Jumat, 23 Agustus 2013

Rangkaian Timer

Rangkaian Timer adalah rangkaian elektronika yang digunakan sebagai multivibrator atau pembangkit frekuensi dimana nantinya kita dapat mengendalikan waktu untuk nyala ataupun mati. IC NE555 yang digunakan merupakan IC pewaktu atau timer. Rangkaian ini dipakai untuk menentukan jumlah waktu tunda dengan sangat tepat, tidak seperti op amp 741 yang hanya mampu memberikan tegangan output tinggi atau rendah.

Didalam dunia elektronika sendiri, timer banyak digunakan sebagai pembuat jam digital. Di pasaran sendiri telah banyak sekali komponen elektronika berupa IC yang dapat digunakan langsung sebagai timer. Contoh yang paling sederhana adalah IC LM555 dan sejenisnya namun kita tetap harus membutuhkan komponen tambahan. Tetapi kali ini saya akan membuat rangkaian timer dengan menggunakna transistor. Besarnya nilai timer didapat dari 1 RC. Transistor nantinya akan berfungsi sebagai saklar.

Berikut ini gambar skema rangkaian timer

Rangkaian Timer

Daftar Komponen yang dibutuhkan

Q = Transistor BC546 (2 buah)
R var = Potensiometer 50k (2 buah)
R = Resistor 1/2 W 1k
C = Kapasitor 100uF 10 V (2 buah)
LED 0,5mm
Battery 1.5 Volt (2 buah)

Cara kerja rangkaian timer sebenarnya merupakan pengisian dan pengosongan capasitor pada basis kedua transistor. Lamanya pengisian dan pengosongan tergantung dari banyaknya arus yang melewati resistor menuju kapasitor dan juga diikuti besarnya kapasitas tampungan kapasitor. Pada gambar skema diatas dapat kita lihat 2 rangkaian identik, tujuannya agar proses pengisian dan pengosongan 2 buah kapasitor secara bergantian.

Proses pengosongan kapasitor sendiri terjadi pada saat transistor yang saturasi. Terjadinya saturasi dikarenakan tegangan kapasitor di basisnya yang telah mencapai tegangan buka transistor. Indikasi pewaktu dapat kita lihat dari LED yang menyala dan mati secara sequensial. Transistor BC109C berfungsi sebagai switch elektronis yang mengaktifkan relay ketika output dari pin 3 IC NE555 mencapai 2/3 Vcc. Tegangan output dari IC akan memberi picu pada transistor melalui basis, dengan demikian arus dari kolektor mengalir ke emitor menuju ground. Coil relay akan aktif dan kaki NO (Normally open) menjadi close. Sehingga LED menyala.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian timer, semoga rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat bagi pengunjung setia www.rangkaianelektronika.org. Baca juga artikel rangkaian lainnya, seperti Rangkaian Remote Control, Rangkaian Penyearah dan Rangkaian Lampu Berjalan.

Rabu, 21 Agustus 2013

Rangkaian PCB

Rangkaian PCB atau biasa disebut Printed Circuit Board adalah papan sirkuit yang memiliki fungsi untuk meletakan komponen-komponen penting yang nantinya dirakit menjadi suatu rangkaian elektronika. Papan PCB biasanya terbuat dari bahan partinaks yang sudah dilapisi dengan tembaga. Lapisan tembaga yang terdapat dalam PCB nantinya berfungsi sebagai penghubung komponen satu dengan komponen yang lainnya.

PCB adalah papan sirkuit yang dipenuhi dengan logam yang berguna untuk menghubungkan komponen elektronik yang satu dengan lainnya, rangkaian pcb juga memiliki jalur-jalur konduktor yang terbuat dari tembaga yang berfungsi untuk menghubungkan komponen lainnya. Bahan yang digunakan untuk membuat PCB adalah sejenis fiber yang digunakan sebagai media isolasi kemudian dilapisi car berwarna hijau, sedangkan untuk jalur konduktornya menggunakan tembaga.

Papan PCB pertama kali ditemukan oleh seorang bangsawan asal Austria yang bernama Paul Eisler pada tahun 1936. Dia berhasil menemukan rangkaian PCB dengan menggunakan papan sirkuit yang dimasukan ke dalam sebuah radio. Kemudian pada tahun 1943, penemuan PCB kembali ditemukan kali ini dengan jumlah besar dalm radio militer dan komersialisasi yang dicetak pada tahun 1948. Setelah tahun 1950, PCB telah banyak digunakan secara massal dalam industri elektronik.

Rangkaian PCB
Berdasarkan jenis kegunaanya, PCB terbagi menjadi 3 bagian, yaitu PCB 1 slide (PCB yang di gunakan pada rangkaian elektronika seperti radio, tv, dan lainnya), PCB double slide (kedua sisi PCB di gunakan untuk menghubungkan komponen) dan PCB multi slide (bagian PCB luar ataupun dalam di gunakan sebagai media penghantar, misalnya pada rangkaian PC).

