Rabu, 30 Oktober 2013

Rangkaian Timer Sederhana

Rangkaian timer sederhana adalah rangkaian penanda waktu atau pengingat waktu. Pada dunia eletronika, rangkaian timer ini mudah sekali anda temukan contoh pengaplikasiannya. Seperti pada jam tangan digital atau perangkat lainnya. Dan anda pun bisa membuat dan merangkai sendiri rangkaian timer sederhana sendiri. Salah satu rangkaian timer sederhana yang bisa anda buat tentu saja menggunakan komponen IC LM 555 Atau juga transistor.

Rangkaian Timer Sederhana

Pada gambar atau skema diatas, terdapat rangkaian timer sederhana dengan menggunakan komponen transistor. Untuk perhitungan dasarnya, nilai transistor tersebut didapatkan dengan 1 / (nilai transistor x nilai kapasitor) yang disimbolkan t = 1/RC. Dan fungsi dari transistor pada rangkaian tersebut sebagai saklar. Sementara komponen dan bahan yang bisa anda gunakan adalah :

  • Transistor BC 546 (Q) – 2 buah

  • Potensiometer 50 k (R var) – 2 buah

  • Resistor ½ W 1 k (R) – 1 buah

  • Capastior 100 uF 10 V – 2 buah

  • LED 0.5 mm – 1 buah

  • Baterai 1.5 V – 2 buah


Untuk cara kerjanya sendiri adalah dimana rangkaian timer sederhana tersebut merupakan rangkaian yang akan melakukan pengisian dan melakukan pengosongan kepada kapasitor di basis kedua transistor tersebut. Untuk menentukan lama pengisian dan juga pengosongan pada kapasitor tersebut, ditentukan oleh banyaknya arus yang akan melintasi resistor ke kapasitor yang bisa dilewatkan ke potensiometer. Faktor lain tentu saja besaran dari kapasitas dari kapasitor itu sendiri. Jika anda lihat dengan seksama, terdapat 2 buah rangkaian yang sengaja di buat dengan besaran dan juga bentuk yang sama untuk melakukan pergantian pengerjaan tersebut. Transistor bisa tersaturasi dengan ditentukan oleh kapasitor yang tegangannya telah mencapai nilai dari tegangan buka dari transistor tersebut. Dan untuk melihat dan juga membuktikan apakah rangkaian berjalan dengan baik, bisa dilihat dari LED yang akan menyala dan mati secara bergantian. Demikian informasi mengenai rangkaian timer sederhana yang bisa anda kreasikan sendiri.

Selasa, 29 Oktober 2013

Rangkaian DAC

Rangkaian DAC adalah sebuah perangkat yang biasa memiliki fungsi untuk mengkonversi sinyal masukan ke dalam bentuk digital. Dan sinyal ini akan diubah menjadi output dalam bentuk analog. Output tersebut biasanya sebanding dengan nilai digital yang masuk ke dalam DAC tersebut. Rangkaian DAC akan menerima informasi digital dan melakukan transformasi ke dalam bentuk tegangan analog.

Konverter D/A memang bisa digunakan untuk mengonversi sebuah tegangan digital ke dalam tegangan analog dengan cara memberikan skala output analog yang memiliki besaran nol. Ketika semua bit adalah nol dan sejumlah nilai maksimum adalah satu, maka transormasi akan berhasil. Aplikasi DAC biasanya juga digunakan sebagai rangkaian pengendali yang akan membutuhkan input analog seperti AC ataupun DC. Dan biasanya DAC digunakan untuk mengendalikan perangkat computer.

Rangkaian DAC

Saat ini hampir semua rangkaian DAC adalah rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki karakteristik input dan output tertentu. Karakteristik tersebut biasanya dapat diringkas sebagai berikut :

Input Digital

Catu Daya
Merupakan bipolar pada level kurang lebih 12 V hingga 18 V sama seperti yang digunakan untuk amplifier internal.

Suplai Referensi
Suplai ini bisa menentukan jangkauan dari tegangan output dan juga resolusi dari konverter. Diwajibka suplai ini bisa stabil dan juga memiliki riple yang kecil.

Output
Tegangan di DAC ini akan mengalami perubahan dengan cara yang sama seperti perubahan pada bit input digital. Output dapat berupa bipolar jika konverter tersebut memiliki desain yang berfungsi guna menginterpretasikan input digital negatif.

Offset
Biasanya DAC diimplementasikan dengan op amp. Bisa jadi ada kemungkinan tegangan output akan melakukan offset dengan sebuah input nol. Koneksi ini akan diberikan guna mendukung pengontrolan ke harga nol dari output DAC tersebut dengan input word yang bernilai nol.

Memulai konversi
Pada rangkaian DAC ini akan memberikan sebuah logika yang akan mempertahankan konversi saat terjadinya hingga diterimanya perintah logika tersebut, entah itu 1atau 0. Dalam hal tertentu, pastinya sebuah buffer input akan diberikan untuk memegang word digital selama kegiatan konversi selesai.

Senin, 28 Oktober 2013

Rangkaian Sensor Infrared

Rangkaian Sensor Infrared ini adalah sebagai sebuah sensor yang termasuk ke dalam kategori sensor optik. Pada umumnya rangkaian sensor infra red di dunia bisa bekerja secaraoptimal pada frekuensi sekitar 38,5 KHz. Kurva karakteristik pada rangkaian infra red tentu akan membandingkan antara frekuensi dengan jarak yang akan dicapai oleh rangkaian tersebut. Jika frekuensi berada di bawah puncak kurva atau melebih dari puncak kurva tersebut, maka jarak dari rangkaian yang bisa dicapai cukup pendek. Terdapat sekitar 2 metode utama dalam perancangan rangkaian pemancar sensor infra red. Cara itu adalah :

Metode langsung
Metode ini akan membuat rangaian infra red tersebut akan diberi bias seperti rangkaian led yang biasa.

Metode dengan cara pemberian pulsa
Metode ini mengacu pada bentuk kurva karakteristik dari rangkaian sensor infrared tersebut. Metode pemberian pulsa tersebut masih sangat rentan terhadap gangguan frekuensi dari luar. Oleh sebab tiu teknik modulasi akan sangat cocok untuk digunakan. Teknik ini akan menggunakan dua buah frekuensi yang berupa frekuensi untuk data dan juga frekuensi untuk pembawa pulsa tersebut. Teknik ini akan membuat komponen penerima bisa membaca data yang dikirimkan ke komponen tersebut.

Beberapa komponen yang biasa digunakan untuk komponen penerima tersebut adalah :

  • Modul penerima jadi yang juga dilengkapi dengan filter sebesar 38,5 Khz.

  • Photodioda atau biasa disebut phototransistor. Dimana anda harus membuat rangkaian tambahan dengan menggunakan rangkaian pembagi tegangan.


Berikut ini gambar skema rangkaian sensor infrared :

Rangkaian Sensor Infrared

Sementara untuk perangkat mikrikontroler, pastinya dibutuhkan keluaran yang pas. Disini dibutuhkan logika satu atau nol. Kondisi ini tentu harus dilengkapi dengan rangkaian komparator atau bisa juga ke rangakain transistor yang befungsi sebagai saklar. Jika memakain data dengan teknik modulasi, tentu saja data yang dikirim harus segera difilter. Tentu saja anda harus mendesain filter yang berfunsgi untuk membuang frekuensi iu.

Rangkaian sensor infra merah masuk ke dalam golongan sinar yang tak tampak. Anda bisa menggunakan spektroskop sinar yang akan menampilkan radiasi sinar infra merah pada spektrum gelombang elektromagnet. Untuk membuat rangkaian sensor infrared, ada beberapa komponen yang anda butuhkan. Diantaranya adalah :

  • IC LM 555

  • Resistor Variabel atau Trimport 10 K ohm

  • Resistor 10K, 470 ohm, 1K, 22K

  • Transistor 2N3904

  • Photodioda atau photo transistor.

Sabtu, 26 Oktober 2013

Rangkaian Pintu Otomatis

Rangkaian Pintu Otomatis tentu sudah sering anda lihat di mal atau kantor-kantor besar. Rangkaian pintu ini merupakan rangkaian yang sangat sederhana dimana akan bisa membuka pintu secara elektronik atau otomatis. Dan bukan dengan cara manual atau memakai tangan secara langsung. Dan tidak hanya di pintu mal saja, anda bisa menerapkannya di pintu-pintu rumah anda seperti garasi atau gerbang. Apalagi kadang kala rasa segan saat turun membuka pintu garasi dan juga gerbang memang sudah sering anda rasakan saat menggunakan mobil atau motor. Belum lagi jika anda tidak memiliki satpam yang biasanya membantu anda. Bisa jadi kaki anda akan lemas cuma buat membuka pintu gerbang atau garasi. Dengan membuat pintu otomatis ini, tentu saja anda bisa memudahkan kinerja.

Pada rangkaian pintu otomatis ini, diperlukan catu daya atau sumber tegangan dengan menggunakan baterai dengan nilai sebesar 9 V. Komponen saklar kontak akan digunakan untuk membuka secara manual dan juga menutupnya. Komponen Relay K1 merupakan jenis komponen dengan daya 9 V. Sementara pada komponen relay K2 merupakan jenis yang menempel pada Vac 117 yang secara otomatis akan mengunci ketika ledakan pertama arus dan terbuka pada ledakan kedua. Berikut skema gambar pada rangkaian pintu otomatis ini.

Rangkaian Pintu Otomatis

Pada prinsipnya, rangkaian pintu otomatis ini bekerja dengan sangat sederhana. Cara kerjanya adalah Ketika pada komponen LASCR tersebut tidak digunakan, maka sumber cahaya akan memicu unit LASCR ke arah konduksi. Hal ini tentu akan menyebabkan arus mengalir ke dalam kumparan relay. Setelah hal tersebut terjadi, tentu saja akan menyebabkan komponen kontak K1 akan menutup sehingga membuat komponen pada K2 bertenaga yang akan segera menutup kontaknya. Setelah ini akan mengoperasikan motor pintu garasi atau gerbang untuk membuka dan menutup pintu tersebut. Tentunya dengan rangkaian pintu otomatis ini, anda tidak perlu repot-repot untuk membuka dan menutup pintu secara manual lagi dan akan semakin mudah. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian pintu yang dibuat secara otomotis, semoga rangkaian ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

Jumat, 25 Oktober 2013

Rangkaian Penguat Tegangan

Rangkaian Penguat Tegangan biasa juga disebut sebagai current booster yang digunakan atau memiliki sistem kerja untuk menguatkan tegangan pada perangkat dan juga rangkaian adaptor dimana menggunakan power supply yang tentu memiliki daya yang rendah. Penguat tegangan ini tentu bisa digunakan untuk meningkatkan power serta kemampuannya bisa memberikan suplai aliran tegangan yang jauh lebih besar. Pada rangkaian rangkaian yang akan kita bahas kali ini biasanya menggunakan komponen transistor yang berfungsi untuk memperkuat tegangan positif regulator. Rangkaian penguat tegangan ini bisa didapatkan dengan mudah di toko elektronik. Di sini anda bisa mendapatkannya dengan bebas. Namun jika ingin merangkai sendiri, tentu saja harga yang akan anda keluarkan akan jauh lebih murah. Pasti akan lebih asik jika merangkai sendiri.

Pada rangkaian penguat tegangan ini diguanak komponen regulator positif LM 78XX serta komponen LM 137 yang digunakan untuk perkuatan tegangan yang diinginkan. Pada komponen regulator positif ini, hanya akan mengalirkan tegangan sebesar 1 Ampere. Disinilah fungsi transistor akan bisa membuat nilai dari tegangan tersebut akan meningkat. Jumlah besaran dari aliran tersebut tentunya sangat bergantung kepada nilai transistor yang digunakan pada rangkaian tersebut. Jika nilai transistor cukup besar, maka akan besar juga nilai dari tegangan tersebut.

Rangkaian Penguat Tegangan

Guna membuat rangkaian tersebut, tentu saja membutuhkan komponen sebagai berikut :

R2 : 10 R – 2 W
C1 : 50 V – 1000 uF
R1 : 1 R – 2 W
C2 : 35 V - 470 uF
IC1 : 78xx Regulator LM 31
Q1 : TIP 2955

Anda bisa langsung memulai untuk merangkai komponen tersebut. Pada rangkaian tersebut anda bisa menambahkan komponen transistor sesuai dengan kebutuhan di dalam rangkaian tersebut. ingin mendapatkan aliran tegangan yang besar, pastinya gunakan transistor yang juga memiliki nilai yang juga besar. Sebaliknya jika anda ingin menggunakan tegangan yang kecil, gunakan transistor yang kecil. Demikian sedikit informasi mengenai rangkaian penguat tegangan yang bisa anda lakukan sendiri di rumah. Semoga rangkaian kali ini dapat berguna dan nantinya bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Baca juga artikel menarik lainnya, hanya di www.rangkaianelektronika.org

Rangkaian Driver Relay

Rangkaian Driver Relay memiliki arti sebagai rangkaian elektronika yang biasanya digunakan untuk mengendalikan serta pengoperasian sesuatu dari jarak jauh atau semacam remote. Tentunya rangkaian ini bisa mempermudah dan juga memperlancar pekerjaan yang memang kadang membutuhkan rangkaian dari relay ini. Dengan menggunakan rangkaian relay tersebut, anda bisa melakukan kontrol dan juga mengoperasikan perangkat elektronik yang anda miliki dari jarak jauh dan tentu saja anda tidak perlu bergeser serta berpindah tempat duduk.

Rangkaian relay ini bisa juga dipasang atau diterapkan di dalam berbagai peralatan atau perangkat elektronik. Perangkat seperti televisi, radio transmitter, sound sistem dan juga perangkat lainnya. Dan rangkaian driver relay ini bisa anda temukan di beberapa toko elektronik yang tentu saja bisa anda temukan dengan mudah. Namun anda sebenarnya bisa juga membuatnya sendiri dengan menggunakan beberapa komponen yang tentu saja tidak akan sulit ditemukan.

Rangkaian Driver Relay

Did alam skema atau juga gambar Rangkaian Relay Driver tersebut, anda membutuhkan beberapa komponen seperti transistor NPN SM 548. Sementara untuk cara kerja rangkaian Driver Relay ini adalah sebagai berikut. Relay akan dihubungkan diantara rel positif dan juga kolektor dari transistor. Sinyal input akan melewati komponen resistor 1 K ke dasar transistor. Ketika sinyal input masuk, tentu saja sirkuit akan bekerja dan akan menarik relay. Pada rangkaian ini anda bisa menambahkan komponen kapasitor elektrolitik 470 uF yang diletakkan pada bagian dasar transistor driver relay tersebut. Akan ada jeda singkat di dalam rangkaian tersebut. Dan jeda singkat ini dapat diinduksi dengan baik sehingga komponen transistor akan kembali aktif dengan syarat jika sinyal input bertahan.

Jika sinyal input berhenti mengalir, transistor akan tetap melakukan hal tersebut sampai pembuangan kapasitor selesai sepenuhnya. Tentu saja guna menghindari relay aktif dan juga mengubah arah dengan beralih dari relay. Komponen kapasitor lain 470uF akan ditambahkan secara paralel dengan kumparan relay. Hal ini untuk mempertahankan arus yang melalui kumparan relay sehingga akan mengaktifkan relay. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian driver relay, semoga rangkaian kali ini berguna dan dapat bermanfaat.

Rangkaian Alarm Mobil

Rangkaian Alarm Mobil tentu sudah bukan barang yang baru didalam industri dan juga dunia elektronika. Untuk kategori pemula yang memang mendalami dunia elektronika tentu dalam prakteknya memang akan diajarkan untuk membuat rangkaian alarm ini. Pasalnya memang rangkaian ini sangat mudah untuk dibuat dengan komponen yang mudah. Apalagi saat ini juga sudah beredar sangat banyak bagaimana bentuk dan juga alarm mobil dan sejenisnya. Namun tentu saja per tipe rangkaian alarm mempunyai kapasitas dan juga kualitas yang berbeda. Rangkaian alarm mobil memang bisa dipergunakan di dalam mobil polisi atau ambulance serta mobil pribadi. Bukan cuma mobil polisi di dalam negeri saja, namun polisi di luar negeri pun memakai sistem dari rangkaian alarm ini.

Sistem kerja dan juga cara merangkai rangkaian alarm ini memang memiliki bentuk yang sangat sederhana dengan menggunakan komponen yang tentu saja akan sangat mudah untuk anda dapatkan di pasaran. Ditambah lagi harga juga sangat murah. Bentuk dari rangkaian alarm tersebut memang memiliki bentuk yang bervariasi dan juga berbeda-beda. Sebenarnya fungsi dan juga cara kerja serta tujuan utamanya sama. Rangkaian alarm ini didesain bukan hanya untuk kebutuhan di mobil, namun anda juga bisa menggunakan rangkaian ini untuk keperluan lainnya. Anda bisa menerapkan perangkat ini sesuai kebutuhan yang anda inginkan. Misalnya di pasang di area kantor atau pabrik sebagai tanda untuk kerja, istirahat dan juga sebagai tanda untuk pulang. Sama halnya dengan keperluan di area sekolah. Rangkaian alarm ini bisa merupakan salah satu rangkaian alat serba guna yang bisa anda pakai di segala keperluan.

Rangkaian Alarm Mobil

Tertarik untuk membuat rangkaian alarm mobil di atas? Anda bisa melihat contoh gambar skema dan mempersiapkan komponen berikut ini :

R1 : 56 K ¼ Watt
R2 : 68 K ¼ Watt
R3 : 27 K / ¼ Watt
R4 - R6 : 4,7 K
R5 - R7 : 10 K
C1 : 0,02 uF
C2 : 50 uF / 12 V
C3 - C4 : 500 uF
T1 : AC 127
T2 : AD 149 / 2SB429
T3 - T4 : OC71
LS : Speaker 8 Ohm
S1 : Saklar
B : Baterei 9 - 12 Volt

Demikian penjelasan singkat tentang rangkaian alarm mobil, semoga rangkaian ini dapat berguna dan bermanfaat. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Genset, Rangkaian Konverter dan Rangkaian Bel Pintu.

Rangkaian AC Mobil

Rangkaian AC Mobil tentu sudah sering anda temukan di beberapa kendaraan mobil mulai dari mulai mobil pribadi hingga ke mobil-mobil umum. Namun tahukah anda komponen apa saja yang mendukung kerja AC tersebut ? Berikut penjabarannya. AC mobil biasanya terdiri dari kompresor, kondensor,dan juga katup ekspansi, serta evaporator.

Rangkaian AC Mobil

Kompresor
Komponen utama pada rangkaian AC mobil adalah kompresor yang memiliki fungsi untuk melakukan sirkulasi refrigerant ke seluruh unit AC di dalam mobil. Caranya dengan menaikkan tekanan refrigerant tersebut. Saluran hisap pada kompresor akan berhubungan dengan evaporator (tekanan rendah), sementara saluran buang akan dihubungkan dengan kondensor (tekanan tinggi).

Kondensor
Fungsi dari kondensor sendiri adalah alat untuk menukar kalor yang biasanya akan memindahkan kalor dari refrigerant ke udara lingkungan yang menggunakan bantuan dari ekstra fan. Konstruksi dari rangkaian kondensor mirip dengan konstruksi rangkaian radiator. Biasanya rangkaian kondensor ditempatkan di depan radiator untuk mendapatkan aliran udara secara maksimum.

Katup Ekspansi
Fungsi dari katup ekspansi adalah untuk menurunkan tekanan dan juga temperatur dari refrigerant. Dan hal ini bisa membuat efek dingin pada komponen evaporator. Katup ekspansi jenis termostatik dan juga jenis pipa orifice menjadi jenis yang digunakan untuk rangkaian AC tersebut.

Evaporator
Sedangkan komponen evaporator sendiri memiliki fungsi sebagai alat penukar kalor yang bertugas untuk memindahkan kalor dari udara yang sudah dikondisikan ke arah refrigerant. Sama halnya dengan komponen kondensor, rangkaian evaporator ini juga disusun dari pipa dan juga sirip yang tersusun Dengan jumlah yang cukup banyak. Refrigeran akan masuk ke evaporator dalam bentuk kabut. Dan refrigeran akan masuk dalam keadaan tekanan dan juga temperatur yang rendah. Udara dari kabin tersebut akan dihembuskan melalui blower melewati kisi-kisi dari evaporator tersebut. Udara dengan temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan area refrigerant, akan melepaskan kalor ketika mengalir di dalam evaporator. Dan kemudian akan diserap oleh refrigerant hingga membuat temperatur udara didalam Rangkaian AC Mobil turun dan menjadi lebih dingin. Langkah selanjutnya tentu saja akan membuat udara didalam kabin juga lebih dingin.

Rangkaian CDI Racing

Rangkaian CDI Racing tentu sudah dimengerti oleh para penikmat dunia otomotif. Salah satu piranti booster kelistrikan premium ini memang sudah banyak dijual di pasaran. Cara penerapannya yaitu mampu mengawetkan aki dan juga bisa membuat klakson akan bersuara lebih nyaring. Bukan hanya itu saja, namun kecepatan motor juga akan lebih kencang dan bertenaga dibanding aslinya. Namun ternyata rangkaian ini bisa dibuat sendiri. Dan harganya pun tidak perlu mahal-mahal. Dasar dari booster kelistrikan sendiri adalah bersifat kapasitansi yang berfungsi untuk pembangkit daya reaktif.

Dari hasil perhitungan rumus dasar ditemukan bahwa kapasitas kapasitor yang bisa secara maksimal dan juga optimal mendukung kinerja kelistrikan motor adalah berukuran 10.000 uF atau bisa juga dibaca 10.000 mikro farad. Sementara di piranti utama yang bisa anda gunakan pada rangkaian CDI racing adalah komponen elektronika electrolyt capacitor atau biasa disebut elco. Gunakan Elco yang memiliki kapasitas 10.000 mikro farad dengan besaran tegangan kerja minimal 50 V. Elco ini adalah jenis kapasitor DC dimana digunakan untuk booster kelistrikan DC.

Rangkaian CDI Racing


Selain elco, tentu saja jangan lupa untuk mempersiapkan kabel dan juga konektor untuk menghubungkan kapasitor ke aki. Cara meraktinya adalag sambung kaki-kaki elco ke kabel. Untuk membedakan kaki-kaki tersebut, kaki negatif biasanya ditandai dengan marking berupa strip minus. Hubungkan kabel negatif dan juga positif dari elco ke kutub negatif dan juga positif aki. Jangan sampai anda memasngnya terbalik. Pasalnya elco bisa meledak.

Piranti Booster ini tentu bisa mengoptimalkan kinerja semua komponen dari kelistrikan motor yang bertipe DC. Kecepatan motor bakal jauh lebih bertenaga dan cepat. Sementara pada bagian lampu yang menganut kelistrikan DC akan lebih silau. Perubahan dan pengaruh tersebut bisa langsung dirasakan ketika anda memasang booster ini. Namun hanya untuk kelistrikan DC saja yang bisa pada rangkaian CDI racing. Sementara untuk kelistrikan AC ada cara tersendiri. Dan biasanya memang memiliki komponen yang berbeda dengan rangkaian CDI yang menggunakan kelistrikan DC di dalam rangkaian tersebut. Menarik bukan jika anda bisa membuat booster sendiri ?

Rangkaian ATS Genset

Rangkaian ATS Genset ini adalah rangkaian yang akan secara otomatis memindahkan sumber tegangan dari PLN ke generator jika terjadi pemutusan atau putusnya sumber tegangan dari PLN. Bila Anda memiliki catu daya lebih dari satu dan juga mempunyai back up power seperti menggunakan sumber dari PLN dan juga memiliki Backup oleh generator penggerak diesel atau bensin, tentu saja anda harus sering bergantian untuk menggunakan kedua sumber tersebut. rata-rata menggunakan handle Cam Switch atau COS ( Change Over Switch ) untuk melakukan pemindahan tersebut.

Namun perkembangan dunia elektrikal saat ini memang akhirnya bisa membuat beberapa kemudahan seperti Automatic yang biasa disebut ATS atau Auto Transfer Swith yang memiliki fungsi secara Automatic guna memindahkan daya sesuai dengan kebutuhan tanpa harus menggunakan rangkaian ATS genset. Biasanya pula ATS ini akan ditambahkan AMF atau Automatic Main Failure yang biasa digunakan untuk mengkontrol kendali terhadap generator backup yang biasanya untuk memberikan perintah hidup mati mesin Generator tersebut.

Rangkaian ATS Genset


Di dalam jenis ATS tersebut biasanya pula di bedakan menurut kapasitas daya yang di butuhkan atau Phasa dan juga Ampere yang melalui panel tersebut. Tidak terlalu susah untuk membuat ATS bagi yang memiliki dasar-dasara mekanik dan juga elektrik. Namun pada dasarnya membuat ATS tersebut pastiny membutuhkan penalaran logika matematika kala merangkai beberapa alat Timer, relay, hingga kontraktor. Alat tersebut memang biasanya merupakan saklar atau pemutus hubungan.

Fungsi dari ATS ini sebenarnya sangat sederhana dan cukup simpel. ATS ini akan bekerja ketika sumber listri dari PLN mati atau mengalami masalah sehingga membuat Genset akan hidup atau aktif. Dan ATS ini lah yang akan bertugas untuk menghidupkan listrik tersebut. Sama halnya jika sumber listrik dari PLN hidup kembali, ATS ini akan mematikan generator dan menghidupkan lagi listrik dari PLN. Rangkaian ATS Genset memang akan memudahkan kinerja anda untuk memindahkan dan juga mengaktifkan generator atau genset ketika PLN mengalami masalah atau mati listri di sekitar tempat anda. Dan ATS ini yang akan mematikan genset ketika PLN sudah aktif kembali.

Kamis, 24 Oktober 2013

Rangkaian Lampu Taman

Rangkaian Lampu Taman tentu saja memiliki fungsi untuk membuat penerangan di area taman di rumah anda. Dengan keberadaan taman pada rumah atau mungkin juga pusat kota yang biasanya ditanam di area taman tersebut tentu bisa menambah keindahan dan juga kenyamanan area taman tersebut. Tentu juga lampu taman bisa membuat lingkungan terasa lebih asri. Tentu saja jika taman tersebut dilengkapi dengan aneka lampu warna-warni yang jika bersinar di malam hari akan bisa membuat area taman akan semakin terlihat indah dan berwarna-warni. Namun ada kalanya sang pemilik atau pengelola dari taman tersebut kadang lupa untuk menyalakan atau mematikan lampu tersebut. Dan untuk memudahkan pengelola mematikan dan menghidupkan lampu taman tersebut, tentu ada cara tersendiri berupa rangkaian lampu taman otomatis yang bisa anda terapkan di area taman tersebut.

Rangkaian Lampu Taman



Gambar Skema Rangkaian Lampu Taman


Rangkaian lampu taman otomatis ini merupakan rangkaian lampu yang digunakan untuk mengendalikan lampu jalan dan juga lampu taman secara otomatis. Sehingga anda tidak perlu repot-repot untuk menyalakannya dan juga mematikannya ketika tidak membutuhkannya. Cukup dengan hanya menyalakan rangkaian lampu otomatis ini sekali saja, maka lampu ini secara otomatis akan bekerja sendiri dalam mengelola dan juga mengontrol dirinya dengan menggunakan sensor untuk merasakan cahaya terang dan gelap di sekitarnya.

Di dalam skema lampu taman otomatis ini terdapat komponen IC LM358 yang akan bekerja sebagai komparator. Sementara Transistor BC 548 akan berfungsi sebagai saklar on dan juga off untuk menyalakan relay yang terdapat di dalam rangakaian. Sedangkan komponen Potensiometer dengan besaran 10 K akan digunakan untuk mengatur sensitivitas dari lampu taman otomatis tersebut.

Jika di sekitar rangkaian lampu tersebut gelap, maka hal ini dapat dikontrol dengan memvariasikan potensiometer 1o K tersebut dan tegangan di pin 3 atau LDR akan menjadi lebih besar dari tegangan yang terdapat di pin 2 dan juga output komparator naik. Hal ini tentu saja bisa menyebabkan transistor akan menyala dan juga relay akan terhubung. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian lampu taman, semoga rangkaian kali ini dapat bermanfaat.

Rangkaian Strobo LED

Rangkaian Strobo LED ini biasanya dipakai oleh para polisi atau mobil-mobil ambulans serta pemadam kebakaran. Dan biasanya orang awam akan sedikit asing dengan nama lampu strobo. Biasanya lampu kerlap kerlip polisi yang diketahui. Memang lanpu strobo LED ini merupakan rangkaian Lampu Mobil Polisi. Dan pastinya anda sudah pernah dan juga seing melihat serta menemukan mobil polisi, entah bertemu secara langsung dan tidak sengaja atau juga saat menikmati film dan juga televisi.

Mobil polisi memang mempunyai lampu khas yang biasanya diletakkan di bagian roof panel atau atas atap mobil ketika sedang melakukan pengejaran sedang terjadi. Jika hal tersebut terjadi maka lampu akan menyala berkedip-kedip, dan sirine yang terdapat di dalamnya akan berbunyi nyaring. Tentu saja dengan sinyal atau nyala lampu yang berkedip-kedip ini, akan sangat menyita perhatian orang, dan mungkin termasuk juga Anda. Namun sebenarnya lampu ini bisa anda Anda miliki dengan cara lebih mudah, tidak perlu menjadi polisi atau membelinya. Anda bisa merangkai perangkat elektronik ini sendiri.

Rangkaian Strobo LED


Di dalam rangkaian lampu strobo atau Mobil Polisi dengan menggunakan LED ini, tentunya tidak sulit untuk anda rangkaia. Sangat mudah untuk membuat rangkaian-rangkaian lampu strobo tersebut. Apalagi beberapa komponen bisa didapatkan dengan mudah. Rangkaian strobo LED ini biasanya digunakan untuk melakukan simulasi lampu mobil polisi dimana pada bagian lampunya menyala berkedip secara bergantian yang akan terlihat seperti mobil polisi.

Komponen IC1a akan menjadi osilator gelombang persegi yang mempunyai frekuensi dimana akan disesuaikan dengan besaran VR1 untuk memberikan efek yang baik. Sementara gelombang persegi merupakan buffer untuk komponen IC1B yang nantinya akan berfungsi untuk mendorong komponen IC2. Sedangkan Output atau keluaran dari Q0/Q2 dan juga Q7/Q9 akan membuat pertukaran pulsa ganda. Komponen C2 dan C3 bersama R3 dan R5 akan membedakan waktu pulsa didalam conjuction dengan output dari driver IC1C dan juga IC1f. Hal ini bisa menghasilkan pulsa pendek sekitar 30 ms yang bisa meningkatkan efek berkedip dan juag menambah ilusi. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian strobo LED.

Selasa, 22 Oktober 2013

Rangkaian IC

Rangkaian IC atau biasa disebut Integrated Circuit ini memiliki arti sebagai salah satu rangkaian elektronik yang terdapat sebuah chip silicon didalamnya. Dalam satu buah komponen IC, terdapat sekitar puluhan, ratusan, hingga ribuan komponen elektronika seperti transistor, resistor, dioda, dan juga kapasitor, yang tentunya berfungsi untuk penghantar listrik dimana akan bekerja sesuai dengan IC itu sendiri.

Sementara untuk teknik pembuatan dari rangkaian IC itu sendiri sebenarnya sama dengan cara pembuatan rangkaian atau komponen transistor. Hal ini disebabkan rangkaian IC merupakan perkembangan dari komponen transistor. Untuk mengklasifikasikan IC, rangakain ini memiliki beberaopa jenis, yaitu IC digital dang juga IC analog. Untuk IC digital biasanya memiliki komponen saklar atau tombol on danoff, sementara untuk rangkaian IC analog terdapat rangakain yang berjenis penguatan.

Rangkaian IC


Untuk jenisnya, rangkaian IC terbagi dari beberapa jenis dilihat dari segi bentuk dan juga fungsinya di dalam rangakaian peralatan elektronika.

  • IC op-amp


IC Op Amp disebut juga amplifier oprasional. Ini adalah rangkaian IC analog, dimana penguatan pada op-amp adalah penguatan yang sangat tinggi. Di dalam rangkaian ini terdapat dua jenis umpan balik dimana umpan balik positif dan juga umpan balik negatif. Untuk umpan balik negatif memiliki fungsi untuk mengurangi penguatan, sementara umpan balik positif untuk meningkatkan penguatan.

  • IC power adaptor atau biasa disebut regulator


Rangkaian IC ini biasnaya digunakan untuk komponen utama dari rangkaian power adaptor. Fungsinya untuk menstabilkan tegangan.

  • IC silinder


Rangkaian IC silinder ini memang banyak digunakan pada rangkaian penguat CB (Citizen Band) dan juga HT (Held Tranceived).

  • IC timer 555


Rangkaian IC ini digunakan untuk melakukan penundaan waktu dan juga oscilator. Untuk menerapkan IC tersebut sebagai oscilator yaitu dengan cara membangkitkan sinyal untuk mengoprasikan rangkaian digital.

  • IC Digital


Rangkaian IC digital adalah rangkaian IC yang banyak digunakan dalam perangkat elektronika. IC ini mempunyai titik elektronis berupa kaki IC. IC ini memiliki 2 keadaan logika, yaitu logika '0' atau rendah dan logika '1' atau tinggi.

Rangkaian Panel

Rangkaian Panel pada panel listrik tentu sudah sering anda temukan. Dan untuk merangkai atau membuatnya sangat mudah dimana anda harus mengerti terlebih dahulu mengenai kode yang ada di dalam komponen kontaktor atau relay. Kode ini biasa disebut No atau natural open dan NC atau biasa disebut Natural close. Fungsi dari komponen kontaktor dan relay pada rangkaian panel untuk menyambung arus dengan voltase kecil ke arus yang memiliki voltase besar. Sistem kerja dari plat ini akan menyambung disebabkan adanya kumparan yg mendorong plat tersebut.

Rincian dan juga pengertian dari NO atau Naturally open dan juga NC atau Naturally close yang terdapat pada rangkaian panel adalah :

Magnetic Contactor atau kontaktor memiliki fungsi untuk membuat magnet yang digunakan untuk menggerakkan penutup dan membuka saklar internal. Besaran arus listrik pada kedua komponen ini yang membedakannya. Jika memberikan arus listrik pada coil relay, maka saklar internalnya sudah pasti akan ikut terhubung.

