dibanding nama asli dari rangkaian ini. IC 555 ini memiliki julukan IC Time Machine. Mengapa kode 555 ada di belakang nama IC ? pada komponen IC ini, terdapat 3 buah resistor yang memiliki besaran 5 kilo Ohm pada masing-masing resistor. Dan komponen IC 555 ini terbentuk dari beberapa komponen seperti 1 buah flip flop bistable, 3 resistor pembagi tegangan, 1 transistor pembuangan dan 2 komparator tegangan.

Rangkaian IC 555

Semakin berkembangnya teknologi, tentu saja membuat komponen IC 555 ini juga mengalami perkembangan. Dan saat ini pula rangkaian IC 555 juga biasa digunakan di rangkaian counter. Sebelum memasang IC 555 ini, ada baiknya untuk mengujinya terlebih dahulu. Ada beberapa peralatan dan juga rangkaian penguji yang bisa anda temukan di toko elektronik atau pun anda kreasikan sendiri. Meskipun sebenarnya pengujian ini tidak begitu akurat. Untuk membuktikan apakah IC 555 berjalan baik dan tidak bisa dilihat dengan melihat lampu atau LED dari alat penguji tersebut. Jika lampu penanda menyala, maka IC 555 dalam keadaan rusak. Sementara jika lampu mati, maka IC 555 dalam keadaan baik.

Rangkaian Antena TV

Rangkaian Antena TV tentu menjadi salah satu komponen yang wajib digunakan untuk menikmati tontonan televisi. Pasalnya antena TV berfungsi untuk menerima sinyal dan mengirimkannya ke televisi yang anda miliki tersebut. Ada banyak macam antena TV yang bisa anda gunakan. Mulai antena indoor atau outdoor. Dan tentu saja memiliki variasi harga yang cukup murah. Namun anda sendiri juga bisa membuat dan mengkreasikan sendiri antena TV tersebut.

Untuk antena TV Outdoor, biasanya membutuhkan ketinggian tertentu dan juga harus memiliki kabel panjang. Sementara untuk antena indoor, tentu saja memiliki kabel yang tidak begit panjang dan diletakkan di dekat televisi tersebut. Namun tentu saja perbedaan penerimaan gambar juga berbeda. Anda bisa merangkai antena TV indoor dengan mudah agar bisa digunakan di dalam ruangan serta tidak membutuhkan kabel dan juga beberapa aksesoris tambahan. Dan beberapa komponen yang bisa anda gunakan adalah :

  • Alumunium (bisa dari plat motor atau dari perabotan lainnya)

  • Pipa

  • Kawat

  • Kaleng yang sudah tidak terpakai

  • Kabel Coaxial 75 Ohm

  • Konektor RF untuk menyambungkan ke antena

  • Gergaji besi

  • Baut dan skrup

  • Palu

  • Obeng


Potong pipa tersebut sesuai selera. Dan lebihkan untuk dimasukkan ke dalam kaleng sebagai penyangga. Di bagian atas dari pipa ini, anda bisa meletakkan bahan plat alumunium tersebut ke pipa yang sudah anda potong. Rekatkan dengan lem atau kawat yang berfungsi agar plat tidak mudah terjatuh. Setelah terpasang, sambungkan kabel Coaxial tersebut ke papan alumunium anda. Sebelum memasang kabel coaxial tersebut, sebaiknya disesuaikan dengan ruangan serta jarak antara TV dan letak antena tersebut. Disarankan untuk menggunakan kabel dengan panjang yang minimal. Jangan sampai terlalu panjang yang mengakibatkan kurangnya sinyal yang didapat. Pasalnya rangkaian antena tv ini tidak memakai booster. Lebih baik lagi jika antena didekatkan di TV yang membuat kabel tentu membutuhkan jarak yang lebih pendek. Setelah selesai anda rakit, tentu saja saatnya untuk mencoba sinyal dari beberapa stasiun televisi. Selamat mencoba.

Rangkaian Lampu Strobo

Rangkaian lampu strobo ini mungkin masih asing di telinga orang awam. Namun tentu anda akan tahu lampu polisi. Yak, lampu strobo ini adalah lampu yang sering digunakan oleh polisi di bagian atap mobil yang dilengkai oleh suara sirine yang nyaring. Dan biasanya pula rangkaian lampu ini sering anda temukan di jalan atau di televisi. Sekarang saatnya anda bisa memiliki lampur strobo ini dengan merangkai sendiri lampu tersebut dan dipasang di kendaraan pribadi anda sendiri.

Rangkaian Lampu Strobo

Kinerja lampu strobo ini hampir sama dengan kerja lampu flip flop. Namun bedanya adalah lampu akan berkedip-kedip yang diselingi dengan suara sirine yang kencang dan keras. Ada lagi bentuk dari rangkaian lampu srobo dimana lampu akan terus menyala, namun penutup yang bertugas memantulkan sinar akan bergerak-gerak mengitari lampu tersebut. Dan biasanya lampu strobo ini sering digunakan di mobil polisi luar negeri khususnya Inggris. Pada rangkaian tersebut, terdapat komponen IC 1a yang akan membuat oscilator dengan gelombang persegi yang tinggi dimana frekuensi tersebut akan disesuaikan oleh komponen VR 1 untuk menghasilkan sinyal yang baik.

Gelombang persegi ini merupakan buffer dari komponen IC 1B yang akan mendorong komponen IC2. Sementara otuput pada komponen Q0 dan atau Q2, lalu Q7 dan atau Q9 akan memberikan pertukaran pulsa yang berganda. Dan untuk membedakan waktu tersebut, komponen C2 dan C3 serta R3 dan R5 akan bekerja bersama dengan memanfaatkan output dari IC 1C dan IC 1F. Dan hal ini akan meningkatkan efek kedipan lampu menjadi lebih sering. Dan sesuaikan komponen VR 1 untuk mendapatkan efek terbaik yang bisa membuat tampilan lampu strobo menjadi lebih terang dan bekerja maksimal.

Rangkaian Lampu strobo ini memang biasanya bukan hanya digunakan untuk mobil polisi saja. Namun untuk beberapa peralatan berat seperti truk container, crane dan beberapa kendaraan lainnya biasanya dilengkapi dengan lampu ini. Dan bodi dari lampu ini memiliki bentuk yang kuat dan kokoh serta ditambahkan kabel untuk menghubungkan ke lighter agar lebih mudah untuk mengoperasionalkannya.

Kamis, 26 September 2013

Rangkaian Penguat Arus

Rangkaian penguat arus atau biasa disebut current booster biasanya digunakan atau berfungsi penguat arus pada perangkat rangkaian adaptor dengan power supply yang memiliki daya rendah. Dan rangkaian penguat arus ini tentu saja untuk meningkatkan power dan kemampuannya guna memberikan suplai aliran arus yang lebih besar. Biasanya rangkaian penguat arus tersebut menggunakan komponen transistor untuk memperkuat tegangan positif regulator. Dan biasanya rangkaian penguat arus ini bisa anda dapatkan dengan mudah di toko-toko elektronik yang biasanya menjual dengan bebas rangkaian tersebut. Biasanya rangkaian tersebut dijual diatas 200 ribu hingga 300 ribu. Namun jika anda merangkai sendiri, harga yang dikeluakan mungkin hanya seperempatnya saja. Tentu lebih asik jika merangkai sendiri.

Rangkaian Penguat Arus

Pada skema gambar diatas, rangkaian penguat arus ini menggunakan regulator positif LM 78XX dan juga LM 137 yang dirangkai untuk mendapatkan perkuatan arus tegangan yang diinginkan. Biasanya pada regulator positif ini, hanya mengalirkan arus sebesar 1 Ampere saja. Dan fungsi dari transistor inilah yang bisa membuat nilai dari tegangan arus tersebut meningkat di area regulator tersebut. Besaran dari aliran arus tersebut tentunya bergantung kepada nilai transistor yang digunakan. Makin besar nilai transistor, maka makin besar nilai tegangan arusnya.

Untuk merangkai penguat arus tersebut, anda membutuhkan komponen sebagai berikut :

R1 : 1 R – 2 W
R2 : 10 R – 2 W
C1 : 50 V – 1000 uF
C2 : 35 V - 470 uF
Q1 : TIP 2955
IC1 : 78xx Regulator LM 31

Setelah mendapatkan komponen tersebut, anda bisa memulai merangkainya dengan mengikuti skema gambar di atas. Seperti yang sudah disebutkan diawal, anda bisa menambahkan rangkaian transistor sesuai dengan kebutuhan. Jika anda ingin mengalirkan tegangan yang besar, tentu saja anda harus menggunakan transistor yang memiliki nilai besar juga. Namun jika anda ingin menggunakan tegangan yang kecil, tentu saja kebalikannya. Demikian sedikit informasi mengenai rangkaian penguat arus yang bisa anda lakukan sendiri di rumah.

Rabu, 25 September 2013

Rangkaian Adaptor Sederhana

Rangkaian Adaptor Sederhana biasanya digunakan untuk memberikan sumber daya kepada beberapa perangkat elektronik yang biasanya anda gunakan sehari-hari. Dan anda juga bisa merangkai sendiri adaptor sederhana tersebut. Dan salah satu jenis adaptor yang bisa anda gunakan dan juga dirangkai adalah adaptor tanpa trafo yang bisa anda lihat skemanya di bawah ini.

Rangkaian Adaptor Sederhana


Untuk membuat rangkaian tersebut, anda harus mempersiapkan beberapa komponen berikut ini :

D1 (Dioda Zener) 1N4741 11V Zener Diode
MISC Line Cord, Board, Wire, Case
BR1 1 Amp 200V Bridge Rectifier
C1 0.39uF 450V/500V Capacitor
C2 220uF 25V Capacitor elektrolit

Dan beberapa catatan yang harus anda ketahui adalah :

  • Untuk meningkatkan besaran dan jumlah arus guna mengalirkan serta mensuplai ke rangkaian, nilai C1 bisa ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan. Dan nilai C2 juga bisa ditingkatkan serupa C1 jika ingin mendapatkan nilai atau besaran yang sama.

  • Sementara untuk D1, besaran bisa menggunakan nilai daya yang berbeda. Baik untuk menaikkan atau menurunkan tegangan.

  • Jika sudah selesai merangkai, disarankan untuk memberikan penutup isolator yang tidak menghantarkan listrik. Dan jauhkan pula dengan benda-benda elektronik lainnya agar tidak mengalami kerusakan ketika bersentuhan.

  • Di rangkaian ini pula, anda juga bisa menambahkan komponen berupa resistor yang berfungsi untuk membatasi arus pada rangkaian ketika terhubung langsung dengan listrik. Dan resistor ini bisa dipasang bersama komponen C1 dengan memasang secara seri. Dan ketika listrik berada dalam keadaan penuh, tugas resistorlah yang menghambat arus di dalam rangkaian itu sendiri agar tidak rusak.

  • Nilai kapasitor lebih dari 400 Volt harus anda gunakan pada komponen C1 jika anda menggunakan rangkaian tersebut pada tegangan 220 VAC. Tentunya untuk mencegah kerusakan pada rangkaian tersebut.

  • Komponen tambahan berupa transformator audio 600 Ohm bisa juga anda tambahkan untuk melakukan isolasi pada arus AC.


Demikian artikel rangkaian adaptor sederhana ini yang diharapkan bisa menambah pengetahuan anda.

Rangkaian Subwoofer Aktif

Rangkaian Subwoofer Aktif biasanya digunakan untuk memperkuat suara bass agar lebih “nendang.” Dan tak jarang memang suara bass di speaker-speaker aktif terasa kurang menarik bahkan cenderung malah lebih treble. Tentu saja hal ini bisa menjengkelkan. Tidak perlu khawatir, anda bisa merangkai subwoofer aktif versi anda sendiri untuk mendapatkan suara bass yang lebih menarik. Anda bisa membuat rangkaian tersebut dengan menggunakan power amplifier jenis BTL atau Bridge Tied Load yang menggunakan komponen IC TDA 1516BQ.

Rangkaian Subwoofer Aktif


Pada gambar skema rangkaian subwoofer aktif diatas, tegangan output yang keluar memiliki besaran 22 watt dengan impedansi 4 Ohm. Dan rangkaian ini membutuhkan daya sebesar 12 hingga 15 volt yang bisa dibawa kemana-mana dengan menggunakan adaptor atau baterai. Dan skema rangkaian tersebut juga terdapa pengaturan nada rendah. Beberapa fitur yang bisa digunakan dalam rangkaian ini adalah :

Tombol Volume
Tombol Phase
Frekuensi On – Off

Dan untuk merangkai skema gambar di atas, beberapa komponen yang harus anda siapkan adalah :

P1 10K
P2 22K
R1,R4 1K
R2,R3,R5,R6 10K
R7,R8 100K
R9,R10,R13 47K
R11,R12 15K
R14,R15,R17 47K
R16 6K8
R18 1K5
C1,C2,C3,C6 4µ7/25V
C4,C5 68nF
C7 33nF
C8,C9 220µF/25V
C10 470nF
C11 100nF
C12 2200µF/25V
D1LED
Q1,Q2 BC547
IC1 TL072;
IC2 TDA1516BQ
SW1 DPDT
SW2 SPST
J1,J2 RCA
SPKR 4 Ohm Woofer

Pada bagian filter aktif subwoofer, dibutuhkan penguat Op – Amp IC TL072 yang berfungsi sebagai filter aktif low pass. Input L dan R digabungkan dan dikendalikan oleh P1 bagian levelnya yang kemudian berubah fungsi menjadi kontrol volume. Sedangkan SW 1 berfungsi untuk memilh phase yang akan digunakan. Sementara pada bagian power amplifier, mengunakan komponen IC TDA1516BQ yang akan menguatkan sinyal yang sebelumnya sudah masuk ke transistor Q1 sebagai perkuatan sebelum masuk ke power amplifier. Inilah sedikit informasi mengenai rangkaian subwoofer aktif yang bisa anda rangkai sendiri.

Selasa, 24 September 2013

Rangkaian Seven Segment

Rangkaian Seven Segment adalah sebuah rangkaian yang biasanya menampilkan angka-angka desimal dan juga heksa desimal ke dalam sebuah display. Light Emitting Diode atau biasa disingkat LED menjadi salah satu komponen yang terdapat di dalam rangkaian ini untuk menampilkan display dari seven segment ini. Biasanya terdapat sekitar 7 buah lampu LED yang digunakan dalam rangkaian tersebut. Dan LED ini biasanya akan menampilkan sebuah angka heksa desimal yang dialirkan menggunakan komponen dalam rangkaian seven Segment ini.

Tujuh sinyal input dibutuhkan oleh rangkaian seven segment ini untuk mengendalikan diode-diode yang terdapat di dalam rangkaian tersebut. Setiap diode yang terdapat disini membutuhkan input yang berbeda-beda tergantung dari jenis diodenya. Bisa input tinggi (High) atau input rendah (Low). Semuanya bergantung kepada sinyal di diode tersebut. Untuk sinyal tinggi atau High, diode dengan tipe common cathode yang membutuhkan sinyal tersebut. Sementara untuk sinyal rendang atau Low, diode dengan tipe common annide yang membutuhkan sinyal tersebut.

Rangkaian Seven Segmen


Seven segment decoder dibutuhkan di dalam rangkaian ini untuk menghasilkan sinyal pengendali dari seven segment display tersebut. Komponen ini membutuhkan 4 input data untuk mengubah atau menterjemahkannya ke dalam sinyal-sinyal seven segment display dalam wujud angka heksa desimal. Dan setiap sinyal tersebut akan mengendalikan ketujuh LED yang terdapat di dalam rangkaian seven segment tersebut. Skema gambar diatas merupakan contoh rangkaian seven segment yang menggunakan diode common cathode yang membutuhkan sinyal High atau tinggi.

Seven segment decoder ini memiliki bentuk 7 output yang memiliki fungsi masing-masing. Hasil output tersebut akan mendapatkan 7 fungsi Boolean dari a sampai g yang pemetaannya sebagai berikut :

Seven segment decoder

Sementara untuk pengimplementasiannya fungsi tersebut jika menggunakan sistem terpisah, tentunya akan membutuhkan sekitar 34 AND dan juga 7 OR yang tertera pada gambar berikut ini :

34 AND

 

7 OR

Untuk penerapan yang lebih sederhana lagi dengan menggabungkan beberapa term dari fungsi a hingga g diatas, maka gerbang yang akan digunakan adalah :

Gerbang Seven Segmen


Demikian sedikit informasi dan berbagi ilmu mengenai rangkaian seven segment yang bisa menambah pengetahuan anda semua.

Rangkaian Seri RLC

Rangkaian Seri RLC merupakan sebuah rangkaian yang terdiri dari resistor, induktor dan juga kapasitor yang disusun secara seri atau juga paralel di dalam satu rangkaian. Rangkaian RLC seri ini disimbolkan untuk rangkaian aliran listrik ketahanan, induktansi, dan juga kapasitansi yang tentu saja disusun secara seri. Rangkaian RLC memang bisa digabung secara seri dan paralel atau juga dikombinasikan keduanya.

Rangkaian Seri RLC

Gambar diatas merupakan rangkaian Seri RLC yang disusun secara seri atau berderet. Rangkaian RLC yang disusun seri ini dihantarkan oleh arus listrik AC atau searah dimana setiap kompnen akan menerima besaran tegangan yang sama. Arus AC tersebut pada simbol simbol R, L dan juga C akan mendapatkan hambatan pada komponen tersebut. Dalam hambatan tersebut akan dihasilkan Impedansi dengan simbol Z. Dan Impedansi atau Z tersebut merupakan proses penggabungan dari simbol R, L dan C.

Tiga buah elemen penting di dalam rangkaian RLC ini bisa dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan output daya yang diinginkan. Baik resistor, induktor dan kapasitor ini bisa dimasukkan ke dalam rangkaian seri atau paralel yang tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Tidak jarang rangkaian RCL ini bisa juga menggabungkan baik Seri atau paralel yang biasa terdapat di beberapa rangkaian listrik seperi lampu LED. Apalagi kedua jenis dan tipe rangkaian ini sangat mudah untuk dianalisa dan dihitung besarannya.

Untuk menghitung Impedansi Rangkaian digunakan rumus :

Rumus Rangkaian Seri RLC

Sementara untuk mengukur tegangan efektif rangkaian digunakan rumus :

Rumus Tegangan EfektifSedangkan untuk mengukur sudut fase pada rangkaian digunakan rumus :

Rumus Sudut Fase

Penerapan rumus-rumus tersebut tentu sangat mudah dan gampang. Pengaplikasiannya tentu saja disesuaikan rangkaian dan juga besaran dari RLC tersebut. Rangkaian RLC seri dan paralel memang rangkaian sederhana di dunia eletronika yang mudah untuk dianalisa dan dihitung. Semoga artikel mengenai rangkaian seri RLC ini bisa membantu anda untuk lebih mengerti dan mengetahui dunia eletronika tentang rangkaian RLC yang sering menjadi komponen penting dalam sebuah perangkat elektronik.

Rangkaian Integrator

Rangkaian Integrator ini memiliki fungsi dan biasanya sering menjadi alat untuk melakukan komputasi sinyal analog. Dan rangkaian inegrator ini tidak jarang menjadi alat untuk menyelesaikan persamaan integral yang terjadi. Untuk melakukan penyelesaian persamaan integral, rangkaian integrator membutuhkan sumber tegangan DC yang kuat dan stabil. Jika tegangan tidak stabil, kemungkinan proses tersebut akan hilang. Dan rangkaian integrator ini berbeda dengan rangkaian lainnya jika terkena tegangan yang tidak stabil, bisa diperkuat dengan penguatan lingkar terbuka.

Rangkaian Integrator aktif dengan op-amp merupakan rangkaian penguat inverting yang menggunakan kapasitor untuk menggantikan komponen ketahanan umpan balik tegangan. Dan anda bisa melihat skema rangkaian integrator seperti di bawah ini.

Skema Rangkaian Integrator

Pada rangkaian tersebut, arus di i yang melewati simbol R akan terus menuju ke C akibat tidak dibalikkan. Untuk penghitungan serta analisanya, maka didapatkan rumus :

ic : C * dvc / dt


Sementara untuk tegangan output pada rangkaian integrator dituliskan dengan rumus sebagai berikut :

Vo : -1/C ∫ idt : -1 / RC ∫ Vmdt


Pada gambar dan analisa diatas maka didapatkan nilai atau besaran tegangan Vo merupakan integral dari input tegangan tersebut.
Untuk mengetahui batas normal dari frekuensi yang melalui kapasitor bisa menggunakan perhitungan :

Fo : 1 / 2Ï€ R1Cf


Untuk penggunaan normal, perlu dilakukan pemutusan dan penyambungan kembali atau mereset dengan rentang waktu tertentu. Setelah mereset, proses integrasi sudah bisa dilakukan kembali. Biasanya pula ditambahkan tahanan yang dirangkai paralel dengan kapasitor feedback yang diberi nama RF pada rangkaian integrator tersebut. Dan skema gambar di bawah ini menunjukkan rangakain integrator yang belum menggunakan komponen tambahan dimana sering diparalel dengan kapasitor. Nilai ROM biasanya diantara 0 sampia nilai R1.

Rangkaian Integrator

Pada gambar skema rangkaian tersebut, perhitungan nilai Rf berdasarkan kepada komponen fa dab fb, dimana fa harusnya memiliki nilai lebih kecil dibandingkan dengan fb. Untuk rumus dari fb sendiri adalah :

Fa : 1 / 2Ï€ RfCf


Sementara untuk mengetahui besaran fa adalah :

Fb : 1 / 2Ï€ R1Cf


Demikian sedikit informasi mengenai fungsi dan perhitungan rangkaian integrator aktif yang bisa menambah pengetahuan anda.

Rangkaian Radio

Rangkaian Radio tentu sudah banyak diketahui oleh masyarakat awam. Radio menjadi salah satu hiburan selain televisi dan juga komputer yang bisa menemani hari-hari anda. And asendiri juga bisa merangkai atau membuat rangkaian radio yang bisa menggunakan komponen dimana bisa didapatkan dengan mudah di beberapa toko elektronik langganan anda. Rangkaian radio menggunakan sumber tegangan dari sepasang baterai yang menghasilkan daya sebesar 3 Volt. Dan anda bisa menyimak skema gambar di bawah ini untuk merangkai radio untuk diperdengarkan sehari-hari.

Rangkaian Radio


Pada gambar skema rangkaian radio tersebut, sudah menggunakan audio amplifier yang berfungsi untuk memperkuat sinyal agar tampilan suara lebih jernih. Komponen yang digunakan di dalam rangkaian radio ini adalah 2 buah transistor dan juga komponen penguat sinyal IC TDA7050. Pada bagian receiver rangkaian radio tersebut atau biasa disebut penerima sinyal, digunakan komponen transistor dengan tipe BF 199 sebanyak 2 buah. Transistor ini dirangkai membentuk receiver yang cukup sederhana untuk mendapatkan sinyal yang kuat. Anda bisa lihat bagaimana transistor pada T1 dan T2 yang dikonfigurasikan dengan rangkaian induktor L dan C pada skema rangkaian tersebut.

Untuk rangkaian frekuensi tuning radio, menggunakan komponen kapasitor atau varco. Sementara untuk rangkaian detektor FM, gabungan konfigurasi R1, C1, R2, C2. Sedangkan untuk penguat audio, difungsikan untuk memberikan perkuatan pada penerimaan sinyal isyarat informasi pada area receiver FM. Pada rangkaian penguat audio ini, menggunakan komponen IC TDA7050. Dan komponen tersebut berhubungan langsung dengan speaker atau head phone yang menjadi output dari sinyal audio tersebut. Dan pada skema rangkaian tersebut juga dilengkapi dengan tuning volume yang bertugas untuk menguatkan sinyal audio yang dilakukan oleh penguat sinyal pada rangkaian radio tersebut. Inilah sedikit informasi yang bisa anda dapatkan sebagai sumber referensi serta pengetahuan mengenai rangkaian radio yang sudah sering anda temukan dibeberapa toko elektronik. Dan anda bisa mencobanya sendiri di rumah untuk membuat radio FM yang menarik.

Senin, 23 September 2013

Rangkaian LED 220V

Rangkaian LED 220V biasanya digunakan untuk kepentingan sehari-hari sebagai alat penerangan. Rangkaian LED ini dapat dinyalakan dengan menggunakan sumber tegangan dari PLN 1 phase. Biasanya untuk cara pemasangan LED sendiri ada bermacam-macam. Namun tentu saja untuk pemasangan atau perakitan rangkaian yang pas dan benar dan tidak berkedip saat disambungkan dengan sumber daya PLN, rangkaian berikut bisa membantu.

Gambar Skema Rangkaian LED 220V


Rangkaian LED 220V

Pada skema gambar rangkaian LED diatas, semua komponen dipasang atau dirangkai menggunakan cara seri dan paralel. Cara atau sistem ini difungsikan untuk menyerap semua aliran atau sinyal dari sumber tegangan PLN sebesar AC 220 Volt baik gelombang positif dan negatif merata ke semua komponen yang tersebar di rangkaian tersebut. Untuk membuat rangkaian diatas, anda membutuhkan komponen utama seperti :

R1 : 220 ohm / 1Watt
R2 : 1 M
R3 : 220 ohm / 1 Watt
C1 : 0,47uF / 250V (MKP) type X2
C2 : 2,2uF / 400V *
D1, D2, D3, D4 : 1N4007 *
LED : 24 buah LED.

Rangkaian LED 220V yang tertera pada skema gambar ini, akan menyala secara bergantian sesuai dengan aliran tegangan yang masuk ke rangkaian tersebut. Pada rangkaian LED ini tidak digunakan dioda atau trafo penyearah. Dan lampu LED tersebut menggunakan lampu berwarna putih dengan disusun secara paralel yang disesuaikan dengan arus atau arah aliran listrik yang berkebalikan. Dan setiap satu set rangkaian LED yang disusun secara paralel, kemudian dilanjutkan disusun secara seri antara rangkaian LED yang satu dengan rangkaian LED yang lain.

Ketika tegangan input masuk, rangkaian satu set LED ini akan menyala bergantian sesuai arus dari aliran tersebut. Dan konfigurasi ini dimaksudkan untuk memberikan tingkat efisiensi kepada rangkaian tersebut. Setelah merangkai lampu LED ini, fitting lampu bisa menggunakan fitting bekas lampu CFL ( Compact Flourescent Lamp ) atau bisa lampu hemat energi yang sudah tidak digunakan. Dan ketika rangkaian LED 220V di sambungkan ke sumber tegangan, jangan memegang rangkaian tersebut. Pasalnya aliran listrik akan langsung mengalir di setiap titik.

Rangkaian Amplifier Stereo

Rangkaian Amplifier Stereo adalah rangkaian elektronika yang menghasilkan suara stereo dengan besaran tegangan tertentu. Seperti contoh pada rangkaian amplifier stereo 20 Watt 12 Volt yang memberikan keterangan bahwa rankaian amplifier ini bisa menghasilkan suara dengan besaran daya output sebesar 20 watt RMS pada beban speaker sebesar 8 Ohm dari sumber tegangan 12 Volt DC. Untuk rangkaian amplifier stereo 20 Watt dan 12 Volt ini menggunakan komponen IC Power TDA7377V dan juga penguat operasional TL074.

Rangkaian Amplifier Stereo



Gambar Skema Rangkaian Amplifier Stereo


Pada skema rangkaian amplifier stereo 20 Watt 12 Volt ini, telah dilengkapi dengan beberapa tombol seperti tone control dengan tipe baxandall yang diperkuat dengan penguat operasional IC TL074 yang sudah low noise. Sementara untuk komponen tombol pengatur bass dan treble, dilengkapi dengan komponen IC power TDA7377V. Fungsi dari power amplifier stereo TDA7377V ini utnuk menguatkan sinyal audio dari tone control ke loud speaker yang sudah terhubung. Pada rangkaian ini TDA7377V akan berperan besar dimana komponen ini memiliki daya output 20 volt dengan beban 8 Ohm. Pada bagian tone atau tombol control yang berfungsi untuk mengatur besaran bass dan treble, tone control baxandall TL074 ini akan diberikan power oleh komponen TDA7377V tersebut.

Skema Rangkaian Amplifier Stereo

Anda bisa membuat sendiri Rangkaian Amplifier Stereo yang tentunya menggunakan bahan atau komponen yang mudah didapat di toko elektronik. Dengan memperhatikan bentuk serta skema Rangkaian Amplifier Stereo tersebut, anda bisa mempraktekkannya. Pada gambar diatas diperlihatkan skema pemasangan di PCB untuk Rangkaian Amplifier Stereo. Pada rangkaian tersebut, anda bisa menggunakan sumber tegangan DC sebesar 12 Volt yang berasal dari aki atau power supply dan adaptor sebesar 12 Volt. Selain di dalam ruangan, rangkaian amplifier ini bisa juga dibawa-bawa atau portable dengan menggunakan sumber daya DC sebesar 12 Volt dari baterai. Tentunya akan sangat mengasyikkan menggunakan speaker buatan dan karya anda sendiri. Itulah sedikit informasi mengenai rangkaian amplifier stereo yang bisa anda praktekkan sendiri. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Amplifier Sederhana, Rangkaian Audio Mixer dan Rangkaian Amplifier Mini.

Sabtu, 21 September 2013

Rangkaian Jembatan Wheatstone

Rangkaian Jembatan Wheatstone merupakan rangkaian yang terdiri dari resistor dan catu daya (power supply). Jembatan wheatstone sendiri adalah rangkaian jembatan yang pada umunya digunakan untuk mengukur presisi tahanan dengan nilai 1 ohm sampai dengan mega ohm. Pada umumnya rangkaian jembatan wheatstone banyak digunakan untuk menghitung resistansi yang tidak diketahui dengan bantuan dari rangkaian jembatan. Dua kaki yang terdapat pada rangkaian wheatstone harus disimpan seimbang dan satu kaki yang lainnya termasuk resistansi yang tidak di ketahui.

Rangkaian jembatan wheatstone juga dapat di gunakan untuk mengukur hambatan listrik. Hambatan sendiri merupakan hasil bagi antara tegangan dengan arus. Jembatan wheatstone tidak memerlukan alat ukur seperti voltmeter dan amperemeter, cukup menggunakan satu galvanometer untuk melihat apakah ada arus listrik yang melalui suatu rangkaian.

Rangkaian Jembatan Wheatstone

Prinsip kerja jembatan wheatstone sangat mirip dengan prinsip kerja dari potensiometer. Jembatan wheatstone dapat membantu dalam mencari jumlah lain dari seperti kapitansi dan juga induktansi. Jembatan ini terdiri dari 4 lengan resisif beserta sumber (batere) dan sebuah detektor nol yang biasanya menggunakan galvanometer atau pengukur arus lainnya yang sensitif.

Kapitansi dan induktansi di gunakan dalam menemukan jumlah gas tertentu yang di campur di antar sampel. Dengan menggunakan alat ini, untuk mengukur jembatan wheatstone sangat akurat dan nilai resistansi yang tidak di ketahui kebanyakan di temukan dalam rangka untuk mengukur nilai nilai fisika lain seperi suhu, tekanan kekuatan dan sebagainya.

Hal ini dapat di gunakan untuk semua rangkaian atau sirkuit elektronik. Perangkat semacam ini, pertama kali di temukan oleh Samuel Hunter Cristie pada 1833. Konsep semacam ini kemudian di modifikasi dan langsung di populerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843, yakni di beri nama dengan Rangkaian Jembatan Wheatstone.

Untuk menyederhanakan dan mempermudah mengukur hambatan rangkaian resistor dapat di gantikan dengan kawat lurus yang serba sama dan panjang. Sedangkan untuk menambah ketinggian pengukuran pada rangkaian dapat di tambahkan komutator yang dapat di gunakan untuk membalikan arah arus dalam rangkaian. Pada kawat arus dapat di geser untuk mengubah besarnya hambatan resistor.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian jembatan wheatstone, semoga rangkaian kali ini berguna dan dapat bermanfaat bagi pembaca. Baca juga artikel elektronika lannya, seperti Rangkaian Low Pass Filter, Rangkaian Audio Mixer dan Rangkaian LDR.

Jumat, 20 September 2013

Rangkaian Bel Listrik

Rangkaian Bel Listrik tentu sudah sangat sering anda temukan. Bel listrik biasanya digunakan di pintu-pintu gerbang di rumah-rumah untuk penanda bahwa ada tamu yang datang berkunjung. Sebenarnya anda juga bisa membuat rangkaian bel listrik sendiri untuk dipasang di rumah anda. Untuk membuat rangkaian bel listrik ini, anda membutuhkan beberapa komponen. Apa saja komponen tersebut ? Berikut perinciannya :

- 1 lembar papan kayu (uk 30 x 25 cm dengan ketebalan 1 cm).
- kawat tembaga 1 utas/tanpa penyambungan (diameter 1 mm, panjang 11 m).
- 1 buah saklar.
- 1 buah baterai 9 volt atau adaptor.
- 1 batang paku besi 9 inci.
- 10-15 sekrup kecil atau paku kecil(paku triplek).
- Lembaran aluminium.
- Batang kayu berukuran diameter 1-1,5 cm.
- Plat besi siku. Tebal pelat sekitar 1 mm.
- 1 sekrup 1 inci beserta bautnya.
- 1 sekrup berukuran 1,5 inci.
- 1 buah bel atau lonceng.
- 1 plat besi tipis ukuran 1x15 cm
- 1 plat baja tipis ukuran 1x7 cm
- 2 buah sekrup kecil

Sementara untuk alat kerjanya, anda membutuhkan beberapa alat sebagai berikut :

- Tang
- Palu.
- Obeng ukuran kecil.
- pisau kecil
- gunting tumpul (gunting bekas).
- solder
- Penggaris dan pensil.

Rangkaian Bel Listrik

Gambar Skema Rangkaian Bel Listrik


Kumparan pada gambar skema di atas dibuat dengan cara melilitkan kawat tembaga kepada paku 9 inch yang nanti akan berfungsi sebagai sumber medan magnet pada rangkaian tersebut. Jika ingin mendapatkan medan magnet yang kuat, tentu saja lilitan kawat harus diperbanya. Dan lilitan yang banyak akan membutuhkan energi yang lebih sedikit. Dan ujung kumparan diberi penahan agar mudah menempel dan tidak mudah bergeser atau jatuh. Sementara untuk lempengan besi sebagai tempat dudukan, diletakkan beberapa komponen dan juga kumparan dengan menyolder komponen satu dengan yang lainnya. Ketika semua komponen sudah berhasil terpasang, rangkaian bel listrik yang anda buat sendiri sudah bisa dioperasikan..

Rangkaian Dimmer

Rangkaian Dimmer adalah rangkaian yang bisa mengatur besaran dan juga tingkat cahaya lampu yang menyala. Anda bisa mengaturnya mulai dari yang redup hingga ke remang-remang sampai ke nyala lampu yang terang. Dan anda juga bisa membuat rangkaian dimmer pengatur nyala lampu dengan pola sederhana. Di dalam rangkaian dimmer ini, terdapat 3 komponen penting guna mengatur kerja dimmer ini. Komponen TRIAC berfungsi untuk mengatur besaran tegangan AC yang masuk ke perangkat lampu ini. Sementara komponen DIAC dan VR berfungsi untuk mengatur bias TRIAC guna menentukan titik on dan off pada komponen TRIAC ini.

Komponen TRIAC yang bisa anda gunakan dalam rangkaian ini bisa menggunakan semua tipe dengan kapasitas yang disesuaikan dengan beban dari lampu itu sendiri. Standardnya TRIAC jenis AC03F dan AC05F biasa digunakan untuk komponen ini. Dan komponen DIAC bisa diganti dengan lampu neon kecil. Untuk kapasitor, gunakan kapasitor dengan nilai batas tegangan minimal 250 volt. Dan diusahakan lebih tinggi lagi dari batas minimal tersebut. Sementara untuk resistor, pilih komponen resistor yang memiliki daya minimal 0.5 watt.

Rangkaian Dimmer

Sementara untuk cara kerja dimmer sendiri adalah. Tegangan masuk ke dalam trafo dengan nilai output travo 220 V. Tegangan tersebut masuk ke dioda bridge yang memiliki kapasitor 1000 nf 16 v dimana akan mengubah gelombang DC menjadi lebih halus. Perlu diperhatikan juga untuk kapasitor yang digunakan. Seperti yang sudah disebutkan diatas gunakan besaran minimal dari tegangan output. Jika kurang dari itu, rangkaian dimmer akan rusak atau tidak menyala. Dari tegangan yang masuk ke dioda, aliran tegangan diarahkan ke sumber lampu yang sudah disiapkan. Rangkaian dimmer ini hanya cocok untuk di pakai untuk lampu pijar saja. Jika digunakan untuk lampu neon atau TL, dan juga lampu hemat energi, rangkaian ini tidak bisa bekerja sempurna. Bahkan rangkaian dimmer akan mengalami kerusakan pada rangkaian dimmer tersebut. Demikianlah sedikit ilmu mengenai rangkaian dimmer ini yang bisa anda praktekkan sendiri. Semoga bermanfaat.

Rangkaian Raket Nyamuk

Rangkaian raket nyamuk tentu sudah sering anda mendengarnya atau bahkan menggunakannya ketika rumah anda diserbu oleh sepeleton pasukan penghisap darah di malah hari. Rangkaian raket nyamuk ini memang berfungsi untuk mengeluarkan tegangan ketika mengenai nyamuk. Dengan seketika nyamuk-nyamuk akan mati seketika ketika terkena serangan raket nyamuk. Dan harga yang dipatok di toko-toko elektronik sendiri sangat murah dan mudah untuk didapat. Namun sayangnya usia dari raket nyamuk ini kurang lama alias tidak tahan lama. Mungkin karena harga yang relatif lebih murah, tentu saja membuat banyak orang sering membeli lagi raket nyamuk ini ketimbang memperbaikinya sendiri.

Sebenarnya anda bisa dengan sendirinya menservis atau memodifikasi raket nyamuk ini. Sistem kerjanya sendiri sangat sederhana. Raket nyamuk ini berisi inverter yang bertugas untuk menghasilkan tegangan AC sebesar 2 kv dari tegangan DC senilai 3 volt. Dan ketika nyamuk terkena jaring-jaring maut dari raket nyamuk itu, dengan seketika nyamuk akan gosong terkena sengatan listrik. Dan raket nyamuk ini juga berbahaya jika digunakan oleh anak kecil di sekitar rumah anda. Untuk membuat atau memodifikasi rangkaian tersebut, anda bisa melihat skema berikut ini.

Rangkaian Raket Nyamuk

Ada beberapa hal dan juga penyebab mengapa rangkaian raket nyamuk ini mudah rusak. Beberapa penyebabnya adalah :

  • Baterai sudah lemah

  • Jaring-jaring raket saling bersentuhan sehingga tidak bisa menghantar listrik

  • Kapasitor rusak

  • Kabel koneksi ke jaring dan kabel ke baterai terputus

  • Transistor Q1 rusak

  • Solderan terlepas

  • Jaring-jaring sudah karatan.

  • Sebenarnya ada beberapa cara agar raket nyamuk di rumah anda lebih awet dan tahan lama. Cara-cara tersebut adalah :

  • Untuk baterai rechargeble, usahakan jangan terlalu lama untuk mengisinya.

  • Usahakan jala atau jaring raket jangan sampai bersentuhan. Akibatnya jaring sering rusak

  • Letakkan dari jangkauan anak-anak dan dari tempat yang beresiko jatuh. Jika terjatuh, raket nyamuk biasanya gampang rusak

  • Sediakan waktu untuk membersihkan jaring, namun jangan pasang baterai saat membersihkan

  • Jangan menghipukan raket nyamuk terlalu lama. Solderan bisa saja gosong akibat panas yang terlalu lama


Demikian sedikit info mengenai rangkaian raket nyamuk yang bisa anda pelajari.

Kamis, 19 September 2013

Rangkaian Hambatan Listrik

Rangkaian Hambatan Listrik adalah rangkaian yang terhubung langsung dengan hambatan seri dan hambatan paralel. Apabila kita ingin membuat sebuah Rangkaian Hambatan Listrik yang sesuai dengan keinginan kita, maka pertama yang harus kia perlukan adalah beberapa rangkaian pendukung. Jika ingin membuat rangkaian listrik, minimal kita harus mempunyai dua hambatan. Dari dua hambatan tersebut nantinya pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Rangkaian Hambatan Listrik

Rangkaian Hambatan Seri
Rangkaian Hambatan Seri adalah rangkaian yang di susun berderet atau rangkaian yang terdiri dari dua hambatan atau lebih. Hambatan seri biasanya di susun berderet dengan tujuan untuk membentuk rangkaian listrik yang tidak bercabang. Setiap arus yang melalui titik hambatan sama besar. Hambatan pengganti yang di miliki dalam rangkaian seri sama dengan penjumlahan aljabar semua hambatan. Sehingga nilai yang di miliki hambatan pengganti akan selalu lebih besar dari pada nilai hambatan yang di susun.

Tujuan dari penggunaan rangkaian hambatan listrik seri adalah untuk memperbesar nilai hambatan listrik dan juga dapat membagi beda potensial dari sumber tegangan. Rangkaian Hambatan seri dapat di ganti dengan hambatan yang di sebut hambatan pengganti seri (Rs). Contohnya adalah tiga buah lampu yang di susun secara seri dan memiliki masing-masing hambatan R1, R2 dan R3 dengan baterai yang memiliki tegangan yang nantinya akan mengalir di setiap komponen.

Rangkaian Hambatan Paralel
Rangkaian Hambatan Paralel adalah rangkaian yang di susun secara berdampingan sehingga rangkaian yang di hasilkan akan memiliki cabang. Hambatan yang di susun secara paralel akan membentuk listrik yang bercabang dan memiliki lebih dari satu jalur arus listrik. Sama seperti susunan hambatan seri, susunan dalam rangkaian hambatan paralel juga dapat di ganti dengan sebuah hambatan yang di sebut hambatan pengganti paralel (Rp).

Fungsi dari rangkaian hambatan paralel adalah untuk membagi arus listrik. Contoh dari rangkaian hambatan paralel adalah tiga buah lampu yang masing masing hambatan R1, R2 dan R3 di hubungkan dengan baterai, sehingga menyebabkan arus listrik dalam komponen dapat mengalir. Ujung hambatan dan baterai akan bertemu pada satu titik cabang. Besar beda potensial (tegangan) di setiap komponen sama.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian hambatan listrik, semoga rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca setia Rangkaianelektronika.biz. Baca juga artikel elektronika lainnya, seperti Rangkaian Tachometer, Rangkaian Sensor Gas dan Rangkaian Campuran.

Rangkaian Tachometer

Rangkaian Tachometer merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan rotasi dari sebuah benda. Dengan kemampuan tersebut, rangkaian tachometer sangat berguna bagi pengendara mobil karena dapat menjadi petunjuk dan menjalankan mobil dengna sangat hemat. Tachometer juga dapat mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengganti posisi gigi.

Selain digunakan untuk megetahui kapan dapat mengganti posisi gigi, tachometer juga dapat lebih menghemat pemakaian bahan bakar apabila kita menjalankan kendaraan sesuai putaran petunjuk yang sudah diberikan. Selain mengukur kecepatan mobil, rangkaian tachometer juga sangat efektif untuk mengukur kecepatan sepeda motor. Bagaimana caranya?? Yaitu dengan menghitung jarak tempuh roda belakang yang berhubungan dengan putaran mesin.

Secara otomatis, rangkaian tachometer akan memberikan peringatan kepada si pengendara apabila tingkat putaran pada mesin telah mencarapi kecepatan maksimum. Jadi misalkan pengemudi yang suka memacu mesin hingga RPM tinggi dapat menyebabkan mesin dengan cepat tingkat putaran mesin, itu lah gunannya tachometer yang akan memberi peringatan supaya pengemudi menjalankan dengan pelan mobil yang di kendarainnya.

Rangkaian Tachometer


Dalam penggunaan mobil, rangkaian tachometer mengukur kecepatan di mana perangkat mekanik berputar. Karena jika menjalankan mobil dengan kecepatan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan umur mesin kendaraan anda menjadi lebih pendek sehingga tidak tahan lama untuk di gunakan lagi.

Misalkan untuk penggunaan tachometer pada pesawat di letakan pada setiap mesin. Kalaw pesawat yang menggunakan baling-baling, tachometer sangat di butuhkan untuk setiap baling-baling. Baling-baling pesawat biasanya beroperasi dengan kecepatan RPM yang lebih tinggi dari baling-balingnnya. Dengan begitu, pilot atau awak pesawat akan mengetahui apabila terjadi masalah pada bagian tertentu.

Rangkaian tachometer yang terdapat pada mobil, pesawat terbang dan kendaraan lainnya, menunjukan kecepatan rotasi perputarannya pada poros engkol mesin dan secara tipikal sudah menandakan indikasi jangkauan keselamatan dari perputaran mesin. Hal ini mampu menolong pengemudi dalam menyeleksi akselerasi yang pas dan pengaturan rotasi mesin untuk segala macam kondisi kendaraan.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian tachometer, semoga rangkaian kali ini nantinya berguna dan dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Baca juga artikel rangkaian menarik lainnya, seperti Rangkaian Sensor Gas, Rangkaian Campuran dan Rangkaian Pompa Air.

Rangkaian Efek Gitar

Rangkaian efek gitar tentu sudah tidak asing bagi para musisi yang tentu saja memegang gitar sebagai instrumennya. Ada banyak macam dan jenis efek gitar yang bisa anda temukan di toko alat musik. Mulai dari over drive yang memiliki ciri khas bermacam-macam seperti khas British klasik, vintage hingga ke over drive modern yang lebih crunch. Belum lagi efek-efek lainnya seperti delay, chorus, reverb, hingga ke efek digital yang tentu memiliki pilihan jenis efek yang lebih banyak dan juga lebih kompleks rangkaiannya. Dan anda bisa membuat sendiri rangkaian efek gitar yang sesuai dengan selera anda nantinya. Untuk kali ini kita akan membahas bagaimana membuat rangkaian efek gitar fuzz yang sering digunakan oleh band-band atau penyanyi alternatif saat ini.

Rangkaian Efek Gitar

Apakah distorsi fuzz itu ? Fungsi dari efek fuzz ini untuk mengubah suara gitar clean menjadi lebih berdistorsi. Dan efek fuzz ini memiliki kerja hampir mirip dengan efek distorsi hanya saja memiliki suara distorsi yang jauh lebih berat ketimbang efek distorsi biasa. Beberapa komponen yang bisa anda gunakan disini adalah :

  • P1:10K  Potensiometer Log

  • R1 : 1M  ¼ W Resistor

  • R2 : 3K3 ¼ W Resistor

  • R3 : 2K2 ¼ W Resistor

  • R4 : 5K  ½ W Trimmer Cermet

  • R5 : 100K  ¼ W Resistor

  • C1 : 100nF  63 V Kapasitor Polyester

  • C2 : 100pF  63 V Kapasitor Keramik

  • C3 : 22µF  25 V Kapasitor Elektrolit

  • C4 : 100nF  63 V Kapasitor Polyester

  • C5 : 22µF  25 V Kapasitor Elektrolit

  • Q1 : 2N3819

  • Q2 : 2N3819

  • Q3 : 2N3819

  • J1 : Socket Jack Mono 6.3 mm

  • J2 :  Socket Jack Mono 6.3 mm

  • SW1 :  Saklar DPDT , saklar geser atau saklar pedal

  • SW2 :  Saklar SPST

  • B1 : 9 Volt


Rangkaian efek fuzz ini berfungsi sama seperti distorsi. Dan untuk mendapatkan suara yang lebih tinggi gainnya, biasanya dipasang penguat FET. Penguat FET ini membuat efek fuzz ini menghasilkan suara yang cukup berat dan terdengar sedikit aneh. Itulah rangkaian efek fuzz yang bisa anda terapkan sendiri.

Rabu, 18 September 2013

Rangkaian Saklar Sentuh

Rangkaian saklar sentuh tentu menjadi hal yang masih awam. Namun jika mendengar gadget dan juga barang elektronik yang hanya dioperasikan dengan layar sentuh, tentu saja anda sudah paham. Dan rangkaian saklar sentuh tersebut menjadi salah satu komponen yang masuk ke dalam perangkat tersebut. Biasanya pada notebook, laptop, komputer PC dan juga beberapa gadget yang saat ini sedang tren seperti android, iPhone dan beberapa perangkat lainnya. Dan di artikel ini akan sedikit dijelaskan sedikit informasi mengenai rangkaian saklar sentuh.

Rangkaian saklar ini sangat peka dimana bisa beroperasi dengan hanya disentuh dengan ujung jari saja. Rangkaian ini bisa digunakan untuk menyalakan lampu dan juga beberapa komponen lainnya. Selain lampu, komponen seperti relay, pemancar radio dan juga morse juga bisa digabungkan di rangkaian saklar sentuh tersebut. Kinerja saklar sentuh ini mendeteksi arus yang melewati jari dimana menghubungkan 2 buah kontak yang harus anda berikan timah yang bisa meminimalkan karat di komponen tersebut.

Rangkaian Saklar Sentuh

Dalam skema gambar rangkaian di atas, memiliki konsep kerja dimana jika kontak tersebut disentuh dengan jari maka arus listrik akan langsung mengalir. Aliran listrik akan mengalir ke emitor Q1 dengan besaran tegangan yang kecil. Sementara di kolektor Q1 akan dihasilkan besaran tegangan yang besar dan akan mengaktifkan semua sistem di rangkaian tersebut. Arus dari kolektor Q1 masuk ke basis Q2 yang menyebabkan menghantar arus yang sangat kuat. Hal ini membuat komponen Q3 menjadi tersumbat. Dengan keadaan ini kolektor Q3 akan memiliki besaran tegangan yang tinggi dan juga menyebabkan komponen Q4 pada area basis juga menghantarkan arus yang menyebabkan lampu menyala.

Sementara kerja sebaliknya akan terjadi jika kita mengangkat jari dari saklar sentuh ini, maka tidak ada arus yang mengalir di Q1. Dan kondisi ini membuat Q2 menjadi tersumbat akibat tidak adanya aliran di basis Q2. Sementara komponen Q3 akan menarik arus dari R3 dan membuat kolektor Q3 akan menurun dan membuat lampu tersebut akan mati.

Rangkaian Sensor Suara

Rangkaian Sensor Suara memiliki fungsi untuk menghantarkan listrik berdasarkan pendeteksian suara untuk menghidupkan perangkat yang dihubungkan dengan rangkaian tersebut. Sebenarnya prinsip kerja dari rangkaian sensor suara hampir serupa dan mirip dengan rangkaian sensor sentuh yang biasa digunakan pada perangkat seperti handphone, laptop dan juga notebook tersebut. Baik rangkaian sensor suara dan juga sensor sentuh menggunakan komponen monostable ic 555. Komponen ini berfungsi untuk menentukan lama waktu alarm akan aktif setelah mendapatkan hantaran dari pemicu di area sensor tersebut.

Komponen ic 555 ini bisa saja diganti dengan komponen lain seperti alarm dan lampu. Namun rangkaian alarm dan lampu tersebut akan langsung mati ketika input pada sensor tersebut kembali berubah.

Rangkaian Sensor Suara

Gambar Skema Rangkaian Sensor Suara


 

Pada gambar skema rangkaian sensor suara tersebut, digunakan sebuah mic atau mikrofon yang bertugas untuk mengubah suara menjadi aliran listrik. Listirk yang dihasilkan merupakan gelombang bolak-balik dan juga memiliki nilai tegangan yang sangat kecil. Gelombang bolak-balik atau biasa disebut sinus ini akan dialirkan ke kapasitor C3 yang akan diperkuat oleh transistor Q1 dan Q2. Dan kolektor dari transistor Q2 akan dikopel dengan pemicu dari rangkaian monostable.

Pada rangkaian kolektor Q2 dan juga rangkaian ic 555 yang disusun paralel, akan mengakibatkan besaran tegangan pada area koletor ini akan berkurang. Jika tidak dipasang secara paralel, kolektor pada Q2 akan menerima tegangan sama besarnya dengan supply akibat aliran dari emitor Q2 yang menerima hantaran. Oleh sebab itu kolektor Q2 akan memberikan tegangan dengan keadaan tinggi pada input pin 2 (monostable). Jika waktu sinyal suara dari sensor input suara tersebut cukup jenuh, maka nilai tegangan di kolektor akan berubah menjadi 0 volt. Kondisi ini membuat rangkaian monostable akan mengaktifkan rangkaian output di pin 3 yang ditentukan oleh komponen R1 dan R2. Berikut komponen yang bisa anda gunakan untuk membuat rangkaian sensor suara tersebut :

  1. ic 555

  2. Transistor : Q1, Q2 dan Q3 seluruhnya bc 541

  3. Resistor : R1 ( 100k ), R2 ( 100k ), R3 ( 10k ), R4 ( 1k ), R5 ( 1k ) dan potensio VR 1 ( 100k )

  4. Kapasitor : c1 ( 220 µf ), c2 ( 0. 01 µf ) dan c3 ( 100 µf )

  5. Dioda : d1 ( in 4001 )

  6. Relay 9 volt

  7. Mikrofon

  8. Rangkaian alarm ( sesuai dengan selera )

Selasa, 17 September 2013

Rangkaian PLC

Rangkaian PLC mempunyai fungsi sebagai device control yang akan aktif dengan dukungan dari sistem kontrol serta sumber daya tegangan yang telah diolah atau di kontrol di dalam sebuah sistem kontrol untuk melindungi sistem dari rangkaian PLC tersebut. Terdapat 3 kontrol pendukung yang harus di pasang dalam rangkaian PLC tersebut. Beberapa sistem pendukung tersebut adalah :

  • Kontrol rangkaian daya. Fungsi dari sistem ini adalah untuk memberikan tegangan atau daya ke rangkaian PLC dan juga bisa dimanfaatkan untuk sumber cadangan jika terjadi penambahan sistem ke dalam rangkaian tersebut.

