Di dalam rangkaian sensor air, komponen timer NE 555 akan berkerja dengan modus astabil. Hal ini disebabkan oleh arus emitor yang muncul dari komponan transistor BC548 yang mempunyai keuntungan yang lebih tinggi. Dalam mode astabil ini, komponen IC 555 akan berfungsi sebagai osilator. Dan komponen IC 555 tersebut akan bekerja dengan menggunakan mode osilator yang dipenuhi dengan arus yang lebih tinggi sehingga bisa memicu hal tersebut. Probe sendiri akan merasakan kelembaban pada bagian atasnya. Dan transistor sendiri bisa diaktifkan ON dan tentunya arus akan mulai mengalir ke basis serta emitor.
Gambar Skema Rangkaian Sensor Air
Pada mulanya pasokan akan diaktifkan ON, dan tegangan pada output atau keluaran dari pin timer 555 tersebut adalah 0 V. Ditahap ini sendiri transistor tidak bisa bekerja sebagai arus dengan nilai emitor yang rendah. Pin 8 Vcc dari timer 555 sendiri memiliki hubungan ke kolektor dari transistor itu sendiri. Transistor sendiri pada posisi OFF yang tentu saja tidak ada pasokan untuk komponen Timer 555. Ketika air menyentuh probe, transistor akan mulai bekerja. Pengaruhnya terjadi ketika komponen IC 555 tersebut mendapatkan tenaga untuk mulai beroperasi.
Saklar dalam keadaan ON atau OFF bisa digunakan untuk mengendalikan konduksi di dalam rangkaain tersebut. Probe sendiri harus terdiri dari logam yang non reaktif yang tentu saja tidak akan terjadi induktansi atau kapasitansi. Alternatif yang juga bisa digunakan yaitu dengan menggunakan kabel tembaga. Komponen resistor dasar tidak perlu digunakan dalam Rangkaian Sensor Air tersebut. Pasalnya transistor langsung berada ke dalam mode emitor pengikut. Impedansi pada bagian emitor ini atau rangkaian osilator akan bertindak sebagai pembatas arus.
[…] menggunakan variasi suara. Baca juga artikel rangkaian elektronika lainnya, seperti Rangkaian ATS, Rangkaian Sensor Air dan Rangkaian Arus […]
BalasHapus