Saklar internal pada rangkaian panel disebut kontak NO atau Normally Open dimana bila coil contactor atau relay dalam keadaan tak teraliri arus listrik. Sementara Relay dianggap sebagia sebagai pemutus seperti pada tombol Push Button dan saklar. Sementara Kontaktor di analogikan sebagai Breaker. Selain terdapat kontak NO dan NC, di komponen ini juga terdapat 3 buah kontak NO utama. Fungsinya tentu saja menghubungkan arus listrik sesuai ukuran.

Rangkaian Panel


Time Delay Relay (Timer)
Komponen Timer dan Tripper juga memiliki kontak NO dan NC. Yang membdedakan keduanya hanya pengaktifannya. Kontak NO dan NC pada Timer bekerja ketika timer diberi ketetapan waktunya. Bisa diatur melalui potensiometer yang terdapat pada komponen itu sendiri.

Over Load Relay
Komponen ini berbeda dengan kontak NO dan NC. Di sini kontak NO dan juga NC akan bekerja jika mendapatkan daya tekan dari bimetal trip. Komponen Bimetal Trip ini akan melengkung apabila resistance wire dialiri oleh arus yang memiliki besaran yang lebih besar dari nominalnya. Dan ia akan menekan lengan kontak yang menyebabkan kontak NC akan berubah menjadi kontak NO.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian panel, semoga rangkaian ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca setia www.rangkaianelektronika.org.

Senin, 21 Oktober 2013

Rangkaian Trafo

Rangkaian Trafo atau biasa disebut transformator ini memang banyak digunakan dalam ilmu teknik elektronika. Sementara di dalam sistem komunikasi, rangkaian transformator ini biasanya dipergunakan pada rentang frekuensi audio hingga ke frekuensi radio dan video, yang memiliki fungsi lainnya. Memang tidak jarang di dalam setiap peralatan atau perangkat elektronika yang didesain atau dirancang dari beberapa rangkaian elektronika memang selalu menggunakan perangkat trafo atau disebut transformator.  Sementara apa yang dimaksud oleh trafo adalah alat yang memiliki bentuk berupa gulungan kawat yang bertugas atau berfungsi untuk memindahkan tenaga dan juga tegangan dari area input ke area output.

Rangkaian Trafo


Sementara fungsi dari rangkaian trafo itu sendiri memiliki banyak fungsi yang tentu saja akan berbeda di dalam rangkaian elektronika. Dan trafo di dunia elektronik juga memiliki sistem yang berbeda dengan trafo yang digunakan untuk keperluan teknik listrik.  Trafo di dalam rangakaian elektronika atau untuk keperluan rangkaian elektrik ini berbentuk kecil dan juga memiliki arus yang juga kecil. Tidak terkecuali trafo input dan juga outpunya. Sementara trafo pada rangkaian di teknik listrik, bentuknya memang hampir sama namun fungsi dari trafo yang berbeda. Trafo disini memiliki tegangan yang jauh lebih tinggi di bandingkan trafo rangkaian elektronika.  Namun skema serta gambarnya memiliki tampilan yang sama, semuanya berlaku untuk trafo arus tinggi dan arus rendah serta arus sedang dan juga trafo step down.

Simbol Tr atau OT biasanya digunakan untuk menggambarkan bentuk dari rangkaian trafo tersebut. Simbo OT menggambarkan output trafo dan simbol IT menggambarkan input trafo.  Jenis komponen trafo ini sangat bervariasi.  Semuanya disesuaikan dengan fungsi dan juga kegunaan masing-masing dari trafo. Jenis-jenis trafo adalah:

  • Trafo step up dan juga step down untuk menaikkan atau menurunkan tegangan.

  • Trafo adaptor yang berfungsi untuk mengubah tegangan dari AC ke DC.

  • Trafo IF atau trafo frekuensi menengah untuk penguat frekuensi pada radio.

  • Trafo OT atau Out Put digunakan pada rangkaian penguat.


Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian trafo, semoga rangkaian kali ini berguna dan dapat bermanfaat bagi pembaca.

Minggu, 20 Oktober 2013

Rangkaian Audio

Rangkaian Audio atau biasa disebut amplifier ini tentu sudah tidak asing di telinga anda. Setiap saat anda tentu bisa melihat bentuk dari rangkaian audio ini. Dan rangkaian yang juga bisa anda temukan serta anda buat sendiri adalah Rangkaian Mini Audio Amplifier. Rangkaian mini audio amplifier ini adalah rangkaian yang berfunsi untuk penguat audio sederhana dan juga memiliki harga yang relatif murah dan juga sangat cocok untuk dipasangkan pada radio saku kecil atau mp3 dan juga gadget lainnya. Rangkaian audio amplifier ini bersifat portabel yang menggunakan komponen semikonduktor IC TDA 7052. Dan sifatnya yang portabel, tentu baterai menjadi sumber tegangan yang bisa mengaktifkan rangkaian ini.

Komponen IC TDA 7052 ini memiliki fungsi sebagai komponen yang akan memperkuat output mono  yang masuk di dalam paket DI Package atau DIP. Dan komponen ini memang sudah didesain atau dirancang utnuk menggunakan baterai untuk mengoperasikannya. Fitur dari komponen TDA 7052 ini tidak ada komponen eksternal yang dibutuhkan serta tidak ada suara noise dan juga suara klik dari saklar switch-on dan switch-off. Sementara untuk stabilitas dari komponen ini sudah tidak perlu diragukan lagi. Komponen ini sangat rendah konsumsi daya serta rendah THD dan juga tidak diperlukannya lempeng pendingin.

Rangkaian Audio

Sedangkan keuntungan dan keunggulan lain dari komponen TDA 7052 ini adalah memiliki secara internal pada besaran 40 dB. Penggunaan prinsip Bridge-Tied Load (BTL) digunakan untuk melakukan keseimbangan dan juga pengurangan daya output karena tegangan yang rendah dari TDA7052. Tentu saja hal ini dapat memberikan output sekitar 1 sampai 2 W RMS hingga menjadi beban sekitar 8 Ohm dengan menggunakan power supply sebesar 6 V.

Sementara untuk rangkaian potensiometer di rangkaian ini bisa digunakan untuk melakukan kontrol pada volume C1 dan C2. Kapasitor digunakan untuk menyaring besaran voltase jika baterai digunakan untuk operasi. Untuk pasokan yang mengunakan baterai, tentu saja komponen C1 dan juga C2 sudah tidak diperlukan. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian audio, semoga rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat.

Sabtu, 19 Oktober 2013

Rangkaian UPS Sederhana

Rangkaian UPS Sederhana tentu saja sudah sering anda dengar. Rangkaian ini biasanya memiliki istilah atau kepanjangan dari uninteruptible power supply. Dan cara kerja atau sistem kerjanya yaiut sebagai penyedia listrik jika terjadi kegagalan daya atau kerusakan sistem dan hardware dan juga mati listrik dari PLN. Rangkaian ini memang sudah banyak digunakan terutama untuk penggunakan komputer di perusahaan penyedia jasa telekomunikasi, informasi, hingga internet yang menjadikan UPS sebagai perangkat penting. Kegagalan daya listrik tentu akan sangat merugikan jika tidak dilindungi dengan UPS. Anda bisa membuat sendiri rangkaian UPS ini.

Rangkaian UPS Sederhana


Di pasaran, terdapat dua jenis UPS yaitu UPS standby dan UPS online/line interactive. Tenutnya masing-masing UPS memiliki keunggulan dan juga kekurangannya. Sementara untuk fungsi dari UPS adalah memberikan energi listrik dengan waktu sementara ketika pemutusan aliran dari PLN terjadi. UPS bisa memberikan kesempatan kepada kita sedikit waktu untuk melakukan backup data atau melakukan penghidupan generator. Apalagi yang menggunakan sistem komputer. Pastinya UPS bisa mengamankan dari gangguan listrik yang bisa mengganggu komputer. Rangkaian UPS juga bisa berfungsi untuk melakukan stabilisasi tegangan jika terjadi perubahan tegangan secara mendadak. Dan rangkaian ini dapat digabungkan juga dengan sisttem jaringan Internet. Berikut skema gambar rangkaian UPS sederhana yang bisa anda buat sendiri.

Rangkaian UPS sederhana ini Bisa memberikan tegangan sebesar 12 Volt unregulated dan juga 5 Volt DC regulated. Komponen Transformator T1 akan memundurkan tegangan listrik ke 12V AC yang akan direktifikasi oleh komponan B1. Sinyal akan dihaluskan oleh kapasitor C1. Saat tegangan serta kebutuhan listrik sudah tersedia, baterai pada UPS akan mengisi melalui komponen dioda D3 dan juga IC regulator.  Tegangan dengan besaran 12V dan juga 5V DC tersedia di terminal output. Sementara kerja UPS akan berbeda jika tidak terdapat tegangan listrik. Baterai akan memberikan arus ke komponen IC regulator dan juga terminal 12V DC melalui komponen dioda D4. Sementara komponen dioda D3 akan memblok pembalikkan aliran arus selama mode baterai tersebut. Sedangkan kapasitor C2 dan C3 bekerja sebagai filter. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian UPS sederhana.

Rangkaian Crossover Aktif

Rangkaian Crossover Aktif memiliki fungsi yang bervariasi. Dan salah satunya yang akan dibahas yaitu Rangkaian Crossover Aktif dimana sering digunakan untuk perangkat sistem audio Hi-Fi yang menggunakan komponen LM 833 untuk melakukan penguatan operasional ganda. Ada dua jenis rangkaian crossover yang bisa anda temui, yaitu aktif dan pasif.  Untuk rangkaian crossover pasif hanya akan menggunakan komponen pasif di dalam rangkaian tersebut yang sangat sederhana. Namun rangkaian crossover ini akan membuang begitu banyak dan juga besar energi yang dialirkan di rangkaian ini dan juga bisa membuat distorsi.

Sementara untuk rangkaian crossover aktif, menjadi pilihan yang tepat jika anda ingin menggunakannya untuk perangkat sistem audio Hi-Fi. Rangkaian crossover aktif akan membagi sinyal audio menjadi dua band ketika memasuki rangkaian tersebut. Yang di bagi adalah frekuensi output tinggi dan juga frekuensi output rendah. Dua bagian atau tahap dari power amplifier akan memisah kedua frekuensi ini. Tentu saja berfungsi untuk melakukan kontrol pada area frekuensi rendah dan juga untuk mengontrola pada frekuensi tinggi.

Rangkaian Crossover Aktif


Rangkaian Crossover  Aktif  yang digunakan untuk perangkat sistem audo Hi – Fi ini menggunakan komponen semikonduktor LM 833. Komponen LM 833 ini memiliki fungsi sebagai penguat operasional ganda atau biasa disebut op-amp khusus yang di desain atau di produksi untuk kebutuhan perangkat aplikasi audio. Sekitar 4 op-amp dibutuhkan untuk membuat rangkaian crossover aktif ini. Dua buah komponen IC LM833 akan digunakan di dalam rangkaian ini. Sementara rangkaian corssover aktif akan dibagi menjadi 2 bagian yaitu area atua bagian dari filter low pass dan juga filter high pas. Sedangkan komponen IC 2b akan membentuk sirkuit Butterworth pass filter rendah pertama dan juga output frekuensi rendah akan tersedia di pin output atau PIN1. Sementara pin 7 akan tersedia output frekuensi tinggi di komponen IC 1A. Untuk mengidupkan rangkaian crossover ini, anda bisa menggunakan daya sekitar +15 / -15 V DC. Dan juga komponen pada R dan C bisa diubah guna menerima frekuensi yang berbeda.