  • Kontrol rangkaian input untuk mensuplai tegangan ke sumber input dari rangkaian PLC

  • Kontrol rangkaian output.


Rangkaian PLC


Ketiga sistem ini memiliki tugas dan fungsi yang cukup penting di dalam rangkaian PLC tersebut. Adapun fungsi dari ketiga sistem ini adalah :

  • Melindungi sistem rangkaian dari daya yang berlebih.

  • Menghantarkan arus listrik ke rangkaian PLC

  • Mengisolir rangkaian PLC jika terjadi error dan juga kesalahan di dalam sistem

  • Memberikan daya tegangan yang dilakukan untuk pemeliharaan serta trouble shooting

  • Melindungi rangkaian PLC dari frekuensi yang kondisi yang tidak stabil.


Rangkaian PLC tersebut juga memiliki beberapa komponen yang berupa :

  • Sumber tegangan Sistem.

  • Sumber tegangan yang terdapat di dalam rangkaian ini memiliki nilai daya yang sama persis dengan sumber daya induksi yaitu sebesar 220 V

  • Transformator

  • Transformator berfungsi untuk mengubah tegangan naik atau turun sehingga menghasilkan tegangan yang diinginkan

  • Power Supply

  • Berfungsi untuk mengubah tegangan AC menjadi DC

  • Breaker

  • Tugas dari breaker ini untuk menghentikan atau memutuskan tegangan jika terjadi overload pada rangkaian PLC tersebut.

  • Earth Leakage Breaker (ELB)

  • Fungsi dari ELB ini hampir sama dengan sistem Breaker. Mengisolasi tegangan jika terjadi overload

  • Circuit Protektor

  • Berfungsi untuk melindungi rangkaian dari gangguang tegangan yang melebihi kapasitas

  • Noise Filter

  • Berguna untuk memfilter tegangan yang tidak stabil

  • Relay

  • Berfungsi untuk mematikan dan menghidupkan aliran tegangan di dalam rangkaian

  • Maintenance Source

  • Bekerja seperti halnya stop kontak yang bisa memberikan aliran tegangan ke perangkat sistem kontrol PLC.

Rangkaian Lampu Otomatis

Rangkaian Lampu Otomatis adalah sebuah rangkaian yang bisa menghidupkan dan mematikan lampu yang dilakukan secara otomatis. Biasanya rangkaian ini hanya dilakukan pada malam hari atau disaat membutuhkan penerangan. Biasanya rangkaian lampu otomatis ini terletak di area-area publik. Lampu-lampu taman, lampu jalan raya yang tentu sudah sering anda temukan bisa mati dengan sendirinya. Dan beberapa benda lainnya adalah lampu-lampu di jalanan umum. Seperti yang sudah dibicarakan tadi, bahwa lampu di area jalan raya dan juga lampu taman kadang bisa mematikan lampu dengan sendirinya ketika pagi atau siang hari. Dan rangkaian lampu otomatis ini bisa memprediksi kapan waktu siang dan malam sehingga membuat lampu otomatis ini mati dengan sendirinya.

Anda bisa membuat sendiri rangkaian lampu otomatis tersebut. Di rangkaian tersebut biasanya terdapat transistor yang bisa digunakan untuk mengontrol alat dengan daya yang cukup tinggi. Biasanya pula tegangan dengan arus yang lebih besar dari saklar transistor tersebut diperlukan oleh alat tersebut. Anda harus memakai relay, pasalnya pada lat ini menggunakan saklar arus AC yang memiliki nilai atau daya yang lebih besar dibandingkan dengan nilai transistor itu sendiri. Belum lagi daya tegangan yang juga tinggi.

Gambar Skema Rangkaian Lampu Otomatis


Rangkaian Lampu Otomatis


Pada skema di atas, anda bisa perhatikan skema lampu malam otomatis. Dan pada rangkaian tersebut menggunakan sensor cahaya yang berfungsi sebagai indera dalam rangkaian tersebut. Jika transistor yang difungsikan untuk mendeteksi cahaya mendapatkan sinyal intensitas cahaya rendah, maka transistor tersebut akan mengaktifkan relay yang terdapat di dalam rangkaian tersebut. Sehingga lampu dalam keadaan hidup. Sementara keadaan sebaliknya akan terjadi jika transistor menerima intensitas cahaya yang tinggi. Sehingga transistor akan mematikan relay tersebut. Fungsi dari relay pada rangkaian tersebut untuk mematikan dan menghidupkan saklar yang menyambungkan aliran listrik di dalam rangkaian tersebut. Dan komponen dioda juga di tambahkan pada rangkaian lampu otomatis tersebut untuk mencegah arus balik yang bisa saja terjadi. Sementara resistor memiliki fungsi sebagai pengatur penerimaan intensitas cahaya. Demikian sedikit ilmu mengenai rangkaian lampu otomatis yang sering anda temui di taman dan jalan umum.

Rangkaian RLC Seri

Rangkaian RLC seri adalah rangkaian resistor, induktor dan juga kapasitor yang disusun secara seri atau berderet. Sebelum menjelaskan mengenai rangkaian RLC seri ini, nama RLC sendiri disimbolkan sebagai aliran listrik untuk ketahanan, kapasitansi dan induktansi dari masing-masing rangkaian. Dan untuk rangkaian RLC seri sendiri bisa anda lihat pada skema gambar berikut ini.

Dalam skema gambar rangkaian tersebut, terdapat rangkaian RLC yang disusun seri dengan dihantarkan arus listrik AC atau searah.Dan arus AC tersebut akan mendapatkan hambatan pada komponen dengan simbol R, L dan juga C. Dalam hambatan tersebut akan dihasilkan Impedansi dengan simbol Z. Dan Impedansi atau Z tersebut merupakan proses penggabungan dari simbol R, L dan C.

Gambar Skema Rangkaian RLC Seri


Rangkaian RLC Seri


Pada rangkaian oscilator, rangkaian RLC ini sering digunakan dalam rangkaian tersebut. Dan biasanya digunakan pada penggunaan tuning radio dan juga televisi untuk mencari frekuensi dari gelombang radio. Skema rangkaian RLC seri ini juga sering disebut circuit conrolled. Dan rangkaian RLC seri bisa digunakan untuk band pass filter dan juga band stop filter. Dan filter dari RLC ini sering diartikan bahwa arus yang melewati rangkaian tersebut akan digambarkan dengan persamaan diferensial di dalam analisis dari rangkaian tersebut. Biasanya bass pass filter sering digunakan untuk tuning aplikasi.

Di dalam rangkaian RLC seri tersebut terdapat 3 buah elemen penting yang dapat dikombinasikan. Kombinasi antara 3 komponen yaitu resistor, induktor dan kapasitor ini bisa dirangkai secara seri, paralel atau bahkan keduanya. Dan rangkaian seri dan paralel menjadi rangkaian yang mudah untuk dianalisa. Terutama rangkaian seri. Untuk menganalisa rangkaian tersebut sangat mudah dan gampang. Namun tentu saja untuk pengaplikasiannya ke perangkat elektronika, disesuaikan dengan kebutuhan dari perangkat tersebut. Rangkaian RLC seri dan paralal memang rangkaian sederhana di dunia eletronika yang mudah untuk dianalisa dan dihitung. Semoga artikel mengenai rangkaian PLC seri ini bisa membantu anda untuk lebih mengerti mengenai rangkaian RLC seri tersebut.

Senin, 16 September 2013

Rangkaian Catu Daya

Rangkaian Catu Daya atau biasa disebut power supply berfungsi untuk memberikan daya serta tegangan kepada alat elektronik yang anda gunakan. Ada banyak rangkaian catu daya yang bisa anda temui di pasaran. Dan ada 2 jenis catu daya yang bisa anda temukan. Yang pertama adalah catu daya tetap. Rangkaian catu daya tegangan tetap memiliki nilai tegangan yang tidak bisa diatur. Dan nilainya sudah ditetapkan oleh rangkaian tersebut. Sementara rangkaian catu daya yang kedua adalah rangkaian catu daya variabel. Berbanding terbalik dengan catu daya tetap, rangkaian catu daya variabel ini nilai tegangannya bisa diubah-ubah.

Rangkaian catu daya yang baik tentu saja memiliki regulator pada rangkaian tersebut. Dan pemasangan regulator tersebut difungsikan untuk memberikan kestabilan pada tegangan yang keluar jika terjadi perubahan nilai tegangan yang diterima oleh rangkaian catu daya tersebut. LM 7805 merupakan salah satu jenis atau tipe dari regulator untuk tegangan tetap. Regulator LM 7805 ini memiliki 3 terminal yaitu Vin, GND dan juga Vout. Dan perhitungan ketiga terminal ini adalah :

V2 (tegangan puncak) : Vout sekunder / 0.707


Sementara untuk nilai rata-rata dc-nya adalah : Vdc : 0.636 * V2

Rangkaian Catu Daya

Gambar Skema Rangkaian Catu Daya


Sementara dari bentuknya, rangkaian catu daya juga dibagi menjadi 2. Yang pertama adalah catu daya catu daya gelombang penuh dan yang kedua adalah catu daya setengah gelombang. Biasanya rangkaian catu daya gelombang penuh digunakan untuk memberikan suplai kepada power amplifier.

Pada gambar ini merupakan rangkaian catu daya gelombang penuh pada trafo non CT. Anda bisa menggunakan separuh gelombang tegangan lagi sebagai CT. Atau anda juga bisa menggabungkan dua trafo non CT jika ingin mendapatkan catu daya gelombang penuh seperti pada gambar berikut.

Sedangkan untuk rangakain catu daya yang dilengkapi dengan regulator untuk menstabilkan tegangan, skema gambar rangkaian di bawah bisa menjadi alternatif untuk anda. Dan untuk membuat kinerja regulator menjadi maksimal, maka IC Regulator 78xx harus memperoleh tegangan lebih tinggi dari yang dikeluarkan. Biasanya 3 V lebih tinggi. Demikianlah sedikit pengetahuan mengenai rangkaian catu daya yang bisa anda rangkai sendiri.

Jumat, 13 September 2013

Rangkaian Regulator

Rangkaian Regulator ini merupakan salah satu komponen penting di dalam alat elektronik. Rankaian regulator ini akan memberikan arus listrik atau tegangan dan menyebabkan aliran tersebut akan bebas dari hambatan hingga bisa memenuhi kebutuhan daya yang dibutuhkan oleh alat elektronik tersebut. Jika alat elektronik atau gadget tersebut bebas hambatan, tentu kinerjanya menjadi lebih baik. Setiap gadget dan alat elektronik tentunya membutuhkan tegangan berdasarkan besar tegangan masing-masing. Oleh sebab itu besaran tegangan di setiap regulator juga berbeda. Dan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan serta kebutuhan dan fungsi dari regulator ini bisa bekerja secara maksimal.

Pada pasokan listrik analog, rangkaian tegangan seri 78xx sering digunakan. Pada rangkaian regulator tersebut, tidak diperlukan komponen tambahan apapun. Oleh sebab itu rangkaian ini sering digunakan tanpa bantuan apapun. Hanya dibutuhkan komponen kapasitor C2 yang memiliki nilai 220 nF yang akan mencegah osilasi. Namun tidak jarang kapasitor dengan nilai 100 nF atau C1 sering digunakan di rangkaian tersebut. Hal tersebut tidak terlalu dipermasalahkan. Pasalnya fungsi dari kapasitor tersebut memang untuk mengurangi riak dari tegangan yang diubah disana.

Gambar Rangkaian Regulator


Rangkaian Regulator

Anda bisa melihat skema rangkaian regulator diatas. Pada rangkaian tersebut jika tegangan dihasilkan dari sebuah adaptor, maka kapasitor elektrolit sudah disediakan langsung dari adaptor tersebut. Kapasitor C2 bisa saja dihilangkan dari rangkaian jika kapasitor C1 diletakkan di dekat 78xx dan tentu saja memiliki kualitas yang sangat baik dengan tingkat ESR yang sangat rendah. Namun disarankan tetap menggunakan kapasitor C2 untuk memberikan jaminan keamanan pada rangkaian tersebut. Biasanya kapasitor C1 yang memiliki besaran 100 nF ditempatkan di input regulator. Sementara di area output sendiri biasanya tidak ada kapasitor disana. Namun alangkah baiknya jika kapasitor C3 dengan nilai 100 nF diletakkan di sana untuk mempengaruhi arus beban pada rangkaian regulator tersebut. Dan rangkaian regulator ini bisa memberikan kebutuhan daya yang sama jika diletakkan tidak begitu jauh. Demikian sedikit pengetahuan mengenai rangkaian regulator yang bisa anda simak.

Rangkaian Sensor Gerak

Rangkaian Sensor Gerak biasanya berfungsi untuk mendeteksi gerakan-gerakan hingga menimbulkan bunyi atau alarm sebagai tanda bahwa alat sensor tersebut mampu mendeteksi gerakan yang disimak. Ada banyak cara dan tipe rangkaian sensor gerak tersebut. Dan anda bisa membuat sendiri rangkaian tersebut dengan mudah menggunakan komponen-komponen yang bisa anda temukan di sekitar rumah anda. Dan salah satunya adalah rangkaian sensor gerak dengan menggunakan infra merah sebagai pendeteksi gerakan tersebut. Seperti apa skema dari rangkaian sensor gerak infra merah tersebut.

Gambar Skema Rangkaian Sensor Gerak


Rangkaian Sensor Gerak

Pada rangkaian sensor gerak menggunakan infra merah ini, di bagian pemancar menggunakan komponen IC NE 555 yang berguna untuk membangkitkan sinyal di dalam rangkaian tersebut. Pada komponen ini dihasilkan frekuensi sekitar 5 kHz. Hasil dari pengolahan rangkaian tersebut akan dipancarkan oleh lampu LED infra merah yang dipasang di rangkaian sensor gerak tersebut. Komponen IC NE 555 ini berfungsi sebagai multi vibrator a stabil. IC NE 555 ini akan dihubungkan langsung dengan lampu LED infra merah yang akan menghasilkan frekuensi seperti yang sudah disebutkan diatas sebesar 5 kHz. Dan sinyal infra merah ini akan ditangkap oleh transistor Q1. Jika kondisi kosong atau tidak ada yang bergerak, maka output pin IC 2 akan rendah.

Sementara untuk keadaan dimana ada benda bergerak, maka sinyal infra merah tersebut akan ditangkap oleh transistor Q1 dan bisa menyebabkan output pin pada IC 2 akan berpotensi tinggi yang menunjukkan adanya gerakan di sekitar sensor tersebut. Anda bisa juga menambahkan alarm seperti bell, suara atau bermacam-macam penanda yang bisa anda pasangkan pada rangkaian tersebut. Rangkaian sensor gerak ini memang dimaksudkan untuk mendeteksi gerak yang juga berguna sebagai alarm di rumah anda. Alat ini bisa mendeteksi setiap gerakan yang tertangkap. Untuk skala besarnya tentu saja untuk pengamanan di bank atau kantor yang tentu saja sering kita lihat di film-film aksi. Dan sekarang anda bisa membuatnya sendiri sesuai selera anda.

Rangkaian CDI

Rangkaian CDI yang memiliki kepanjangan Capasitive Discharge Ignition ini mempunyai fungsi sebagai rangkaian elektronik pada motor yang bertugas untuk mengatur perapian dengan mengosongkan kapasitor pada rangkaian tersebut. Bagi anda yang gemar dunia otomotif, tentu saja nama CDI sudah menjadi makanan sehari-hari. Namun berbeda dengan orang awam yang tentu saja masih asing mendengar nama CDI. Kegunaan dari CDI ini memang vital. Dan tentu saja CDI memiliki keunggulan yaitu :

  • Melakukan pengefisiensi Bahan Bakar Minyak atau BBM pada motor

  • Bisa menyamakan besaran tegangan yang keluar dengan besaran muatan kapasitor di motor tersebut

  • Meningkatkan tenaga.


Dan biasanya setiap sepeda motor memiliki bentuk CDI yang berbeda. Untuk motor dengan silinder tunggal, CDI dengan satu bunga api menjadi alat bantu utama. Sementara untuk motor dengan silinder banyak, CDI dengan bunga api yang cukup banyak dan besar menjadi rangkaian yang bisa anda temukan disini. Dan anda juga bisa membuat sendiri rangkaian CDI sederhana tersebut.

Gambar Skema Rangkaian CDI


Rangkaian CDI

Pada skema Rangkaian CDI tersebut, rangkaian ini menggunakan komponen IC IR 2155 sebanyak 2 buah. Kedua komponen ini memiliki tugas dan fungsi yang berbeda. Yang pertama digunakan untuk switch, sementara yang lain digunakan untuk inverter. Untuk rangkaian switch sendiri, dalam skema rangkaian ini menggunakan mosFET IRF822 yang memiliki frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan transistor atau SCR hingga melebihi 20 kHz. Sedangkan untuk inverternya, menggunakan mosFET MTP3055SE.

Prinsip kerja dari CDI diatas adalah :

  • Mengambil hasil penguapan BBM dari dalam Karburator

  • Mengompres atau memberikan tekanan uap kepada BBM (Bahan Bakar Minyak) pada motor.

  • Lalu pembakaran kepada uap yang sudah dikompres atau ditekan

  • Dan yang terakhir adalah pembuangan gas hasil dari pembakaran tersebut.


Dengan menggunakan CDI tentu saja kinerja motor anda lebih maksimal dan juga irit. Dan tentu saja anda bisa membuat sendiri Rangkaian CDI ini untuk anda gunakan secara pribadi.

Selasa, 10 September 2013

Rangkaian UPS

Rangkaian UPS tentunya sudah tidak asing bagi anda yang menekuni bidang elektronika. Sama halnya dengan anda yang berkecimpung di dunia komputer. UPS sendiri memiliki arti Untinteruptible Power Supply. Sementara untuk fungsinya sendir UPS sebagai alat penyimpan daya listrik sementara ketika terjadi kegagalan arus dari sumber daya listrik seperti PLN ke beberapa hardware. Dan UPS sendiri bisa menggunakan daya yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Untuk kategori rumah tangga, UPS tidak terlalu penting. Namun untuk kantor terutama yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, informasi dan internet, tentu saja UPS sangat dibutuhkan sekali. Dan anda pun sebenarnya bisa membuat sendiri rangkaian UPS sederhana di rumah.

UPS sendiri terdapat 2 jenis. Yang pertama adalah jenis stand by dan yang kedua adalah jenis online / line interactive. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa UPS bisa memberikan daya listrik sementara ketika sumber listrik utama (PLN) mengalami gangguan seperti mati listrik. Dengan menggunakan UPS, anda bisa berkesempatan untuk mematikan beberapa alat elektronik seperti contohnya komputer untuk menghindari hilangnya data. Namun lama waktu dari UPS Sendiri tergantung dari besaran baterai yang digunakan. Makin besar muatan atau nilai dari UPS tersebut, maka makin lama pula daya listrik sementara yang bisa dihasilkan.

Gambar Rangkaian UPS


Rangkaian UPS

Anda bisa membuat rangkaian UPS sendiri dengan mengikuti skema rangkaian tersebut. Pada rangakian tersebut, UPS bisa memberikan besaran 12 V inregulated dan juga 5 V regulated. Komponen transformator T1 akan bekerja dengan cara memundurkan tegangan sebesar 12 V AC yang kemudian akan diretifikasi oleh komponen B1. Dan dengan komponen C1, sinyal akan diperbaiki serta diperhalus kembali. Baterai akan otomatis mengisi ketika mendapat sambungan daya listrik. Dan komponen dioda D3 dan juga IC Regulator melalui dioda D5. Dan ketika aliran listrik terputus atau tidak ada, otomatis baterai akan mengalirkan listirk ke IC Regulator dan juga dioda D4 yang akan meneruskannya ke terminal 12 V DC. Sementara untuk melakukan pemblokiran arus balik ke baterai pada rangkaian UPS, dioda D3 menjadi komponen yang melakukan hal tersebut. Sedangkan C2 dan C3 berfungsi sebagai filter.

Senin, 09 September 2013

Rangkaian Arus Searah

Rangkaian Arus Searah atau biasa dikenal dengan arus DC (direct current) sebenarnya selalu mengisi hari-hari anda. Arus searah ini sudah menjadi salah satu arus yang menemani dan berada di sekeliling anda. Lalu apakah pengertian dari arus searah atau arus DC ini ? Rangkaian arus searah ini adalah aliran listrik atau elektron dari titik yang memiliki aliran berpotensi tinggi ke area yang memiliki titik yang memiliki aliran berpotensi rendah. Di dalam kawat penghantar, biasanya terdapat aliran elektron yang memiliki jumlah yang sangat besar. Dan aliran elektron inilah yang bisa menghasilkan arus listrik.

Untuk sumber daya tegangan atau listrik itu sendiri, DC atau rangkaian arus searah menggunakan sumber seperti baterai atau aki, panel surya yang saat ini sudah mulai di populerkan hingga beberapa sumber daya lain yang berfungsi mengalirkan arus searah. Biasanya pula arus listrik searah mengalir pada bahan-bahan konduktor. Namun tidak menutup kemungkinan pula jika arus listrik searah juga akan mengalir di bahan semi konduktor, isolator dan juga di area ruang hampa udara.