Cara pembuatan rangkaian PCB juga sangat praktis, selain biayanya sangat murah, hasilnya juga tidak kalah menarik jika di bandingkan dengan dengan cara menulis langsung dengan spidol permanen, sablon atau memakai media transfer paper yang harganya cukup mahal.

Rangkaian PCB ini berguna untuk mengetahui suatu hubungan antara jalur satu dengan jalur lainnya. Cara pemakaiannya pun cukup mudah, anda hanya tinggal meletakan komponen di atas papan PCB. Bila sudah terhubung, komponen tersebut akan melekat dengan papan PCB.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian PCB, semoga rangkaian kali ini bisa berguna dan bermanfaat bagi pembaca setia www.rangkaianelektronika.org. Baca juga artikel elektronika lainnya, seperti Rangkaian Jembatan Wheatstone, Rangkaian Low Pass Filter dan Rangkaian Audio Mixer.

Rangkaian Low Pass Filter

Rangkaian Low Pass Filter merupakan rangkaian filter yang berfungsi untuk meneruskan frekuensi rendah dan menghambat frekuensi tinggi. Rangkaian low pass filter yang terdapat pada frekuensi bagian bawah akan mendapatkan redaman paling kecil sedangkaian bagian frekuensi di atasnya akan mendapatkan redaman yang paling besar. Fungsi utama dari low pass filter adalah meneruskan sinyal input frekuensi atau frekuensi cut off pada bagian bawah.

Yang dimaksud frekuensi cut off adalah frekuensi yang keluaran amplitudonya turun mencapai 70% atau sekitar -3dB terhadap amplitudo masukan. Low pass filter dapat kita buat dengan menggunakan dua jenis rangkaian dasar, yaitu rangkaian filter induktif dan rangkaian filter kapasitif. Untuk rangkaian induktif sendiri hanya dibuat menggunakan sebuah induktor dan beban, sedangkan untuk rangkaian kapasitif hanya menggunakan dua buah komponen, yaitu resistor dan kapasitor.

Saat ini, pemakaian low pass filter sudah banyak digunakan pada rangkaian subwoofer. Rangkaian ini tersusun berdasarkan op amp TL062 dari ST Mikro Elektronic. TL062 merupakan impedansi input ganda tinggi yang memiliki konsumsi daya sangat rendah dan laju perubahan yang dihasilkan sangat tinggi. Op amp merupakan perangkat audio yang memiliki karakteristik sangat baik dan juga sangat cocok untuk merangkai sebuah low pass filter.

Rangkaian Low Pass Filter

Rangkaian filter atau penyaringan memiliki peran yang sangat penting karena dapat meredam frekuensi yang kecil dan menahan rentang frekuensi yang memiliki redaman paling besar. Rangkaian filter juga terdiri dari komponen-komponen pasif atau biasa disebut dengan rangkaian filter pasif. Sekarang juga sudah ada rangkaian filter yang menggunakan komponen aktif sehingga disebut rangkaian filter aktif.

Rangkaian low pass juga dapat dikategorikan berdasarkan daerah frekuensi yang dilewatkan, yaitu Low Pass Filter (LPF), Rangkaian Band Pass Filter (RBPF), Rangkaian High Pass Filter (RHPF) dan Rangkaian Band Stop Filter (RBSF). Sedangkan pada bentuk respon masing-masing frekuensi, rangkaian low pass dibagi menjadi Rangkaian Filter Bessel (Maximally Flat Time Delay), Rangkaian Filter Cauer (Eliptic), Rangkaian Filter Butterworth (Maximally Flat) dan Rangkaian Filter Chepyshev (Tchebycheff).

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian low pass filter, semoga pembahasan rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca setia www.rangkaianelektronika.org. Baca juga artikel rangkaian lainnya, seperti Rangkaian Audio Mixer, Rangkaian LDR dan Rangkaian Sound System.

Senin, 19 Agustus 2013

Rangkaian Campuran

Rangkaian Campuran adalah gabungan dari rangkaian seri dan rangkaian paralel. Rangkaian campuran biasanya juga terdapat pada rangkaian listrik. Untuk dapat mencari besarnya hambatan yang terdapat pada rangkaian campuran, terlebih dahulu kita harus mencari besaran hambatan pada tiap-tiap model rangkaian (seri dan paralel), setelah kita menemukan besaran hambatan pada kedua rangkaian tersebut kemudian kita mencari hambatan dari gabungan rangkaian akhir yang telah kita dapat.

Contoh yang kita peroleh dari penjelasan di atas adalah model rangkaian seri, sehingga total rangkaian yang nantinya akan kita cari harus dengan persamaan hambatan pengganti pada rangkaian hambatan seri. Sedangkan untuk rangkaian paralel, kita harus mencarinya dengan cara menghubungkan suatu hambatan secara paralel baru kita akan mendapatkan hasil tersebut.

Berikut ini kami jelaskan masing-masing dari rangkaian seri dan paralel. Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang tersusun sejajar (seri). Contohnya adalah baterai yang terdapat di dalam senter pada umumnya di susun secara seri. Rangkaian yang disusun secara seri terdiri dari satu atau lebih rangkaian yang di hubungkan ke catu daya lewat suatu rangkaian elektronika. Jadi di dalam rangkaian ini terdapat banyak beban listrik yang tersusun dalam satu rangkaian.

Rangkaian Campuran

Dua buah elemen dalam Rangkaian Campuran yang di susun secara seri hanya memiliki sebuah titik utama yang tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada suatu jaringan. Karena semua rangkaian di susun secara seri maka jaringan tersebut di sebut rangkaian seri, itu di akibatkan arus yang lewat sama besar pada masing masing elemen.

Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang di susun secara berderet (paralel). Contohnya adalah lampu yang kita pasang di rumah umumya merupakan rangkaian paralel. Rangkaian paralel merupakan jenis rangkaian yang memiliki lebih dari satu bagian garis edar untuk dapat mengalirkan arus listrik.

Contoh Rangkaian Campuran yang dapat dihubungkan dengan rangkaian paralel adalah kendaraan bermotor yang sebagian besar komponennya terdapat beban listrik yang lebih banyak dari rangkaian seri. Masing masing dari rangkaian tersebut dapat di hubungkan atau di putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain. Rangkaian seri dan rangkaian paralel adalah 2 jenis rangkaian yang di gunakan untuk menghubungkan satu atau lebih komponen listrik menjadi satu kesatuan rangkaian. Penggabungan kedua rangkaian ini di sebut dengan Rangkaian Campuran.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian campuran, semoga rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca setia Rangkaianelektronika.biz. Baca juga artikel rangkaian menarik lainnya, seperti Rangkaian Pompa Air, Rangkaian Pengisi Accu dan Rangkaian RC.

Senin, 05 Agustus 2013

Rangkaian ADC

Rangkaian ADC (Analog Digital Converter) adalah rangkaian elektronika yang dapat mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Pada awalnya sinyal yang tidak memiliki nilai numericnya dengan menggunakan rangkaian ADC maka menjadi sinyal yang mempunyai sifat numeric. Saat ini juga sudah banyak IC yang dibuat dengan menggunakan fungsi ADC, bahkan ada juga yang langsung terintegrated dengan IC Mikrokontroller yang dapat mendukung aplikasi rangkaian dengan lebih komplek.

Prinsip kerja rangkaian ADC berasal dari sinyal analog yang mempunyai jangka amplitudo dari 0 Volt sampai tegangan yang dihasilkan bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Nantinya setiap bagian yang sudah dipotong dapat mewakili satu angka numeric atau digital. Contohnya adalah rangkaian yang menggunakan sistem ADC kemudian menerapkan aturan jangka tegangan per 1 mV maka akan menghasilkan output 1 angka numeric. Jika input sinyal analog memiliki tegangan 20 mV maka anda harus membagi jangka amplitudo 20 mV menjadi 20 bagian, sehingga nantinya akan didapatkan output dengan jumlah numeric 20.

Dengan penjelasan diatas, rangkaian ADC juga dapat berfungsi untuk membagi tegangan analog dengan batas pembagian per 1 mV. Lain ceritanya apabila kita menggunakan rangkaian ADC, tapi dengan jangka pembagian per 1 mV untuk mewakili satu keluaran numeric. Maka dapat kita pastikan bahw sinyal input analog 20 mV hanya akan menghasilkan keluaran digital numeric 1. Begitu pula dengan sinyal analog 30 mV, 45 mV, 60 mV, 500 mV atau berapapun nilai sinyal analog asalkan tidak melebihi dari 1 volt maka rangkaian tersebut tetap akan menghasilkan angka 1.

Rangkaian ADC

Analisa dari rangkaian adc diatas adalah memanfaatkan rangkaian pembanding op-amp sebagai rangkaian dasar. Jika terdapat sedikit perbedaan pada kedua terminal input op-amp maka akan menghasilkan tegangan sebesar Vdd atau Vcc. Dan jika tegangan pada terminal positif lebih besar dari pada terminal negative maka keluaran adalah 9 volt, sedangkan jika tegangan pada terminal negative lebih besar maka tegangan keluarannya adalah 0 volt.

Dari semua yang sudah kita bahas tentang rangkaian ADC, dapat kita simpulkan bahwa semakin rapat range pembagian yang digunakan maka keluaran yang didapat akan semakin bagus bahkan mendekati kata sempurna. Dengan begitu pembalikan kembali sinyal keluaran menjadi sinyal analog akan lebih mudah untuk dilakukan. Tetapi semuanya juga tergantung dari aplikasi dan kegunaan rangkaian tersebut, bisa saja penggunaan range yang lebih rapat malah akan menjadi sia-sia manakala aplikasi dari rangkaian tersebut hanya menuntut kegunaan yang lebih sederhana. Baca juga artikel menarik lainnya seperti Rangkaian TV dan Rangkaian Sensor.