Rangkaian Alarm Rumah

Rangkaian Alarm Rumah tentu memiliki kegunaan dan fungsi yang sangat penting. Alarm biasnaya untuk menandakan tanda bahaya atau juga peringatan serta mencegah maling masuk ke dalam rumah anda. Tentu saja rangkaian alarm bisa memberikan peringatan yang akan berbunyi ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data. Pastinya bunyi ini bisa memberikan peringatan kepada sang pemilik rumah tersebut. Tugas utama dari rangkaian alarm rumah ini untuk memberikan perinagtan jika terjadi bahaya dan atau kerusakan di sekitar area rumah anda. Sistem kerjanya jika jaringan melalui sinyal sehingga memberikan peringatan kepada area sekitarnya untuk segera diantisipasi.

Rangkaian alarm rumah ini biasanya dipasang di sekitar area rumah untuk memberikan rasa aman dari bahaya pencurian. Sistem ini tentu saja bisa melakukan monitoring atau pengawasan keamanan rumah dan bisa juga memberikan laporan kepada sang pemilik rumah jika terjadi tindakan atau hal-hal yang tidak diinginkan seperti ancaman kepada keamanan rumah. Sistem kerja rangkaian alarm ini di bagi menjadi 2, dengan Sensor infra merah dan juga alarm GSM.

Rangkaian Alarm Rumah

Gambar diatas merupakan skema rangkaian alarm rumah yang menggunakan perekam suara dimana menggunakan komponen IC di dalam rangkaian tersebut. Suara yang di gunakan bisa dalam bentuk peringatan yang bisa dihasilkan dengan cara merekam sendiri. Anda bisa merekam berbagai macam suara seperti sirine polisi hingga suara-suara peringatan lainnya.

Komponen IC ini memiliki fungsi untuk merekam suara tersebut selama 20 detik. Suara tersebut akan direkam oleh mikrophone yang diubah ke sinyal listrik seperti audio analog, yang diubah menjadi sinyal digital. Sinyal ini nanti akan disimpan di dalam memory EPROM. Sinyal digital ini nantinya akan diubah menjadi sinyal audio analog oleh komponen DAC yang akan dikeluarkan ke speaker.

Tentunya adanya rangkaian alarm rumah ini, juga sebaiknya diimbangi pengawasan terhadap banyaknya alarm-alarm palsu yang bisa menipu anda. Rangkaian alarm rumah disarankan ditempatkan di area-area yang cukup strategis agar mudah untuk dilihat dan dijangkau.

Rangkaian Pemancar TV

Rangkaian Pemancar TV tentunya sudah anda kenal dengan baik. Rangkaian ini memiliki fungsi untuk menangkap sinyal elektro magnetik yang akan menayangkan beberapa siaran televisi ke TV anda. Dan rangkaian pemancar televisi bisa bekerja pada Chanel UHF yang memiliki atau menangkap frekuensi sebesar 470-580 MHz. Rangkaian pemancar ini bisa memancarkan dengan jarak sekitar 30-100 meter yang digabungkan dengan menggunakan kabel antena sepanjang 10-20 cm.

Rangkaian Pemancar TV


Pada rangkaian pemancar TV ini, dibutuhkan sumber daya atau tegangan sebesar 9 hingga 15 Volt. Bisa juga anda menggunakan sumber daya baterai yang memiliki besaran sekitar 9v. Yang harus anda perhatikan jika anda ingin membuat atau merangkai sendiri perangkat pemancar TV ini adalah dengan mengetahui bahwa dimensi atau ukuran dari kumparan disesuaikan dengan besaran dari frekuensi yang anda inginkan untuk diterima oleh rangkaian tersebut. Nilai kumparan sama dengan jumlah coil yang bisa anda dapatkan sebagai berikut :

  • L1 dan L2 : 3 lilitan dengan diameter 3mm menggunakan kawat 0.5mm

  • L3 : 2 lilitan dengan diameter 3 mm dan kawat 0.5mm


Sirkuit elektronik yang digunakan adalah RF Power Amplifier untuk menjadi salah satu komponen dari pemancar UHF TV tersebut. Komponen ini mampu mengangkat hingga 7dB dan bisa menerima sinyal frekuensi sebesar 450-800 MHz. Disarankan untuk menggunakan PCB dengan layer ganda dimana lapisan kedua dihubungkan langsung ke tanah atau ke konduktor lainnya guna mengalirkan aliran arus. Disarankan untuk menggunakan catu daya 25 volt yang memiliki tegangan stabil di sekitar 5 Ampere.

Kontrol tuning bisa dengan cara memutar dua kapasitor yang bersifat variabel tersebut. Pastikan jangan lupa untuk menggunakan kipas heat sink untuk mendinginkan transistor BLW89 agar kinerjanya lebih baik dan tidak panas. Agar menghindari spleater, disarankan untuk melakukan “ground” pada rangkaian pemancar tv tersebut. Komponen osilator harus memiliki peran yang maksimal dan jangan sampai menyebabkan rangkaian kurang bisa bekerja. Gunakan kabel dan juga bahan-bahan yang berkualitas.

Rangkaian Pembagi Arus

Rangkaian Pembagi Arus memang cukup jarang ditemui di beberapa perangkat elektronik. Namun rangkaian ini memiliki fungsi penting terutama jika anda akan melakukan pemasangan komponen atau perangkat Ampere Meter yang biasanya digunakan untuk mengukur arus secara paralel. Dan juga jika pembagian arus lebih dari 1, rangkaian ini bisa anda gunakan. Dua buah komponen resistor menjadi bagian penting yang tidak boleh terlewatkan jika anda ingin membuat rangkaian tersebut. Salah satu kaki resistor digabungkan menjadi satu ke sumber tegangan dan kaki yang lain atau sisanya dihubungkan ke beban.

Rangkaian Pembagi Arus

Gambar rangkaian pembagi arus di atas adalah bentuk sederhana dari rangkaian pembagi arus tersebut. Perhitungan untuk mendapatkan arus total atau disimbolkan I akan terbagi ke rangkaian resistor R1 dan juga R2 hingga memiliki simbol I1 dan juga I2.
Perhitungan rumus :

I : I1 + I2 : V/R1 + V/R2


Terlihat dengan jelas bahwa melalui rumus tersebut masing-masing arus akan terbagi menjadi 2 hingga membentuk I1 dan I2. Nilai dari I1 dan juga I2 ini memiliki besaran atau nilai yang sama dengan R1 dan R2 yang dialiri oleh arus tersebut. Besaran nilai konduktansi yang disimbolkan oleh G akan sama dengan nilai dari resistor baik R1 dan R2. Perhitungan rumusnya adalah :

G : 1/R
I1 : I * G1 / G1 + G2
I 2 : I * G2 / G1 + G2


Untuk mengetahui perangkat atau rangkaian apa saja yang menggunakan aplikasi rangkaian pembagi arus ini dapat anda temukan pada rangkaian pembagian arus untuk komponen LED yang tertera pada gambar atau skema di bawah ini.

Resistor pada rangkaian LED ini memiliki 2 fungsi. Yang pertama tentu saja untuk pembagi arus dan juga untuk melakukan pembatasan arus yang melewati rangkaian LED tersebut. Nilai atau besaran resistor ini harus seimbang dan sesuai dengan arus maksimal yang melewati LED ini. Besaran atau nilai resistor harus sama besar yang dipasang di rangkaian tersebut agar LED menyala sama terang dan juga arus terbagi secara rata dan seimbang.

Jumat, 18 Oktober 2013

Rangkaian Home Theater

Rangkaian Home Theater tentunya sudah sering anda dengar dalam kehidupan sehari. Rangkaian ini memiliki fungsi untuk menimbulkan suara layaknya sebuah teater yang ditampilkan ke dalam ruangan bioskop anda. Rangkaian ini dibuat untuk menyamai kinerja suara audio teater komersial. Dan rangkaian home theater ini lebih di kenal dengan sebutan bioskop di rumah. Untuk hiburan di rumah, tentu saja rangkaian ini sangat cocok untuk anda.

Rangkaian Home Theatre ini biasanya terdiri dari ruangan kedap suara dimana berfungsi untuk membuat suara yang di hasilkan tidak terdengar dan keluar dari ruangan yang kita huni.  Rangkaian Home Theater ini biasanya terdiri dari peralatan audio yang bisa menghasilkan suara layaknya di bioskop atau biasa disebut surround. Rangkaian Home Theatre ini bisa anda buat sendiri dengan menggunakan komponen elektronik yang bisa anda dapatkan dengan mudah.

Seperti yang disebutkan di atas bahwa rangkaian ini bisa membawa suasana audio di bioskop ke dalam rumah. Artinya suara bioskop yang biasa disebut surround akan hadir ke dalam rumah anda.

Rangkaian Home Theater


Berikut ini beberapa daftar komponen yang bisa anda gunakan untuk membuat home theater sendiri :

  • R1, R2 R7 R8 R12 R13 R18 R19 R20 : 47 K ohm

  • R3 R4 R5 R6 R21 R22 R34 R35 : 10 Kohm

  • R9 R10 R11 R14 R15 R16 R17 : 15 Kohm

  • R:23, 24, 25, 33, 36 : 100 ohm

  • R26 R27 R28 R31 R32 : 100 Kohm

  • R29 & R30 : 5.6 Kohm

  • C1 & C8 : 47 uF 25 Volt

  • C2 C7 C9 C14 C23 : 47 nF 100 V

  • C3 & C6 : 1 uF 100 V

  • C4 C5 C10 : 33 pF 100 V

  • C11 C12 C15 : 10 uF 25 V

  • C13 : 82 Nf

  • C16 : 18pF 100V

  • C17 : 100 pF mini adjustable capacitor

  • C18 : 2.2 nF

  • C19 : 4.7 uF 25 V

  • C20 : 100 nF 100 V

  • C21 : 10 nF

  • C22 : 180 pF

  • C24 : 150 nF

  • RV1 RV2 : 2 x 10 Kohm

  • RV 3 RV 4 : 10 K Log pot.

  • D1 : 1N4148

  • IC1 IC6 : TL072

  • IC2 IC3 : TL074

  • IC4 : MN3101

  • IC5 : MN3004

  • JI hingga J6 : RCA


Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian home theater, semoga rangkaian kali ini nantinya berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

Kamis, 17 Oktober 2013

Rangkaian Lampu Neon

Rangkaian Lampu Neon tentu saja anda sudah mengerti arti dan fungsinya. Lampu neon ini sering digunakan untuk penerangan baik saat biasa atau mungkin juga digunakan untuk lampu emergency. Untuk lampu emergency, lampu neon memang selalu menjadi bahan yang digunakan. Selain hemat energi, tentu saja perawatannya lebih gampang. Neon memang bisa menjadi salah satu alternatif sumber cahaya bagi ruangan di rumah anda. Sementara fungsi lain seperti yang sudah disebutkan bahwa neon juga bisa digunakan saat darurat yitu ketika saat listrik dari PLN mengalami kerusakan seperti putus atau pemadaman bergilir. Anda bisa membeli rangkaian di toko-toko elektronik dengan harga yang lumayan mahal. Dan untuk lebih menghemat, anda bisa membuat dan merangkai sendiri rangkaian lampu neon ini. Cukup menggunakan beberapa komponen yang bisa anda dapat di toko elektronik, anda sudah bisa merangkaianya.

Komponen utama yang tidak boleh anda lupakana adalah trafo step-up yang akan menghasilkan tegangan hingga 350 V dengan membutuhkan input sekitar 12 Volt DC. Komponen utama ini akan digabungkan dengan beberapa komponen seperti resistor, dan juga transistor jenis mosfet serta kapasitor hingga akhirnya membentuk rangkaian lampu emergency.

Rangkaian Lampu Neon

Berikut ini beberapa daftar komponen dari rangkaian lampu neon yang bisa anda dapatkan dengan mudah di toko-toko elektronik di dekat rumah anda :

  • C1: 100 uf 25 Volt Electrolytic Capacitor

  • C2 dan C3 : 0.01 uf 25Volt Ceramic Disc Capacitor

  • C4 : 0.01 uf 1 KV Ceramic Disc Capacitor

  • R1 : 1 K ¼ W Resistor

  • R2 : 2.7 K ¼ W Resistor

  • Q1 : IRF510 MOSFET

  • U1 : TLC555 Timer IC

  • T1 : 6 Volt 300 mA Transformer

  • Lampu : 4W Fluorescent Lamp atau neon

  • PCB, jumper dan juga pendingin atau Heatsink untuk dipasang pada transistor Q1.


Komponen pendingin atau heatsink diwajibkan terpasang pada komponen transistor yang fungsinya untuk mendinginkan transistor tersebut.

Rangkaian Kontaktor

Rangkaian Kontaktor atau bisa juga disebut Magnetic Contactor dengan simbol MC memiliki fungsi yang berguna untuk penghubung atau rangkaian kontak dengan nilai kapasitas yang besar namun menggunakan daya yang minimal. MC atau magnetic Contractor ini sama dengan relay yang menghasilkan kapasitas yang cukup besar. Biasanya rangkaian kontaktro ini terdiri dari 3 pole kontak utama dan juga kontak bantu atau auxiliari contact. Dengan memberikan tegangan pada komponen koil pada rangkaian kontaktor yang disesuaikan dengan spesifikasi dari rangkaian tersebut. Komponen koil dan juga kontak utama menjadi komponen dari rangkaian kontaktor ini. Koil berfungsi untuk menghasilkan medan magnet yang bertugas menarik kontak utama. Sehingga akan terhubung langsung ke komponen pole di dalam rangakain tersebut.

Rangkaian Kontaktor


Cara kerja dari Rangkaian kontaktor ini adalah dengan Relay dan Kontaktor dimana memiliki prinsipnya kerja rangkaian yang menghasilkan magnet akan membuat penutup tersebut bergerak dan juga pembuka saklar internal. kekuatan saklar internalnya memiliki besaran yang berbeda. Jika rangkaian tersebut diberikan arus listrik pada coil relay atau kontaktor, saklar internalnya akan saling berhubungan.

Saklar internal ini kadang disebut NO atau Normally Open dan kontak biasanya disebut NC atau Normally Close. Relay memiliki fungsi yang sama sebagai pemutus dan juga penghubung seperti fungsi yang terdapat pada tombol Push and Button dan juga saklar. Sementara Kontaktor sebagai Breaker untuk melakukan pemutusan dan juga melakukan hubungan ke beban. Kontak NO dan NC serta 3 buah kontak NO utama terdapat di rangakain kontaktor yang befungsi untuk menyambungkan dan menghubungkan antara arus listrik sesuai dengan ukurannya.

Time Delay Relay (Timer) dan Thermal Over Load Relay (Tripper) adalah komponen Timer dan Tripper yang juga memiliki kontak NO dan NC. yang membuat perbedaan rangkaian kontaktor hanyalah pada kondisi saat aktif saja. Kontak NO dan NC tersebut akan bekerja ketika diberi ketetapan waktu yang dapat kita atur pada potensiometer. Sementara pada komponen Tripper atau Thermal Over Load Relay, kontak NO dan NC akan bekerja jika memperoleh tekanan dari bimetal trip. Apabila resistance wire dilewati oleh arus yang memiliki nilai lebih besar dari nominalnya, bimetal trip akan melengkung sehingga kontak NC akan berubah menjadi NO.

Rangkaian Saklar Otomatis

Rangkaian Saklar Otomatis merupakan rangkaian yang akan aktif secara otomatis jika terkena aliran yang dipasang di dalam rangkaian tersebut melalui sensor. Salah satu rangakain saklar otomatis yang bisa anda temukan adalah di perangkat baterai. Komponen baterai memang memiliki peran penting dan juga sangat vital. Baterai menjadi salah satu komponen yang menjadi sumber energi dimana menyediakan tegangan kepada perangkat elektronik yang menggunakannya. Dengan majunya teknoloi dan ketergantunga manusia terhadap teknologi, membuat para produsen berlomba-lomba membuat perangkat teknologi dengan menggunakan rangkaian baterai sederhana. Dan perangkat elektronik ini mencoba untuk memaksimalkan kerja baterai dan juga kerja perangkat elektronik dengan minimalisir kebutuhan energi yang dikeluarkan oleh baterai tersebut.

Rangkaian Saklar Otomatis


Gambar diatas merupakan rangkaian saklar otomatis. Rangkaian diatas menggunakan sumber energi dari baterai 9 Volt yang dipasang di dalam rangkaian tersebut. Ketika saklar S1 anda aktifkan atau tekan, maka akan terdapat aliran listrik yang mengalir ke dalam rangkaian dalam jangka waktu 1 menit. Ketika melebihi waktu 1 menit, aliran akan diputus yang menuju ke arah baterai. Nilai 20 mA adalah besaran puncak dari arus switching ini. Dengan nilai ini maka menjadi titik puncak bagi baterai untuk bekerja di perangkat elektronik.

Komponen utama dari saklar otomatis ini adalah komponen transistor PNP Darlington atau yang disimbolkan T1. Komponen ini akan didorong kedalam konduksi berkat adanya tekanan dari saklar S1. Komponen ini bisa bertahan di arus-arus kecil. Besaran nilai dari Kapasitas kapasitor C 1 adalah 100 MF. Hambatan di komponen A3 akan membatasi muatan arus dari kapasitor yang berguna untuk memastikan lama waktu menekan saklar.

Kapasitor C1 akan menentukan periode aliran ke arah beban. T1 akan didorong dalam keadaan cut off. Dan keadaan ini akan ditentukan oleh R1. Fungsi dan penempatan dioda sangat penting untuk melindungi dari keadaan polaritas terbalik. Kejadian tegangan balik bisa diterima dengan baik oleh komponen Darlington diantara basis dan emitor dengan nilai sebesar 1o V. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian saklar otomatis, semoga artikel rangkaian kali ini bermanfaat.

Rabu, 16 Oktober 2013

Skema Rangkaian Subwoofer

Skema Rangkaian Subwoofer ini biasanya terdapat di audio-audio mobil dan juga di speaker-speaker yang berfungsi untuk membuat suara speaker lebih menggelegar lagi. Dan memang subwoofer bisa membuat suara speaker anda menjadi lebih terdengar maksimal dan membahana. Apalagi jika anda menggunakannya untuk mendengarkan musik atau film. Pengertian dari subwoofer itu sendiri adalah perangkat atau komponen untuk mengangkat dan menangkap frekuensi rendah karbon dari frekuensi 20 Hz sampai dengan 200 Hz. Rangkaian perangkat tambahan pada speaker ini memang lebih difungsikan untuk menambah atau mengangkat suara-suara rendah seperti bass.

Rangkaian subwoofer ini harus mengeluarkan suara yang bisa mencukupi dan memenuhi standar kemampuan pendengaran manusia. Usahakan suara yang dihasilkan berkisar di frekuensi sedang. Jangan terlalu nyaring dan juga terlalu rendah yang bisa mengakibatkan suara kurang nyaman didengar. Oleh sebab itu perangkat speaker difungsikan untuk membantu proses pengaliran suara tersebut. Akan tetapi perangkat speaker mempunyai keterbatasan dalam melakukan proses aliran suara ini di area-area dengan frekuensi yang tidak bisa dijangkaunya.

Skema Rangkaian Subwoofer

Rangkaian subwoofer ini memang berguna untuk menambahkan rentan frekuensi pengeras suara yang memiliki frekuensi lebih tinggi. Dan di dalam rangkaian subwoofer ini, biasnaya terdapat beberapa transduser pengeras suara dimana berfungsi untuk menghentikan tekanan udara ketika melawan deformasi. Speaker yang bisa digunakan dalam rangkaian subwoofer ini sangat bervariasi. Speaker yang biasa menerima frekunesi 3500 Hz sampai dengan 20 KHz ini memang bekerja di frekuensi yang tinggi. Sementara speaker Midrange mampu menangkap frekuensi dari 350 Hz sampai 4500 Hz. Sedangkan speaker Midwoofer mampu menangkap frekuensi sebesar 80 – 350 Hz dan speaker yang mampu menangkap frekuensi di bawah 40 Hz.

Untuk urusan desain, tentu saja skema rangkaian subwoofer bisa dikreasikan. Dan rata-rata adalah menggunakan desain reflek bass dimana menggunakan radiator pasif. Biasanya desain ini memiliki ukuran yang sedang dan juga tidak terlalu besar serta memiliki harga cenderung murah. Dan rangkaian atau perangkat subwoofer ini memiliki transduser yang didukung oleh perangkat diluar subwoofer tersebut.

Rangkaian Dioda

Rangkaian Dioda biasanya digunakan untuk mengubah tegangan AC (alternative current) menjadi tegangan DC (direct current). Dan sifat dioda sendiri berguna untuk menghantarkan arus pada tegangan maju serta menghambat aliran arus balik.

Rangkaian Dioda

Berikut akan dijelaskan mengenai fungsi dari rangkaian dioda tersebut. Fungsinya adalah :

  • Sebagai alat penyearah seperti dioda bridge

  • Berfungsi untuk menstabilkan tegangan seperti halnya dioda zener

  • Sebagai pengaman atau sekring jika terjadi konsleting listrik

  • Berfungsi untuk memangkas atau menghilangkan tegangan jika besaran tegangan tersebut berada di atas atau bawah dari nilai tegangan yang ditentukan. Biasanya disebut rangkaian clipper.

  • Berfungsi untuk menambahkan komponen DC pada sinyal AC yang juga disebut sebagai rangkaian clamper.

  • Berfungsi untuk menggandakan tegangan

  • Bisa digunakan sebagai indikator seperti LED (Light Emitting Diode)

  • Sementara pada rangkaian power amplifier, dioda berfungsi untuk sensor panas

  • Dioda bisa juga sebagai sensor cahaya yaitu dioda photo.

  • Untuk dioda varactor, bisa digunakan untuk rangkaian VCO (Voltage Controller Oscillator).


Sementara untuk jenis-jenis dioda, terdapat sekitar 5 jenis yang memiliki fungsi masing-masing. Adapun jenisnya adalah :

  • Dioda standard.

  • Biasanya dioda ini memiliki 2 macam yaitu germanium dan silikon. Dioda jenis ini memiliki batasan tertentu seperti frekuensi, tegangan balik, arus dan suhu. Dan besaran tegangan yang terdapat di dioda akan berubah turun jika mengalami penerimaan frekuensi, tegangan balik dan arus serta suhu yang berubah dari nilai yang sudah ditetapkan.

  • Light Emitting Diode (LED)

  • Biasanya pada dioda ini bisa memancarkan cahaya jika diberi tegangan atau polaritas di kedua ujungnya. Lapisan fosfor yang melapisi dioda akan menyala. Dan jika dioda ini menerima tegangan atau frekuensi di atas nilai yang sudah ditetapkan, biasanya keawetan dioda ini akan hilang. LED juga bisa digunakan untuk sensor gerak pada rangkaian sensor gerak.

  • Dioda zener

  • Fungsi dari dioda ini untuk menstabilkan tegangan yang diterima oleh rangkaian. Dioda zener juga bisa digunakan untuk membatasi tegangan yang masuk untuk menjaga keamanan rangkaian tersebut.

  • Dioda photo

  • Dioda photo ini sangat sensitif dengan cahaya. Jika ada cahaya yang masuk ke dioda ini, maka ia akan menghantarkan arus.

  • Dioda varactor

  • Dioda ini bisa menghasilkan nilai kapasitansi yang sesuai dengan kebutuhan rangkaian tersebut. Dioda ini sangat membantu peralatan saat ini yang dipenuhi dengan media digital.


Demikian sedikit pengetahuan mengenai rangkaian dioda yang bisa membantu anda memahami salah satu komponen yang sering digunakan di alat elektroni dan rangkaian listrik.

Jumat, 11 Oktober 2013

Rangkaian Sirine Polisi

Rangkaian Sirine Polisi biasanya digunakan oleh mobil polisi untuk kegiatan yang mendesak atau khusus. Seperti mengejar penjahat, mengiringi rombongan pejabat, Presiden hingga ke tamu negara yang sedang berkunjung. Dan anda juga bisa membuat rangakain sirine ini sendiri. Rangkaian sirine ini merupakan alat yang menghasilkan suara dan atau bunyi sebagai tanda bukti bahwa telah terjadi sesuatu. Dan biasanya pula range atau jarak dengar bisa sangat jauh guna memberikan peringatan tersebut.

Pada prinsipnya, sistem kerja rangkaian sirine mobil polisi akan menggunakan arus DC yang mengalir ke dalam rangkaian tersebut. Nanti terdapat saklar yang akan difungsikan sebagai tombol ON dan OFF. Jika saklar ditekan, maka arus akan mengalir di dalam rangkaian dan akan mengeluarkan . Jika anda melihat film-film Hollywood, tentu anda sudah pernah melihat bagaimana mobil polisi beraksi. Lampu polisi akan diletakkan di atas yang dibarengi dengan suara sirine yang sangat nyaring.

Rangkaian Sirine Polisi

Gambar Skema Rangkaian Sirine Polisi


Sementara prinsip kerja atau sistem kerja dari rangkaian sirine mobil polisi ini adalah ketika aliran sinyal mengalir di dalam rangkaian atau telepon yang akan membuat lampu sirine akan menyala secara otomatis. Nyala lampu ini tentu sudah bisa memberitahukan kepada orang yang melihat bahwa terdapat sebuah kejadian atau peristiwa meskipun sirine belum terdengar. Ada banyak jenis dan juga cara yang digunakan untuk membuat rangkaian sirine mobil polisi. Salah satunya adalah dengan menggunakan handphone untuk pengoperasiannya.

Untuk membuat rangkaian sirine polisi, ada beberapa daftar komponen yang harus anda miliki. Diantaranya adalah :

  • IC NEE555 : 2 buah

  • Resistor 47 KOhm : 1 buah

  • Resistor 2,2 KOhm : 2 buah

  • Kapasitor 47 uF : 1 buah

  • Kapasitor 0,01 uF : 1 buah

  • Kapasitor 1 uF/16V: 1 buah

  • Kapasitor 0,1 uF: 1 buah

  • Potensiometer 47 KOhm : 1 buah

  • Potensiometer 100 KOhm : 1 buah

  • Speaker : 1 buah

  • Micro Switch : 1 buah

  • Power Supply 5V – 15V


Komponen IC berfungsi sebagai astable multivibrators. Komponen IC NE555 ini akan mengontrol frekuensi dari rangkaian sirine polisi. Ketika saklar diaktifkan, maka suara sirine akan langsung berbunyi. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian sirine polisi, semoga artikel rangkaian kali ini dapat berguna dan bermanfaat. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Audio Mixer, Rangkaian Bel dan Rangkaian Alarm Motor.

Rangkaian Stabilizer

Rangkaian Stabilizer atau biasa disebut stabiliser ini merupakan alat yang sering digunakan untuk melakukan penstabilan besaran tegangan arus listrik yang tidak konstan atau tidak stabil yang kadang sering berubah-ubah. Dengan kondisi listrik yang tidak stabil, tentu saja beberapa peralatan elektronik bisa tidak maksimal untuk bekerja disebabkan hal tersebut. Penerimaan voltase yang terlalu tinggi dan rendah, bisa membuat perangkat elektronik akan mengalami kerusakan.

Biasanya rangkaian stabilizer ini sering digunakan untuk penggunaak komputer atau PC yang membutuhkan listrik yang stabil. Pasalnya di dalam PC terdapat berbagai macam perangkat elektronik yang tentu saja membutuhkan asupan listrik yang stabil. Dan rangkaian stabilizer ini biasanya akan selalu terhubung dengan PC guna membuat tegangan terus stabil. Anda sebenarnya bisa membuat rangakian stabilizer sendiri yang bisa digunakan untuk menggantikan komponen IC (regulator) seri 78XX. Apa saja komponen yang dibutuhkan ? Berikut penjabarannya.

Rangkaian Stabilizer

Daftar komponen :

  • R1 : 0,2 R2 K Ohm

  • R2 : Uo – Ur K Ohm

  • C1 : 150pF

  • C2 : 10uF/40 Volt

  • T1 : BC161

  • IC1 : CA 3130

  • Uo : tegangan keluaran

  • Ur : U D1

  • Ur : 6,8

  • R1 : 220 Ohm

  • R2 : 1,2 K Ohm

  • R3 : 6,8 K Ohm


Di Indonesia rangkaian stabilizer menjadi salah satu alat yang cukup penting. Pasalnya listrik di Indonesia tidak stabil. Instalasi dan juga pendistribusian listrik PLN di Indonesia yang kurang baik, memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap teganganyang mengalir. Tentu saja peralatan elektronik di rumah bisa terkena dampak akibat ketidak stabilan tersebut. Dan rangkaian stabilizer dapat menjaga kestabilan dan juga keawetan dari peralatan elektronik anda dan tentu saja bisa mendapatkan besaran tegangan listrik yang cukup stabil. Keuntungan lain dari stabilizer adalah jika tegangan listrik dari PLN tidak stabil terus menerus, maka stabilizer akan rusak terlebih dahulu. Sementara perangkat elektronik yang anda punya masih bisa digunakan sebagaimana mestinya.

Kamis, 10 Oktober 2013

Rangkaian Cas Aki

Rangkaian Cas Aki mempunyai fungsi sebagai perangkat atau rangkaian yang bisa melakukan pengisian ulang kepada aki yang sudah habis tegangannya atau biasa disebut tekor. Dan rangkaian cas aki ini biasanya digunakan untuk melakukan pengisian ulang pada aki motor dan mobil. Rangkaian ini mempunyai sistem kerja dan sebagai berikut :

  • Sumber listrik DC ini tersimpan di dalam aki yang bertugas mengalirkan tegangan ke komponen-komponen di dalam motor atau mobil. Dan tentu saja jika aki habis, perlu dilakukan pengisian ulang.

  • Rangkaian cas aki ini harus memiliki tegangan yang jauh lebih tinggi dan besar dari besaran atau tegangan dari aki itu sendiri agar terjadi proses pengisian kembali

  • Pembersihan plat dari sulfation juga menjadi salah satu cara agar proses pengisian ulang aki berjalan sukses dan lancar.


Rangkaian Cas Aki

Untuk membuat rangkaian charger aki, anda membutuhkan komponen sebagai berikut

1. Trafo
Gunakan trafo step down dengan besaran 12 volt. Trafo ini berguna untuk menurunkan tegangan PLN dari 220 Volt menjadi 12 volt saja. Selain untuk menurunkan tegangan, trafo ini juga bisa untuk menyuplai daya listrik saat melakukan proses pengecasan. Cari trafo yang memiliki nilai atau besaran ampere yang memiliki nilai lebih tinggi dari aki. Pasalnya jika lebih kecil dari aki, pengisian ulang akan membutuhkan waktu yang lama.

2. Dioda
Trafo mengeluarkan tegangan atau output AC atau arus bolak-balik, sementara aki menggunakan tegangan searah atau DC. Oleh sebab itu komponen Dioda dibutuhkan disini untuk membuat tegangan AC berubah menjadi tegangan DC. Dioda dengan seri 1N4001dan atau 1N4002 serta 1N 4007 sudah cukup membantu.

3. Amperemeter
Amperemeter sangat dibutuhkan untuk mengukur besaran tegangan listrik yang dikeluarkan dan juga dibutuhkan ketika melakukan proses pengisian ulang dari aki tersebut.

4. Kapasitor
Kapasitor ini berfungsi untuk perata arus. Namun kapasitor bukan merupakan komponen yang wajib untuk dipasang. Pasalnya aki sendiri merupakan kapasitor yang juga bisa melakukan perataan arus. Demikian informasi ini agar bisa menambah pengetahuan di dunia elekrtonika.

Rangkaian Mixer

Rangkaian Mixer atau audio mixer ini biasanya berfungsi untuk menggabungkan beberapa input atau masukkan dari berbagai macam sumber audio dan menggabungkannya menjadi satu bagian output audio. Mixer biasanya bisa anda temukan di studio rekaman hingga ke arena-arena konser mulai dari kecil hingga besar. Disebabkan fungsi dan tugasnya tersebut, tentu membuat mixer menjadi salah satu alat utama guna membuat suara di acara-acara tersebut menjadi lebih enak untuk didengar. Dan anda bisa melihat berbagai macam mixer yang dijual di pasaran. Dan biasanya mixer tersebut memiliki pre-amp, tuner, control dan adder. Dan anda bisa mencoba untuk membuat sendiri rangkaian mixer untuk digunakan di kamar atau di tempat anda latihan.

Audio mixer memang sangat dibutuhkan oleh para musisi. Seperti yang disebutkan diatas, mixer memang berfungsi untuk menguatkan sinyal audio menjadi satu dan menggabungkannya hingga memiliki output yang enak dan nyaman untuk didengar. Untuk penjelasannya secara ilmiah dan sesuai dengan dunia eletronika, mixer akan mencamur semua input yang masuk, lalu mixer akan menyeimbangkan semua input tersebut hingga kemudian mengirimnya ke cross over dan membawa hasil tersebut ke power amplifier hingga dihasilkan output sesuai dengan kemampuan mixer tersebut ke speaker. Jika mixer tersebut stereo, tentu output yang dihasilkan bisa stereo. Sementara jika mixer tersebut mono, maka hasilnya akan mono.

Rangkaian Mixer

Anda bisa membuat sendiri rangkaian mixer sederhana di rumah anda. Skema diatas bisa sedikit membantu untuk merangkai mixer. Pada rangkaian tersebut terdapat 4 komponen yang akan dikendalikan oleh IC SSM 2024. Untuk sinyal atau noise mencapai 90 db dengan bandwith sekitar 130 kHz. Untuk komponen IC SSM 2024 ini, biasanya sangat cocok dan bisa bekerja dengan maksimal di tegangan sebesar 9 V dan juga 18 V. Namun untuk meraih hasil lebih bagus lagi, tegangan dengan besaran hingga 15 V akan membuat kinerja rangkaian mixer ini akan mencapai puncaknya. Demikian sedikit pengetahuan mengenai rangkaian mixer tersebut. Semoga menjadi hal yang bermanfaat bagi anda.

Rabu, 09 Oktober 2013

Rangkaian Charger Otomatis

Rangkaian Charger Otomatis biasanya digunakan untuk melakukan pengisian ulang terhadap beberapa perangkat elektronik seperti aki dan juga baterai. Yang biasa digunakan tentu saja rangkaian untuk pengisian ulang aki. Aki merupakan sebuah rangkaian yang di gunakan pada kendaraan bermotor. Rangkaian charger otomatis ini tentu saja digunakan untuk melakukan proses pengisian kepada aki disaat aki tersebut sudah habis. Peran aki memang cuku penting di dunia kendaraan bermotor dan juga elektronika. Dan tentu saja peran aki jadi perhatian penting dan juga perlu mendapat perawatan.

Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri ketika aki sudah mulai rusak dan tidak bisa menyimpan arus, perhatian dari suara klakson yang tidak lagi nyaring. Bisa juga dengan starter mobil yang tidak lancar serta sinar lampu yang juga kurang terang dimana merupakan salah satu penyebab kurangnya tegangan di dalam aki itu sendiri.

Rangkaian Charger Otomatis


Rangkaian automatic lead acid baterry charger atau biasa disebut rangkaian charger otomatis, merupakan salah satu perangkat yang digunakan untuk melakukan pengisian ulang. Pemberian arus ke aki secara konstan, akan memutus secara otomatis jika tegangan di aki telah penuh. Dan inilah tugas serta fungsi di dalam rangkaian charger otomatis tersebut.

Rangkaian automatic charger atau rangakain charger otomatis ini bisa digunakan untuk pengisian ulang pada aki 6 Volt, 12 Volt dan juga 24 volt yang tergantung dari trimpot vr. Isi maksimal dari aki yang bisa diisi adalah 60 ah. Komponen scr bisa di ganti dengan jika ingin mendapatkan pengisian yang lebih besar dari 60 ah. Dan tentu saja jenisnya berbeda dengan scr di dalam rangkaian aki tersebut . Pada rangkaian charger otomatis ini, di dalam rangkaian tersebut tidak menggunakan relay yang beguna untuk pemutus arus di kala melakukan pengisian aki tersebut. Pada rangkaian charger otomatis ini atau biasa disebut automatic charger, menggunakan komponen scr yang memiliki nilai ketahanan cukup baik dibandingkan dengan relay. Sehingga nyala aki menjadi lebih awet.

Rangkaian Solar Cell

Rangkaian Solar Cell adalah rangkaian yang menggunakan tenaga matahari untuk pengoperasiannya. Ada banyak komponen yang bisa menggunakan rangkaian solar cell ini. Pemanfaatan sinar matahari bisa menjadi salah satu manfaat yang digunakan sebagai sumber listrik. Dan rangkaian solar cell ini bisa kita gunakan untuk menghemat listrik yang tentu saja menghemat pengeluaran juga. Ada beberapa komponen dimana salah satunya adalah rangkaian pembangkit listrik sederhana yang bisa digunakan untuk berbagai kegiatan seperti mencharger lampu emergency dan juga keperluan lainnya.

Rangkaian Solar Cell

Sistem kerja dari rangkaian solar cell atau rangkaian pembangkit listrik tenaga sinar matahari ini, sinar dari matahari akan diterima oleh panel surya yang terdapat di rangkaian tersebut yang kemudian diubah menjadi tenaga listrik. Tenaga listrik yang dihasilkan dari rangkaian memang relatif lebih kecil. Pasalnya rangkaian tersebut menggunakan panel dimana disetiap 8 Cell Panel yang disusun secara seri, tegangan yang dihasilkan hanya mampu mencapai kurang lebih 4 Volt atau setara dengan arus 200 mA. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu rangkaian elektronik tambahan yang berguna untuk meningkatkan tegangan dan arus tersebut. rangkaian tambahan ini digunakan untuk Charger Baterai guna mendukung output yang lebih besar. Rangkaian tambahan ini bertugas sebagai rangkaian Inverter DC ke DC, dimana rangkaian ini memiliki 2 buah kapasitor, 1 transistor dan 1 buah resistor dan juga 1 Dioda

Untuk membuat rangkaian ini, ada beberapa komponen yang bisa anda gunakan. Komponen tersebut :

  • 8 cell panel surya 0.5v 200 mA (bisa juga anda gunakan solar panel pada kalkulator yang sudah rusak).

  • Transistor TIP 31

  • Resistor 1 K

  • Capacitor 100 uF

  • Dioda BY207 atau Diada dengan besaran 5 Ampere

  • Capacitor 10 uF

  • Kawat email dengan diameter 0.25 mm yang memiliki panjang 3 m

  • Batang Ferite yang biasa di pakai di radio AM.

  • Aki Motor.


Semua komponen rangkaian solar cell ini bisa anda dapatkan dengan mudah di toko-toko elektronik. Setelah semua komponen didapat, anda bisa langsung merangkainya sesuai dengan skema gambar yang sudah tersedia.

Rangkaian Charger Accu

Rangkaian charger accu memiliki fungsi untuk melakukan charger atau pengisian ulang kepada aki khususnya untuk aki motor dan mobil. Rangkaian charger aki ini memiliki prinsip kerja dan juga dasar sebagai berikut :

  • Aki atau bisa juga disebut accu merupakan sumber listrik DC. Dan tentu saja untuk pengisian kembali membutuhkan tegangan DC.

  • Tegangan arus DC pad aalat charger harus lebih besar dari tegangan yang dimiliki oleh aki, contoh tegangan aki mobil/motor 12,65 volt,  maka tegangan charger minimal 13,5 Volt maka arus listrik akan mengalir ke aki.

  • Melakukan pengisian ulang aki bukan hanya memasukan arus listrik kedalam plat saja, namun membersihkan plat aki dari sulfation juga harus dilakukan dengan cara memasukan aliran listrik. Dan hal ini bisa membuat plat aki bersih.


Untuk membuat rangkaian charger aki, anda membutuhkan komponen sebagai berikut

  • Trafo yang memiliki besaran 5 Ampere

  • Kabel untuk disambungkan ke PLN

  • Sekring

  • Saklar

  • Diode Bridge 35 ampere

  • Ampere meter 0-15 ampere

  • Kabel dengan panjang 5 meter

  • Capit Buaya


Rangkaian Charger Accu


Untuk merangkai dan membuat rangkaian charger aki ini, disini terdapat skema gambar yang memberitahukan posisi trafo pada gulungan primer dan kabel untuk ke PLN serta 1 kabel yang dihubungkan langsung ke trafo dimana tertulis 240 volt (besaran listrik di Indonesia) serta 1 kabel lagi yang dhubungkan ke sekring. Keungulan dan kelebihan dari charger ini adalah :

  • Bisa digunakan untuk melakukan pengisian aki motor dan mobil dengan ukuran 32 sampai dengan 120 ampere

  • Bisa juga untuk mendeteksi aki baik dan buruk

  • Bisa untuk merekondisi aki

  • Bisa digunakan pengisian ulang selama 48 jam


Tipe rangkaian charger accu ini bisa juga untuk melakukan pengisian 1 hingga 2 buah aki caranya dengan memindahkan kabel untuk menghubungkan aki tersebut. Gunakan jalur kabel untuk 2 aki jika ingin melakukan pengecasan sekaligus. Demikian sedikit informasi yang bisa anda gunakan untuk merangkai charger accu sendiri.

Rangkaian Buzzer

Rangkaian Buzzer atau biasa disebut rangkaian alarm pengingat pesan dan tanda, tentu sudah sering anda temukan di beberapa perangkat elektronik. Di masa era teknologi modern ini, tentu alarm sudah tersedia di beberapa perangkat elektronik. Mulai dari handphone dan juga jam memiliki alarm sebagai tanda peringatan tersebut. Dan tentunya rangkaian buzzer atau rangkaian alarm ini menjadi salah satu rangkaian penunjang di beberapa perangkat elektronik tersebut. Namun tidak jarang rangkaian ini sering berdiri sendiri sebagai perangkat elektronik tunggal. Dan anda bisa merangkai sendiri rangkaian ini dengan menggunakan beberapa komponen yang bisa anda temukan dengan mudah.

Gambar Skema Rangkaian Buzzer


Rangkaian Buzzer


Pada skema gambar diatas, kita bisa membuat sebuah rangkaian buzzer yang unik. Dalam rangkaian ini, berfungsi untuk mendeteksi gerakan dan juga cahaya yang bisa membantu anda mencegah kasus pencurian. Dan biasanya memang pencuri akan memasuki rumah dengan cara mematikan lampu penerangan terlebih dahulu agar tidak terlihat gerak-geriknya. Dan rangkaian ini bisa membantu anda untuk mengatasi masalah tersebut.

Di skema rangkaian ini terdapat komponen Timer IC NE 555. Komponen R4 LDR digunakan untuk mendeteksi atau melakukan penginderaan cahaya yang berada di sekitar ruangan di dekat rangkaian tersebut. Komponen LDR ini bekerja dengan cara menerima cahaya yang masuk. Jika cahaya terang, maka tingkat resistensi dari LDR ini akan rendah dan tidak membuat rangkaian tersebut mengalirkan arus ke arah buzzer atau speaker yang terdapat di dalam rangkaian tersebut. Sementara kejadian sebaliknya akan terjadi jika LDR menerima cahaya rendah atau gelap sama sekali. Tingkat resistansi menjadi lebih tinggi sehingga bisa menimbulkan aliran ke arah komponen buzzer. Dengan keadaan tingkat resistansi yang tinggi, komponen IC akan terpicu dan mendorong buzzer untuk menghasilkan suara yang nyaring dan mendeteksi adanya gangguan. Dan perangkat elektronik atau rangkaian ini bisa menggunakan cahaya sebagai alat pengaktifannya jika relay dan juga transistor terhubung dengan pin 3 atau output dari IC 1.

Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian buzzer, semoga rangkaian kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Rangkaian Radio Control, Rangkaian LED Display dan Rangkaian Lampu Hias.

Minggu, 06 Oktober 2013

Rangkaian Clipper

Rangkaian clipper atau biasa disebut rangkaian pemotong memiliki fungsi untuk melakukan pemotongan atau menghambat serta menghilangkan beberapa sinyal yang masuk dimaan besarannya melebihi batas yang telah ditentukan. Salah satu contoh dari rangkaian clipper dengan pola sederhana adalah rangkaian penyearah setengah gelombang. Pada rangkaian ini akan bekerja dengan melakukan pemotongan atau menghambat serta menghilangkan sebagian sinyal input jika diatas dan juga di bawah angka nol.

Rangkaian Clipper

Rangkaian dasar clipper ini bisa menggunakan dioda. Rangkaian clipper yang menggunakan dioda ini bisa dirangkai menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah rangkaian clipper seri dan juga rangkaian clipper parallel yang bisa digunakan untuk menyusun rangkaian tersebut. Rangkaian clipper seri akan menghubungkan tiap dioda secara berjajar dengan beban, sementara untuk rangkaian clipper paralel akan menghubungkan dioda yang dipasang paralel dengan beban yang ada di rangkaian tersebut. Untuk masing-masing jenis rangkaian tersebut, rangkaian clipper ini dibagi menjadi negatif (pemotong pada bagian negatif) dan juga clipper positif (pemotong bagian positif). Clipper Seri Poin-poin yang perlu diperhatikan dari rangkaian clipper seri dengan dioda adalah : Dioda dan baterai sebagai rangkaian utama clipper dipasang secara seri dengan sumber sinyal. Bila output rangkaian adalah katoda dioda, maka bagian positif dari sinyal input akan dilewatkan, dan bagian negatif akan dipotong (berarti clipper negatif).

Sistem kerja dari rangkaian seri adalah bila hasil keluaran atau output pada rangkaian adalah anoda dioda, maka bagian positif akan dipotong (berarti clipper positif). Besarnya pemotongan atau penghilangan sinyal adalah tegangan baterai ditambah tegangan diode. Sementara untuk sistem kerja pada rangkaian paralel sebagai berikut : Dioda dan baterai akan dipasang secara paralel pada rangkaian clipper tersebut. Bila hasil keluaran atau output pada rangkaian paralel menggunakan katoda dioda, maka negatif akan dipotong atau disebut juga clipper negatif. Namun bila hasil keluaran atau output rangkaian paralel dengan anoda dioda, maka bagian positif akan dipotong. Demikian sedikit informasi mengenai rangkaian clipper yang bisa membantu menambah pengetahuan anda.