Gambar Skema Rangkaian Arus Searah


Rangkaian Arus Searah

Pada awalnya Rangkaian Arus Searah ini mengajarkan dan menampilkan bagaimana sistem kerja arus listrik searah ini yang menghubungkan antara ujung positif ke negatif. Dan sistem sederhananya adalah aliran listrik tersebut mengalir dari ujung atau sumbu positif sumber arus ke arah ujung atau sumbu negatif area tersebut. Namun pada akhirnya ditemukan sebuah pengamatan baru yang menyatakan kebalikannya. Arus searah tersebut mengalir dari ujung sumbu yang negatif ke arah ujung yang positif. Dan dalam proses aliran tersebut, terdapat beberapa area lubang yang membuat kesimpulan bahwa arus listrik tersebut mengalir dari positif ke negatif akibat hadirnya lubang energi di aliran arus searah ini. Untuk mendapatkan arus searah yang terus menerus, tentu aliran arus atau listrik positif yang berada di area berpotensi rendah harus dibawa ke area yang berpotensi tinggi untuk mewujudkan aliran arus searah berkesinambungan. Dan tentunya dibutuhkan beberapa komponen yang bisa menghasilkan gaya gerak listrik tersebut.

Rangkaian Sensor Suhu

Rangkaian Sensor Suhu adalah alat untuk mengukur besaran atau mendeteksi suhu di sekitar lingkungan anda. Sistemnya hampir sama dengan termometer. Bagi anda yang ingin membuat sendiri rangkaian sensor suhu ini, tidak perlu khawatir. Pasalnya rangkaian sensor suhu sederhana bisa dibuat sendiri dengan beberapa komponen yang bisa didapatkan di toko-toko listrik. Sistem kerja dari rangkaian sensor suhu ini adalah bisa mendeteksi besaran suhu yang akan ditampilkan di rangkaian tersebut. Lampu pendeteksi atau LED yang anda pasang, akan menyala jika suhu di sekitar lingkungan anda melebihi acuan yang sudah anda tetapkan di rangkaian tersebut.

Rangkaian Sensor Suhu

Gambar Skema Rangkaian Sensor Suhu


Untuk membuat Rangkaian Sensor Suhu ini, anda membutuhkan beberapa komponen berikut ini :

  • IC LM741 : 2

  • Resistor 1 k : 3

  • Resistor 18 k : 1

  • IC LM35 : 1

  • Potensiometer 10 k : 1

  • LED Merah dan Hijau : 1 per buah

  • Konektor kaki 2 : 2 / Konektor kaki 4 : 1

  • Power Supply ( +12, -12, +5, GND )


Cara kerja Rangkaian Sensor Suhu ini adalah, tegangan sebesar 5 V akan menghidupkan sensor suhu LM 35 yang akan mendeteksi besarah suhu lingkungan di sekitar anda. Setelah itu sensor akan menampilkan besaran suhu yang ia terima. Dan di rangkaian sensor ini menggunakan prinsip ( 1 derajat : 10 mv). Dan jika anda mendapatkan besaran suhu sekitar 320 mv, maka suhu disekitar lingkungan anda berarti 32 derajat.

Nilai dari 320 mv ini merupakan tegangan yang kecil. Oleh sebab itu komponen IC Op Amp LC741 yang pertama bekerja sebagai penguat hingga 10x. Dab nilai 320 mv akan dikalikan 10 menjadi 3200. Tegangan akan keluar di komponen IC Op Amp LC741 yang pertama di kaki ke 6 menuju ke komponen IC Op Amp LC 741 kedua di kaki ke-3. Komponen IC Op Amp LC741 ini berfungsi sebagai komparator. Dan fungsi dari Potensiometer di rangkaian sensor suhu adalah sebagai tegangan referensi atau acuan anda dalam melihat hasil dari proses sensor suhu ini. Dan sebelum aliran tegangan menuju LED, resistor 1 k berfungsi melindungi LED agar tidak mudah putus.

Sabtu, 07 September 2013

Rangkaian Lampu Emergency

Rangkaian Lampu Emergency atau lampu darurat sangat penting jika listrik dari PLN mati. Lampu darurat akan menyala otomatis jika sumber daya listrik dari PLN tersebut mati. Tentunya kehadiran lampu emergency ini bisa membantu anda sebagai alat penerangan di dalam gelap. Banyak macam bentuk rangkaian lampu emergency ini. Mulai dari menggunakan lampu neon sebagai penerangan hingga ke lampu LED. Perbedaannya adalah dari segi daya dan hemat. Lampu LED hanya membutuhkan daya lebih sedikit dibanding lampu neon. Hal lain adalah lampu LED jauh lebih hemat dibandingkan dengan lampu neon. Tentunya lama waktu hidup dari lampu LED akan jauh lebih lama dari lampu neon.

Gambar Skema Rangkaian Lampu Emergency


Rangkaian Lampu Emergency

Untuk membuat rangkaian lampu emergency sederhana ini, tidak memerlukan komponen-komponen yang cukup rumit. Anda bisa mendapatkannya di toko-toko elektronik di sekitar tempat tinggal anda. Yang cukup besar atau sedikit sulit adalah komponen trafo set up yang mampu membuat atau menghasilkan tegangan sebesar 350 V dengan input yang hanya sebesar 12 V DC. Dan untuk membuat rangkaian lampu emergency ini, komponen yang dibutuhkan adalah :

C1: 100uf 25 V Electrolytic Capacitor
C2, C3 : 0.01uf 25 V Ceramic Disc Capacitor
C4 : 0.01uf 1 KV Ceramic Disc Capacitor
R1 : 1K ¼ W Resistor
R2 : 2.7K ¼ W Resistor
Q1 : IRF510 MOSFET
U1 : TLC555 Timer IC
T1 : 6V 300 mA Transformer
Dan, Lampu : 4 W Fluorescent Lamp (neon) sebagai penerangannya.

Semua komponen tersebut bisa anda rangkai di papan PCB yang juga bisa anda dapatkan di toko-toko elektronik atau listrik. Dan jangan lupa menambahkan pendingin atau heat sink yang digunakan untuk mendinginkan transistor Q1 agar tidak panas dan cepat rusak. Dalam melakukan proses merangkai lampu emergency ini, hati-hati terhadap kejutan listrik yang terjadi pada lampu neon atau lampu emergency ini. Semoga artikel rangkaian lampu emergency ini bisa memberikan sedikit ilmu dan pengetahuan yang bisa berguna bagi anda.

Rangkaian Alarm

Rangkaian Alarm tentu digunakan untuk memberikan tanda peringatan bagi anda. Banyak kegunaan dari alarm tersebut. Dan salah satunya adalah alarm untuk mencegah bahaya pencurian. Dan rangkaian alarm anti maling untuk mencegah tindakan kejahatan tersebut sebenarnya bisa anda dapatkan di toko-toko elektronik. Namun alangkah menariknya jika anda bisa membuat dan merangkai sendiri alarm yang anda inginkan disini. Untuk membuat rangkaian alarm sederhana, anda hanya membutuhkan 3 transistor, 3 resistor, potensio meter, kondensator dan juga speaker untuk mengeluarkan bunyi sebagai tanda peringatan yang dihasilkan oleh rangkaian alarm tersebut.

Rangkaian Alarm

Gambar Skema Rangkaian Alarm


Dalam rangkaian di atas bisa dilihat bagaimana rangkaian alarm sederhana ini bisa anda rangkai atau buat sendiri untuk melatih diri anda mengerjakan sesuatu yang simpel dan mudah. Anda bisa menggunakan papan triplek atau mdf yang mudah untuk dilubangi. Atau ingin lebih mudah dan gampang, gunakan papan PCB yang tersedia di toko-toko elektronik. Namun biasanya papan PCB ini digunakan untuk rangkaian yang sudah cukup rumit. Untuk rangkaian ini bisa disambung dengan kawat pada papan triplek tersebut.

Terdapat 2 jenis rangkaian alarm sederhana yang bisa anda buat. Yaitu yang menggunakan lampu dan tidak menggunakan lampu. Sementara untuk skema gambar diatas adalah rangkaian alarm sederhana tanpa lampu. Untuk mengerjakan rangkaian tersebut, anda harus menyiapkan komponen sebagai berikut :

R1 dan R2 : resistor dengan nilai 22 K ohm
R3 dan R4 : 47 K

Kondensator ;

C1 : 0.09 uf
C2 : 100 uf

Transistor :

T1 : BC 109
T2 : 2SB178

Sementara speaker gunakan yang memiliki ukuran 8 inch. Untuk sumber daya sendiri gunakan arus DC 6 volt sebagai sumbernya. Setelah semua komponen sudah tersedia, rangkai seperti skema gambar diatas. Perbedaan antara rangkaian alarm sederhana menggunakan lampu dan tidak, hanya terdapat di komponen potensio meter atau Vr yang bisa diatur sesuai dengan keinginan anda. Semoga pengetahuan mengenai rangkaian alarm sederhana ini bisa berguna untuk anda.

Rangkaian Resistor

Rangkaian Resistor biasa digunakan untuk mendapatkan tenaga gabungan dari beberapa resistor. Dan ada sekitar 3 jenis rangkaian resistor yang bisa anda gunakan dan temukan disini. Rangkaian resistor seri, paralel dan juga rangkaian resistor gabungan yang menggabungkan rangkaian seri dan paralel pada rangkaian tersebut bisa anda gunakan. Beberapa resistor tersebut akan dirangkai dan dicari hambatan penggantinya.

Gambar Skema Rangkaian Resistor


Rangkaian Resistor Seri

Rangkaian resistor seri biasanya memiliki nilai resistansi yang lebih besar. Pada rangkaian seri tersebut arus yang melewati rangkaian resistor tersebut sama besar nilainya. Pada gambar diatas anda bisa melihat resistor R1, R2, dan R3 yang disusun secara seri atau berurutan dengan mendapatkan besaran arus yang sama. Namun rangkaian R1, R2 dan R3 bisa diganti dengan simbol Rs atau R total. Untuk penghitungan nilai rangkaian resistor seri adalah :

Rs : R1 + R2 + R3 + ... + Rn


Untuk nilai n adalah nilai resistor terakhir yang terangkai dalam rangkaian tersebut. Jika menggunakan 7 resistor, maka nilai n mencapai angka 7. Dan untuk mendapatkan nilai Rs, maka anda tinggal menambahkan besaran nilai R1 hingga ke resistor ke 7 atau R7.

Rangkaian Resistor Paralel

Sementara untuk rangkaian resistor yang disusun secara paralel, memiliki nilai yang berkebalikan dengan rangkaian resistor seri. Untuk rangkaian paralel memiliki nilai resistansi yang lebih kecil dibandingkan dengan rangkaian seri. Untuk rangkaian resistor paralel, nilai arus akan terbagi ke masing-masing resistor. Sementara untuk tegangan, di masing-masing resistor akan mendapatkan nilai atau besaran yang sama besar. Pada gambar diatas terlihat resistor R1, R2, dan R3 disusun secara paralel. Ketiga resistor tersebut bisa diganti dengan Rp yang merupakan nilai besaran total. Untuk rumus perhitungannya adalah :

1/Rp : 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ... + 1/Rn


Nilai n adalah jumlah resistor yang digunakan dalam rangakain tersebut. Dan jika semua resistor yang digunakan sama besar, nilai Rp bisa dirubah menjadi R/n. Berikut artikel mengenai rangkaian resistor yang bisa dijadikan pengetahuan untuk anda.