Dari Pin katoda ini, komponen tersebut akan mengubah trisistor menjadi ON. Pasalnya pin tersebut akan dialiri oleh arus. Ketika aliran arus pada pin cukup besar, bisa menyebabkan turunnya tegangan breakover atau Vbo dalam rangkaian SCR tersebut. Ketika tegangan forward pada rangkaian SCR tersebut mencapai titik tertinggi, maka rangakain SCR akan aktif atau bisa dibilang berubah dari OFF ke ON. Apalagi jika arus Ig yang bisa membuat tegangan Vbo memiliki nilai yang lebih kecil.
Gambar Skema Rangkaian SCR
Perlu diketahui bahra ketika rangkaian SCR berubah keadaannya menjadi aktif atau ON, maka rangakain tersebut akan terus akfit. Meskipun tegangan pada pin katoda gate tersebut di lepas. Untuk mengubah rangkaian SCR tersebut dari aktif atau ON menjadi tidak aktif atau OFF, yaitu dengan mengubah aliran arus pada anoda dan juga katoda berada dibawah nilai arus Ih atau holding current. Cara ini sebenarnya sama saja dengan membuat nilai atau besaran tegangan pada komponen anoda dan juga katoda mendekati nilai nol. Dan rangkaian SCR atau biasa disebut tiristor tersebut selalu digunakan pada perangkat AC dan bukan perangkat DC.
Salah saru parameter yang sangat penting di rangkaian SCR adalahVGT. Parameter ini merupakan tegangan triger di area gate yang bisa membaut rangkaian SCR menjadi aktif. VGT sendiri seperti Vbe yang memiliki besaran sekitar 0.7 volt. Pada gambar di atas, diketahui bahwa rangkaian SCR tersebut mempunyai nilai atau besara IGT : 10 mA dan juga VGT : 0,7 volt. Untuk menghitung berapa besaran Vin yang bisa membuat rangkaian SCR ini aktif adalah :
Vin = Vr + VGT
Vin = IGT(R) + VGT = 4,9 volt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar